Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mari Pilih Kepala Daerah yang Sehat Menurut WHO!

27 September 2016   13:19 Diperbarui: 27 September 2016   22:18 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istimewa.

Definisi sehat menurut WHO adalah 'health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity'. Dari definisi ini kita bisa melihat bahwa sehat bukan saja tidak ada penyakit atau kecacatan, tetapi mencakup hal yang lebih luas yaitu sehat secara fisik, mental dan sehat sosial. 

Oleh karena itu untuk memilih pemimpin bangsa dalam hal ini pemimpin daerah yang saat ini sedang berlangsung, tim pemeriksa kesehatan calon kepala daerah baik untuk gubernur dan bupati/wali kota merujuk pada definisi sehat tersebut.

Saat ini secara serentak di seluruh Indonesia proses pemilihan kepala daerah memasuki proses pemeriksaan kesehatan. Ada 93 wilayah yang akan memilih kepala daerahnya terdiri dari 7 gubernur, 68 Bupati dan 18 wali kota dengan 284 calon kepala daerah dan wakil.

Proses pemeriksaan kesehatan dilakukan selama 2 hari meliputi pemeriksaan yang lengkap dengan melibatkan puluhan dokter bahkan untuk untuk Calon Gubernur DKI sampai melibatkan lebih dari 100 tenaga medis.

Memang hasil pemeriksaan kesehatan ini bukan untuk konsumsi publik tetapi rekomendasi yang dihasilkan oleh tim kesehatan yang dimotori oleh IDI, yang hari ini tanggal 27 September sedang mengadakan rapat pleno harus diindahkan oleh pimpinan KPUD dan parpol.

Pemeriksaan kesehatan juga meliputi pemeriksaan fisik oleh tim dokter termasuk kesehatan jiwa oleh psikiater, pemeriksaan psikis oleh tim psikologi dan pemeriksaan narkoba oleh tim Badan Narkotika Nasional. 

Pengalaman beberapa waktu sebelumnya, ada calon kepala daerah yang memprotes hasil pemeriksaan kesehatan ini dan bahkan mengirim suporternya untuk protes ke RS seharusnya tidak terulang kembali. Tentu kita berharap bagi para calon yang direkomendasikan tidak sehat baik itu tidak sehat fisik maupun jiwanya harus legowo untuk mundur bukan malah sebaliknya melakukan protes pada tim kesehatan.

Penyakit-penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium dalam proses seleksi kesehatan antara lain penyakit kencing manis (DM), kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi, kadar asam urat yang tinggi, hipertensi dan kelainan darah. Berbagai gangguan kesehatan lain juga dapat terdeteksi melalui pemeriksaan kesehatan yang lengkap ini. 

Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan jantung dan paru juga akan terdeteksi dengan pemeriksaan kesehatan yang super lengkap ini. Selain itu pemeriksaan screaning awal adanya kemungkinan kanker dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium, foto dada serta USG abdomen.

Harus dipastikan apakah ada kelainan pada organ-organ yang diperiksa tersebut termasuk terdeteksi adanya kanker pada para calon pemimpin daerah tersebut. Saat ini penyakit jantung pembuluh darah, kanker termasuk stroke sudah menjadi pembunuh nomor satu buat masyarakat kita. 

Tentu kita tidak berharap bahwa pemimpin daerah ini akan sakit berat bahkan mengalami kematian saat menjadi pemimpin daerah. Kita berharap calon kepala daerah tersebut tetap sehat menjadi kepala daerah selama 5 tahun ke depan. Oleh karena itu rekomendasi dari hasil tes kesehatan ini sekali lagi harus menjadi perhatian buat KPUD dan parpol.

Selain dari hasil pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan kejiwaan dan pemeriksaan psikologi bisa turut membantu apakah secara kejiwaan para kepala daerah ini sehat atau tidak. Karena ini sangat berhubungan dengan perilaku mereka saat mereka terpilih kelak menjadi kepala daerah. Para kepala daerah yang menjadi tersangka korupsi merupakan orang-orang yang tidak sehat psikisnya maupun jiwa sosialnya. 

Cuma masalahnya apakah pemeriksaan jiwa dan psikologi dapat mendeteksi apakah kepribadian seseorang cenderung akan melakukan kegiatan anti sosial atau tidak dikemudian hari. Seseorang yang melakukan korupsi pasti melakukan tindakan tersebut secara sadar dan kalau jiwanya sehat tidak mungkin melakukan tindakan tersebut. 

Hal ini penting untuk kita ketahui bahwa para koruptor tersebut memang terganggu jiwanya, orang yang sehat jiwa dan psikologinya pasti akan berpikir dua kali untuk merampas uang rakyat cuma masalahnya kegiatan korupsi sudah dianggap rutin dan dianggap tidak akan merugikan siapa-siapa.

Untuk para calon kepala daerah atau wakil kelapa daerah yang terbukti positif pemakai narkoba sebaiknya digugurkan saja oleh KPU atau partai politik pengusungnya.

Kalau kita cermati dan melihat pengalaman sebelumnya ternyata ada calon kepala daerah yang mengalami sakit berat saat menjabat atau melakukan korupsi dan kebohongan publik bahkan menjadi pemakai Narkoba.

Oleh karena ini apa yang dihasilkan oleh rapat pleno tim pemeriksa kesehatan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah harus diindahkan oleh KPUD dan parpol pengusung, termasuk hasil pemeriksaan kepada para petahana yang turut maju saat ini. Hasil pemeriksaan kesehatan para petahana yang meloloskan mereka 5 tahun yang lalu belum tentu sama dengan pemeriksaan kesehatan saat ini.

Akhirnya selalu harus kita ingat bahwa sehat yang yang menjadi rujukan kita adalah sehat menurut WHO, siapapun harus legowo atas hasil pemeriksaan kesehatan ini.

Salam sehat,

Dr. Ari F Syam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun