Ampun aku kaget parah setengah melompat. Suara keras mengagetkanku lalu kutengok perlahan, "loh kamu sedang apa di kapal ini, ke Lampung juga?" tanyaku lemas sambil mengembalikan jiwaku yang sempat hilang. Setengah ingat dan lupa. Sepertinya aku ingat, jiwaku terkumpul sudah, "Ita?" kuteriakkan namanya.Â
"Sssssttt, iya... nanti semua orang tahu namaku ih.." potongnya cepat. Ita seprofesi denganku, beda universitas.Â
"Kamu dapat penempatan di Lampung juga?" tanyaku dan melihat anggukannya. Kataku dalam hati, akhirnya ada teman seperjalanan, aku tenang. "Eh tadi dimana, aku keliling kapal tidak melihat kamu" tanyaku.Â
"Aku tidur di mobil, lebih enak di dalam mobil. Kapal terasa berhenti maka aku turun, eh lihat kamu bengong disini" katanya. Enak juga ya bawa mobil, pikirku.Â
"Keluarga tidak ikut" tanyaku. "Nanti mereka menyusul selesai pelatihan itu" jawabnya.  Acara pelatihan  dijadwalkan 1 minggu. Diperbolehkan pulang dan diharapkan segera kembali untuk langsung ke daerah yang ditunjuk. Saat pulang nanti aku bawa mobil saja, rencanaku.
Kapal merapat, sempurna berlabuh. Melanjutkan perjalanan bersama teman sangat nyaman. Kuambil alih kendara mobil melaju menyusuri tepian dataran tinggi dipinggir pantai. Jauh memandang terlihat pasir putih terbentang luas dengan batas biru laut yang indah. "Indah sekali laut itu" kataku.Â
"Kalianda" decak kagumku. Jauh berbeda disaat berlabuh. pikirku. Laut biru membuat lamunanku terusik, ada apa di dalamnya. "Banyak penyelam ke pantai itu", sambung Ita. Sayang sekali, Â waktu tidak tepat membuat wacana tambahan perjalanan sekedar melihat pantai nan putih, tugas menanti kepatuhan waktu. Bayang rencana terpapar dalam impianku minggu depan.
Kelak ke pantai biru itu, akan kubawa keluargaku serta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H