Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cermati Udara Dingin di Tanah Suci agar Ibadah Umrah Optimal

3 Januari 2016   08:03 Diperbarui: 3 Januari 2016   09:09 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cermati udara dingin di Tanah Suci agar ibadah Umrah optimal

Saat ini dikhabarkan suhu udara di Saudi Arabia baik kota suci Mekah maupun Madinah sangat dingin mencapai suhu dibawah 20 derajat celcius. Bahkan untuk kota Madinah pada malam hari suhu bisa mencapai dibawah 10 derajat celcius. Teman saya yang kebetulan dokter yang saat ini di akhir bulan Desember dan awal Januari sedang melaksanakan ibadah Umrah menyampaikan banyak masyarakat yang tidak mengantisipasi udara dingin tersebut, mereka mengalami gangguan kesehatan berupa mimisan, batuk pilek dan bibir pecah-pecah sehingga menurunkan nafsu makannya. Tentu kondisi ini sangat mengganggu para jamaah yang sedang melaksanakan ibadah Umrah. Oleh karena itu para jamaah umrah harus  dapat mensiasati udara dingin tersebut  agar para jamaah tetap dalam keadaan sehat dan tetap dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.

Saya coba mengidentifikasi 3 penyakit yang timbul selama ibadah umrah dalam suhu udara yang ekstrim tersebut, penyakit tersebut antara lain:

  1. Penyakit yang sudah ada sebelumnya pada jamaah tersebut yang mengalami kekambuhan karena udara yang dingin antara lain asma (sesak nafas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin.
  2. Penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin : kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan. Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa jamaah umrah.
  3. Penyakit yang tidak terjadi secara langsung sebagai akibat udara dingin tersebut. Jamaah yang tertular batuk-pilek dari teman sekamar yang kebetulan mempunyai alergi dan terinfeksi sehingga dapat menularkan kepada yang lain.

Para jamaah yang mempunyai resiko tinggi gangguan kesehatan karena cuaca dingin yaitu para jamaah usia lanjut, para jamaah yang mempunyai penyakit diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah serta para jamaah yang mempunyai masalah dengan tiroidnya.

Selain faktor cuaca keadaan lain yang dapat memperburuk kesehatan para jamaah adalah kelelahan akibat perjalanan yang lama dan melelahkan. Selain itu   proses naik dan turun kendaraaan dari bandara menuju penginapan juga akan menyebabkan kelelahan tersebut makin menjadi. Belum lagi proses pembagian kamar yang kadang kala berlarut-larut yang pada akhirnya keadaan ini akan membuat kelelahan para jamaah semakin menjadi. Oleh karena itu hal yang perlu dicermati oleh para jamaah dan para pengelola ibadah umrah adalah  agar bagi para jamaah tersedia waktu  istirahat yang cukup setelah sampai di penginapan.  Rasa bersyukur dan ingin segera melihat Masjid Nabawi serta ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW kadang kala mengalahkan rasa lelah yang ada selama perjalanan dan sampai di penginapan. Walau bagaimanapun secara keseluruhan tubuh kita juga perlu istirahat walau kadang kala semangat yang ada dapat mengalahkan kelelahan tersebut. Oleh karena itu yang harus selalu diingat oleh para jemaah untuk istirahat yang cukup, setelah sampai di penginapan.

Bagaimana mensiati udara dingin?

Tiada lain untuk mensiati udara dingin kita harus menutupi badan kita agar udara dingin yang menyengat tidak lansung kontak dengan kulit kita. Gunakan jaket yang dapat menutupi seluruh tubuh kita, diusahakan untuk menggunakan pakaian berlapis gunakan tutup kepala tambahan, kaus kaki tebal dan sarung tangan selama berada diluar.

Diusahakan selalu untuk menggunakan pakaian yang kering dan bersih.Udara dingin yang menyengat dan langsung kontak dengan kulit akan menyebabkan kulit menjadi kering oleh karena itu harus selalu mengolesi lotion pada kulit tangan dan telapak kaki agar kulit tidak mengering dan tidak menimbulkan luka. Bibir dan lubang hidung juga diusahakan untuk selalu diolesi krim tentunya krim yang diperuntukan untuk bibir dan hidung agar bibir tidak kering dan tidak menimbulkan luka yang pada akhirnya akan mengurangi nafsu makan. Mimisan atau keluar darah dari hidung sering terjadi pada jamaah yang mengalami kekeringan pada lubang hidungnya.

Minum yang cukup untuk mencegah para jamaah jatuh kedalam dehidrasi atau  kekurangan cairan yang akan memperburuk kesehatan akibat udara dingin tersebut. Selama di Mesjid diusahakan untuk tetap minum, tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam  selalu tersedia didalam dan diseputar Masjid Nabawi atau di Masjidil Haram. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi dan tubuh menjadi tidak tahan terhadap dingin. Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh hal ini merupakan tanda  bahwa kita harus meningkatkan untuk mengkonsumsi air.

Makan merupakan hal penting dan selalu diperhatikan. Rasa makanan  dan tidak suka makanan tertentu harusnya dibuang jauh-jauh. Rasanya tidak akan sulit untuk mencari rumah makan Indonesia dengan selera Indonesia disekitar Mesjid Nabawi atau penginapan di sekitar Masjid baik di Madinah maupun di Makah jika bosan dengan katering yang disediakan oleh pengelola umrah. Aktifitas ibadah termasuk pergi dan pulang dari penginapan dan ke mesjid  akan menghabiskan tenaga kita oleh karena itu harus diimbangi makan yang cukup. Apabila asupan makan kita tidak baik tentunya secara umum hal ini juga akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan makanan yang kita makan itu bersih dan relatif baru jangan jatah makan yang seharusnya segera dimakan tertunda dimakannya sehingga tentunya makanan tersebut akan berubah dan mudah terkontaminasi. Biasanya pemberian makanan yang resmi dari catering penyelenggara ibadah umrah disertai keterangan berapa jam makanan tersebut dapat dikonsumsi dan kapan tidak dapat dikonsumsi lagi.

Untuk mencegah para jamaah terpapar dengan udara dingin diluar Mesjid, sebaiknya memang diatur agar saat sholat Zuhur dan Ashar para jamaah tetap menunggu saja di mesjid tentunya sebelum sholat sudah makan terlebih dahulu atau jika memungkinkan diantara waktu sholat Zuhur dan Ashar dapat keluar masjid untuk makan, atau para jamaah umrah tetap berada di Mesjid selama  waktu setelah  Ashar dan Magrib dilanjutkan waktu  Isya.

Ibadah Umrah memang waktunya pendek sehingga kita harus bisa mengoptimalkan waktu yang pendek tersebut dengan ibadah yang maksimal tanpa gangguan kesehatan yang berarti.

Mudah-mudahan informasi ini dapat digunakan untuk antisipasi dan mengatasi masalah udara ekstrim yang ada saat ini di Saudi Arabia.

           

Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB

Mantan petugas kesehatan haji

Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM

Wakil Ketua PB PAPDI[caption caption="Masjid Nabawi di malam hari"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun