Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Dampak Potensial Zoonosis di Sektor Ketahanan Pangan

22 Agustus 2024   18:38 Diperbarui: 24 Agustus 2024   09:10 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keamanan Pangan (Sumber: Freepik.com)

Pemerintah saat sedang menyiapkan transisi pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Terbukti, pembentukan Badan Gizi Nasional disinyalir menjadi salah satu bagian dari upaya transisi itu.

Namun, apakah pengendalian zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, atau sebaliknya) juga menjadi atensi serius pemerintahan berikut nya? Ini yang menarik untuk dibahas.

Pasalnya, penyiapan pangan dan gizi sebagai representasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Gizi Nasional tanpa ada pengawalan zoonosis ini tidak akan optimal dicapai.

Terlebih, dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi penyebaran penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali berupa zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia. 

Meski pemerintah telah mengantisipasi kejadian zoonosis dengan menerbitkan Permenko PMK nomor 7 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, namun instansi yang khusus dan serius dalam pengendalian zoonosis masih gamang. Bahkan zoonosis dapat memiliki dampak serius terhadap ketahanan pangan. 

Penyakit ini bisa menyebabkan kerugian pada populasi ternak dan hewan yang dibudidayakan, mengganggu produksi pangan hewani, dan meningkatkan risiko kesehatan bagi manusia. 

Ilustrasi Keamanan Pangan (Sumber: Freepik.com)
Ilustrasi Keamanan Pangan (Sumber: Freepik.com)

Tanpa mengesampingkan peranan kementerian/lembaga yang sudah menangani zoonosis, berikut adalah beberapa dampak potensial zoonosis terhadap ketahanan pangan dan gizi nasional:

Pertama, Kerugian Ekonomi. 

Wabah zoonosis dapat mengakibatkan penurunan populasi hewan ternak, yang berdampak pada ketersediaan daging, susu, dan produk hewani lainnya. Hal ini bisa menyebabkan lonjakan harga pangan hewani dan mempengaruhi kestabilan pasar.

Kedua, Gangguan Rantai Pasokan. 

Untuk mengatasi wabah zoonosis, pemerintah sering kali perlu memberlakukan karantina atau pembatasan perdagangan hewan dan produk hewani. Ini dapat mengganggu rantai pasokan pangan dan menyebabkan kelangkaan.

Ketiga, Risiko Kesehatan Manusia dan ancaman keamanan pangan. 

Beberapa zoonosis dapat menular ke manusia dan menyebabkan penyakit serius, yang dapat mengurangi produktivitas kerja dan meningkatkan beban pada sistem kesehatan.

Keempat, Ketidakpastian dan Penurunan Kepercayaan terhadap produk pangan. 

Wabah zoonosis dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap produk hewani, yang berdampak pada pola konsumsi dan permintaan pangan.

Kelima, Biaya Pengendalian. 

Biaya untuk pengendalian dan pencegahan zoonosis, termasuk vaksinasi dan program biosekuriti, dapat tinggi dan mempengaruhi harga produk pangan.

Untuk memitigasi bahaya zoonosis terhadap ketahanan pangan, penting untuk menerapkan kebijakan pengawasan kesehatan hewan yang ketat, praktik biosekuriti yang baik, dan penelitian berkelanjutan mengenai penyakit zoonotik. 

Dengan demikian, sudah sepantasnyalah pemerintah segera membentuk Badan Kesehatan Hewan Nasional. Kelak, badan ini akan mengawal badan pangan nasional, badan gizi nasional dan juga kesehatan secara global dalam pengendalian zoonosis dan penyakit hewan menular strategis lainnya. 

Jika tidak, kita khawatir akan muncul wabah zoonosis yang kemudian akan menghancurkan ketahanan nasional kita. wallahu a'lam bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun