Dalam laporan akhir minggunya kemarin tanggal 6 Februari 2016, Physician First Watch (baca:Â CDC Offers New Zika Guidelines for Reducing Sexual-Transmission Risk, Caring for Pregnant Women), jurnal yang berbasis di Amerika menyampaikan perkembangan mutakhir dari virus Zika. Wah ternyata perkembangan terakhir, virus Zika selain menular dari satu orang ke orang lain melalui nyamuk Aedes Aegypti, ternyata juga bisa ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual baik melalui vagina, anal maupun oral seks.
Tentu ini merupakan perkembangan mutakhir karena pada awal kemunculan dan sampai diumumkan terjadinya kejadian luar biasa, penularan virus tidak secara langsung dari satu orang ke orang lain. Dan ternyata laporan terakhir bahwa virus itu sudah menular secara langsung dari satu orang ke orang lain yaitu melalui hubungan seksual.
Masih dari laporan tersebut disampaikan bahwa virus Zika ini dapat ditularkan melalui transfusi darah. Sepertinya mirip dengan virus hepatitis C dan HIV virus yang penularannya melalui hubungan seksual dan transfusi darah.
Bahkan yang menarik selain di darah, ternyata virus ini juga ditemukan pada air liur dan urine. Pantas saja pemerintah Amerika melarang para pria Amerika yang baru datang dari daerah outbreak untuk berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil kecuali pakai kondom sampai persalinan.
Masyarakat yang baru datang dari daerah outbreak dilarang untuk melakukan donor darah sampai 28 hari sejak kedatangannya kembali di USA. Melalui media sosial saya mencoba berkomunikasi dengan para pakar antara lain Dr.Erni Nelwan konsultan penyakit Tropik infeksi dari FKUI/RSCM yang menyatakan terlalu dini menyebutkan bahwa virus ini bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain secara langsung.
Membutuhkan jumlah virus yang banyak utk bisa tertular melalui air liur misalnya. Pakar molekuler biologi dari Lembaga Eijkman Jakarta yang kebetulan terlibat langsung pada isolasi virus Zika di Indonesia Prof Herawati, juga setuju atas komentar Dr.Erni bahwa kita harus menunggu laporan yang lebih lengkap mengenai hal ini.
Sebagai mana kita ketahui, Informasi penemuan virus Zika di Indonesia juga dilaporkan dan dipublikasi di jurnal Emerging Infectious Disease terbitan Centre of Disease Control Amerika (baca: Isolation of Zika Virus from Febrile Patient, Indonesia). Virus ini diisolasi hanya pada 1 pasien dari 103 sampel pasien yang diskrining. Pasien ini secara klinis menderita DHF tetapi melalui pemeriksaan PCR, NS1 atau ELISA untuk virus Dengue hasilnya negatif. Pasien yang positif virus Zika ini seorang laki-laki berumur 29 tahun.
Pasien mengalami demam mendadak selama 2 hari mengalami nyeri sendi, nyeri otot dan lemas. Pasien tidak mengalami merah2 pada kulit atau mata merah. Pada pemeriksaan darah tidak ditemukan penurunan trombosit. Pasien ini juga sembuh setelah 2 hari dirawat tanpa komplikasi. Seperti yang disebut pada laporan di jurnal tersebut. Info mengenai kasus Zika di Indonesia menunjukan bahwa virus Zika tidak sebahaya virus Dengue penyebab infeksi demam berdarah.
Walau bagaimana tentu kita berharap bahwa tidak terjadi peningkatan kasus infeksi virus Zika di Indonesia. Langkah2 serius tetap harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus di Indonesia. Alat pemantau kenaikan suhu tubuh (thermal scanner) harus diaktifkan pada bandara2 internasional agar adanya kasus yang diduga terinfeksi ini bisa terdeteksi dari awal.
Mudah-mudahan infeksi virus Zika ini tidak terjangkit secara luas di Indonesia...
Salam sehat.
Dr.Ari Fahrial Syam
Ketua PAPDI Jaya.
----
Ilustrasi: www.ctvnews.ca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H