Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kaum Hawa, Anemia dan Tekanan Darah Rendah Itu Berbeda, Lho

23 April 2016   20:26 Diperbarui: 24 April 2016   11:33 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: cf.ltkcdn.net"][/caption]Bulan April adalah bulan kaum wanita, karena di bulan ini, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, hari emansipasi kaum wanita. Tetapi ada hal yang harus menjadi perhatian ternyata ada suatu keadaan sakit yang memang lebih banyak dialami oleh kaum wanita dibandingkan kaum pria. Satu keadaan di mana wanita berbeda dengan pria adalah, ketika wanita dewasa akan rutin mengalami menstruasi setiap bulannya. Kondisi menstruasi ini memang bisa menyebabkan hemoglobin turun sehingga kadang menyebabkan anemia. Oleh karena itu anemia memang lebih sering dialami para wanita dibandingkan para pria.

Anemia atau pucat perdefinisi adalah kondisi seseorang mempunyai kadar hemoglobin yang rendah. Pada wanita, nilai normal hemoglobin 12-16 gr/dl, sedangkan pada pria 13,5-18 gr/dl. Secara klinis biasanya pasien terlihat pucat dan lemas. Anemia sendiri sebenarnya juga bermacam-macam penyebabnya. Anemia karena produksi yang rendah, anemia karena perdarahan, anemia kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, anemia karena penghancuran berlebih atau anemia karena penyakit kronis misalnya kanker.

Kondisi lain yang juga kadang kala terjadi pada wanita adalah hipotensi atau tekanan darah rendah. Masyarakat sering menggunakan istilah darah rendah. Hipotensi yaitu suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik hanya 90 mmHg atau kurang dan diastolik 60 mmHg atau kurang. Jadi jika TD seseorang 90/60 mmHg atau kurang sudah bisa disebut mengalami hipotensi. Seperti yang saya sebutkan di atas, kejadian hipotensi lebih banyak dialami para wanita dari pada pria karena berhubungan dengan perdarahan per vagina (menstruasi/melahirkan) atau kehamilan yang juga bisa menyebabkan terjadinya hipotensi.

Karena kondisi anemia dan hipotensi ini sering tumpang tindih atau sekilas mirip, kadang kala masyarakat hanya mengambil jalan pintas untuk mengatasi kondisi hipotensi dengan mengonsumsi zat besi. Tentu hal ini menjadi tidak tepat. Hal ini yang memang harus dipahami oleh masyarakat membedakan antara anemia atau hipotensi: antara pucat dengan tekanan darah rendah.

Gejala klinis pucat dan tekanan darah rendah biasanya mirip, pasien sama-sama merasakan lemah, pusing dan seperti melayang. Kadang kala penyebabnya bisa sama. Pasien dengan anemia karena perdarahan bisa juga mengalami tekanan darah rendah. Saya beberapa kali mendapatkan pasien yang sebenarnya kadar hemoglobin normal tetapi mempunyai tekanan darah rendah. Bila demikian, mengosumsi zat besi sebenarnya tidak tepat. Tentu kadar zat besi yang tinggi di dalam darah juga tidak diperbolehkan dan bisa menimbulkan permasalahan kesehatan. Oleh karena itu masyarakat harus berhati-hati untuk memastikan apakah memang mengonsumsi zat besi untuk indikasi anemi atau pucat atau untuk tekanan darah rendah.

Gejala yang sering timbul pada pasien tekanan darah rendah adalah pusing, sempoyongan terutama saat tiba-tiba melakukan perubahan posisi tubuh (misalnya dari membungkuk kemudian posisi tubuh lurus), atau saat tiba-tiba duduk dari tidur atau dari duduk berdiri terasa gelap. Sekilas ini mirip dengan gejala anemia yaitu pasien merasa pusing tetapi pada anemia tidak ada peningkatan pusing atau pandangan gelap saat perubahan posisi.

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan tekanan darah rendah atau darah rendah adalah kehilangan cairan atau darah. Misalnya muntah-muntah hebat, mencret atau diare, perdarahan baik melalui saluran cerna atas maupun saluran bawah yang terjadi tiba-tiba, perdarahan melalui vagina, infeksi berat atau gangguan pada jantung. Ada obat-obatan yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah, antara lain obat anti darah tinggi, obat penenang, atau obat diuresis (untuk merangsang buang air kecil). Hal ini penting diketahui agar kita bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadi tekanan darah rendah. Memang kita juga harus mengetahui bahwa perdarahan per vagina selain menyebabkan tekanan darah turun juga bisa menyebabkan terjadinya anemia.

Sebenarnya yang juga harus diketahui oleh masyarakat bahwa informasi mengenai pucat atau darah rendah ini ini menjadi penting buat masyarakat. Jangan menjadi dokter buat diri sendiri karena keluhan bisa sama, tetapi penyebabnya bisa beda. Kalau beda penyebab, tentu beda obatnya. Sekali lagi saya tegaskan darah rendah atau tekanan darah rendah bukan zat besi obatnya. Zat besi untuk gangguan kesehatan karena pucat atau anemia karena kekurangan zat besi.

Salam sehat,

Dr. Ari F. Syam

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun