Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mewujudkan KPPS yang Berintegritas

26 Januari 2024   10:03 Diperbarui: 26 Januari 2024   10:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimbingan teknis KPPS (Sumber: Dok Pri)

Sejak kamis, 25 Januari 2024 hingga Jumat 26 Januari 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tanjungpinang menyelenggarakan Pelantikan dan Bimbingan Teknis Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam pemilihan umum Tahun 2024.

Sebagai anggota KPPS, penulis menilai, kegiatan ini, terutama pelantikan yang digelar secara bersamaan di satu tempat merupakan kegiatan perdana yang digelar KPU. Sebelumnya, pelantikan atau pengambilan sumpah dilaksanakan on the spot di Tempat Pemungutan Suara (TPS), beberapa menit sebelum pemilu digelar.

Peran Penting KPPS

KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) memiliki peran penting dalam pemilu. Selain bertanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan proses pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS), KPPS juga memastikan keabsahan dan keamanan suara serta menghitung hasil suara.

Oleh karena itu, KPPS memegang peranan sentral. Tanpa KPPS yang berintegritas, pelaksanaan pemilu tidak akan optimal dan sulit untuk mewujudkan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber Jurdil).

Mewujudkan KPPS yang berintegritas

Mewujudkan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang berintegritas memerlukan beberapa langkah, termasuk:

Pertama, Pelatihan yang Komprehensif. Memberikan pelatihan yang menyeluruh kepada anggota KPPS tentang prosedur pemungutan suara, tata cara penghitungan suara, dan pentingnya menjaga integritas dalam melaksanakan tugas mereka.

Kedua, Pemilihan yang Cermat. Memilih anggota KPPS yang memiliki integritas tinggi dan independen, serta memastikan tidak adanya konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas mereka.

Ketiga, Pengawasan Ketat. Melakukan pengawasan ketat selama proses pemungutan dan penghitungan suara oleh pihak terkait, seperti Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan saksi dari partai politik atau calon independen.

Keempat, Transparansi. Memastikan bahwa seluruh proses pemungutan suara dan penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan transparan, sehingga dapat dipantau oleh publik.

Kelima, Sanksi yang Tegas. Menegakkan sanksi yang tegas terhadap anggota KPPS yang terbukti melakukan pelanggaran atau tindakan korupsi dalam pelaksanaan tugas mereka.

Keenam, Pendidikan Pemilih. Mengedukasi pemilih tentang pentingnya memilih dengan cerdas dan menjauhi praktek-praktek yang merugikan integritas pemilu, seperti politik uang atau pengaruh dari pihak tertentu.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat terwujud KPPS yang berintegritas dalam melaksanakan tugas mereka dalam pemungutan suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun