Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mana Lebih Hebat: Dokter Umum, Dokter Gigi atau Dokter Hewan?

9 Januari 2024   05:48 Diperbarui: 9 Januari 2024   06:10 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter hewan (Sumber: Freepik.com)

Di dalam dunia militer, kita cukup familiar dengan yang namanya Angkatan Darat, Laut dan Udara. Di Indonesia, angkatan dalam militer ini kerap disebut sebagai Tiga Matra.

Angkatan darat bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara di wilayah darat, sedangkan Angkatan udara adalah bagian dari angkatan bersenjata sebuah negara yang digunakan untuk peperangan di udara, juga umumnya bertanggung jawab atas kegiatan militer luar angkasa, seperti peluru kendali balistik antarbenua dan komunikasi satelit. 

Beberapa angkatan udara juga diberi tanggungjawab terhadap aset-aset pertahanan udara seperti artileri anti-udara, peluru kendali darat ke udara, dan sistem pertahanan udara lainnya.

Sementara itu, angkatan laut adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut. 

Meski, dalam praktiknya Angkatan laut tidak hanya menggunakan kapal laut, beberapa personelnya juga ada yang menggunakan pesawat untuk mendukung pertahanan di laut.

Di dunia kedokteran, sebenarnya juga ada pembagian kedokteran. Meski tidak populer, namun istilah tiga matra juga sejatinya ada di kedokteran. Yakni, kedokteran, kedokteran gigi dan kedokteran hewan.

Dari definisinya juga kurang lebih sama. Kedokteran atau dulu sering disebut kedokteran umum merupakan induk dari seluruh kedokteran. Kedokteran adalah ilmu dan praktik dalam melakukan diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit. 

Kedokteran meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit.

Selanjutnya, kedokteran gigi merupakan ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan pada gigi, mulut, dan maksilofasial melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan.

Sementara itu, kedokteran hewan adalah suatu disiplin ilmiah bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari cara melakukan diagnosis, terapi, dan pencegahan penyakit pada hewan. 

Ilmu kedokteran hewan diterapkan secara luas terhadap berbagai hewan, baik hewan domestik (ternak) maupun satwa liar, serta mencakup hewan terestrial dan hewan akuatik (ikan, ampibi dan hewan air lainnya).

Ketiga disiplin ilmu kedokteran ini, semuanya terhimpun dalam satu rumpun ilmu, yakni sama-sama rumpun ilmu kesehatan.

Namun, pertanyaan yang kerap diajukan oleh masyarakat adalah: mana yang lebih hebat, dokter umum, dokter gigi atau dokter hewan?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita juga kerap mendengar pertanyaan serupa. Mana yang lebih bagus antara angkatan darat, udara atau angkatan laut?

Jawabannya adalah: semua hebat dan semua bagus. Tidak ada satupun profesi yang lebih hebat dan tidak ada satupun militer yang lebih bagus antara satu dengan lainnya.

Pasalnya, semua memiliki keunggulan dibidangnya masing-masing.

Kita tidak boleh menyatakan bahwa dokter hewan merupakan profesi nomor tiga diantara ketiga dokter.

Demikian pula, kita juga tidak pantas membandingkan bahwa angkatan laut tidak lebih bagus dari angkatan darat. Karena sekali lagi, semuanya memiliki keunggulannya masing-masing. 

Kalau berbicara rezeki, semua ada rezekinya. Kalo patokannya adalah materi, semua profesi dan semua angkatan juga banyak yang sukses secara materi.

Bersatu Padu Wujudkan Masyarakat Sejahtera

Mewujudkan kondisi masyarakat yang aman damai dan sejahtera, merupakan tujuan moral dari setiap kita. Oleh karena itu, dalam kondisi normal, setiap profesi menjalankan kewajibannya sesuai dengan tupoksinya. 

Dokter umum akan menjalankan tugasnya dengan pasiennya adalah manusia. Dokter hewan juga menjalankan peranannya dalam menyehatkan hewan. Tidak boleh antara dokter ini saling menyilang (cross border), dokter hewan nangani manusia, dokter manusia menangani hewan. Ini tidak boleh.

Lantas, kapan mereka bisa saling bersatu padu atau boleh lintas batasan? Dokter hewan membantu pasien manusia, dokter umum membantu pasien hewan? Yakni tatkala kondisi darurat.

Kenapa boleh? Namanya darurat atau Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin.

Seperti pandemi Covid-19 yang lalu, di Amerika, Dokter hewan bersatu padu membantu dokter umum dan dokter gigi menangani pasien manusia. Bahkan, vaksinasi Covid-19 juga banyak melibatkan dokter hewan dalam praktiknya.

Meski demikian, secara normatif, tanpa adanya kondisi darurat pun, koordinasi dan kerjasama antara dokter dan dokter hewan juga kerap dilakukan.

Hal inilah yang dinamakan dengan konsep One Health (satu kesehatan). Satu Kesehatan adalah "upaya kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu---bekerja secara lokal, nasional dan global---untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan dan lingkungan.

Contoh kongkretnya adalah dalam penanganan kasus rabies. Penyakit yang sering disebut anjing gila ini merupakan penyakit viral yang mematikan. Hewan penular rabies seperti anjing, kucing, kera dan sebangsanya menjadi agen penular bagi penularan rabies ke manusia. 

Dalam bahasa awamnya, kalau hewannya tidak sehat atau hewannya tertular rabies, maka sekuat apapun penanganan pada manusianya, maka kasus rabies akan terus merebak dan bahkan akan lebih meluas. 

Oleh karena itu, penanganan kesehatan hewan menjadi sangat penting dan peranan dokter hewan tidak boleh diabaikan atau ditinggalkan.

Kalau sudah begini, apakah kita masih saja menganggap rendah satu profesi dengan profesi lainnya? 

Wallahualam bi shawab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun