Nasip orang tidak ada yang pernah tahu. Ungkapan ini rasanya tepat disematkan kepada Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua. Sang bapak Pembangunan Papua itu meninggal dunia pada Selasa (26/12/2023) di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Lukas Enembe merupakan politikus ulung. Namun sayangnya, diakhir hidupnya ia justru terjerat kasus korupsi dan Setelah mengajukan banding terhadap putusan di PN Jakarta Pusat, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta justru memperberat hukuman Lukas Enembe. Eks Gubernur Papua itu divonis kurungan penjara 10 tahun dan denda Rp 1 miliar subsider 4 bulan kurungan.
Lukas Enembe merupakan politisi asli Papua yang namanya cukup dikenal secara nasional. Lukas lahir dengan nama asli Lomato Enembe pada 27 Juli 1967 di Kampung Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara. Saat ini, Tolikara masuk dalam provinsi Papua Pegunungan.
Setelah menamatkan kuliah di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara dengan jurusan ilmu politik. Ia kembali ke Papua pada 1995 dan diterima sebagai PNS pada 1996. Saat itu, ia diterima sebagai PNS di Kabupaten Merauke. Namun, tahun 1998 hingga 2001 Ia tercatat melanjutkan pendidikan tinggi di Cornerstone Christian College di New South Wales, Australia.
Pada 2001, Lukas Enembe berhasil menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya. Saat itu, ia berpasangan dengan Bupati Eliezer Renmaur terpilih dalam pemilihan bupati tidak langsung untuk periode 2001-2006.Â
Ketika menjadi Wakil Bupati, Lukas waktu itu bergabung dalam Partai Damai Sejahtera (PDS) tahun 2003-2006 dan menjabat di Dewan Penasehat. Setelah partai tersebut bubar, ia kemudian bergabung dengan Partai Demokrat sejak tahun 2006 hingga akhir hayatnya.Â
Sebuah konsistensi dalam berpartai yang patut diapresiasi. Sehingga tidak heran jika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, menyampaikan bela sungkawa dan merasa kehilangan.
"Pak Lukas merupakan pribadi yang baik. sebagai individu, tentu selalu ada ketidaksempurnaan dan kekhilafan," ungkap AHY dalam keterangannya, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/12/2023).
Pada 2006, Enembe memulai karir politiknya sebagai kader Partai Demokrat di Papua hingga berhasil duduk di kursi ketua DPD Demokrat Papua. Sehingga, melalui dukungan partai Demokrat pula ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua pada tahun 2006. Namun, ia kalah dari lawan politiknya saat itu, Barnabas Suebu yang diusung PDIP.
Meski kalah dalam pemilihan gubernur, ternyata tidak menyurutkan tekad Lukas untuk menjadi kepala daerah. Ia kemudian kembali turut pada Pilkada 2007 di Puncak Jaya untuk mencalonkan diri sebagai bupati. Ia pun berhasil menang dan duduk sebagai Bupati Puncak Jaya (2007-2012). Saat itu, ia berpasangan dengan Wakil Bupati, Henok Ibo.
Saat masa jabatannya sebagai Bupati Puncak Jaya berakhir, Lukas lalu kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua dan berhasil menang hingga dua periode (2013-2023). Selama menjadi Gubernur Papua, ia berpasangan dengan Wakil Gubernur Klemen Tinal. Namun, sang Wakil Gubernur Papua ini meninggal dunia pada 21 Mei 2021 di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, karena sakit.
Sementara itu, sejak menjadi Gubernur Papua, beberapa capaian pembangunan telah ia raih. Dilansir dari Antara, penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Papua di era kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Klemen Tinal sejak 2013 hingga 2023 terus mengalami kenaikan yang signifikan dalam mendukung pembiayaan pembangunan di daerah.Â
Peningkatan PAD Papua hampir terjadi setiap tahun. Sebagai contoh pada 2020 dari target Rp350 miliar, pencapaiannya hingga sebesar Rp1,7 triliun. Bahkan, pada 2023 telah melebihi target. Realisasi PAD Papua sudah tembus Rp.1,234 triliun atau setara 104,8 persen per tanggal 7 November 2023.
Pada bidang indek pembangunan manusia Papua dari 56,75 pada 2012 meningkat menjadi 63,01 pada 2023. Selama 2020--2023, IPM Provinsi Papua rata-rata meningkat sebesar 0,97persen per tahun.
Sementara untuk sektor kesehatan angka harapan hidup, juga telah mengalami capaian kinerja meningkat dari sebelumnya 64,84 pada 2014 naik menjadi 68,17 tahun di tahun 2023.
Selanjutnya, Di bidang olahraga, pemerintahan kepemimpinan Gubernur Papua Lukas Enembe juga mampu meningkatkan jumlah atlet berprestasi dari 43 orang di tahun 2014 kini sudah mencapai 650 atlet dan Papua memiliki Stadion olahraga yang berskala internasional yang diberi nama Stadion Lukas Enembe.
Pada 2021, Papua juga berhasil menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX untuk pertama kalinya di tanah Papua. Perhelatan akbar ini tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi rakyat Papua. Apalagi Papua berhasil menjadi juara keempat dalam perolehan medali PON XX dengan 93 emas, 66 perak dan 102 perunggu. Sebuah prestasi yang akan dicatat dalam sejarah tanah Papua.
Kini, sang mantan Gubernur itu telah meninggalkan kita semua. Semoga jejak baik yang telah ditorehkan akan terus dilanjutkan. Karena sejatinya juga tidak ada yang sempurna di dunia ini. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H