Diabetes melitus merupakan penyakit yang semakin meningkat angka kejadiannya dalam masyarakat Indonesia dan dunia. Diabetes melitus yang akrab disebut kencing manis ini, merupakan kondisi hiperglikemia kronis dimana kadar gula dalam darah melebihi ambang batas toleransi tubuh kita untuk tetap dalam kondisi kesehatan yang optimal.
Gula memang manis, namun komplikasinya sama sekali tidak manis.
Masyarakat kemudian berjuang dengan berbagai cara untuk menghindari komplikasi diabetes. Berobat ke dokter, berobat dengan herbal tradisional, berobat dengan suplemen modern, atau malah abai terhadap kondisi ini dan membiarkannya begitu saja karena tidak dirasakan berat gejalanya. Daripada stres? Begitu kira-kira pembelaan abainya penderita diabetes (untuk selanjutnya disebut "diabetesi").
Penulis mengamati ada banyak suplementasi yang dijual di pasaran. Bisnis besar. Namun yang mana sebenarnya yang diperlukan oleh diabetesi dari sekian banyak suplemen tersebut?
Kita harus sadari dulu apa makna suplementasi ini. Suplementasi diberikan karena ada komponen yang kurang. Jadi targetnya adalah kecukupan nutrisi yang seimbang. Mengkonsumsi suplemen pun, diabetesi harus tetap mengkonsultasikannya dengan dokter.
Diluar suplemen yang dibisniskan mahal tersebut, sebenarnya kita hanya harus menambahkan beberapa komponen murah tapi penting dalam asupan sehari-hari diabetesi. Dan inilah beberapa yang direkomendasikan.
1. Kayu manis
Kayu manis vs kencing manis? Hehe. Dalam beberapa referensi, setengah sendok teh kayu manis ditambahkan dalam menu sehari-hari. Atau diseduh seperti teh juga bisa. Tidak direkomendasikan lebih banyak dari jumlah itu.
2. Magnesium
Magnesium meningkatkan kepekaan insulin (pada diabetes melitus tipe 2 terjadi resistensi insulin). Makanan yang kaya magnesium adalah nasi merah, bayam, dan kacang polong.
3. Kromium