Pariwisata lokal memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan memperkuat identitas sebuah daerah. Dalam konteks ini, peran masyarakat sangat krusial untuk menjadikan pariwisata lokal sebagai sumber daya yang berkelanjutan dan berkualitas.
Di pulau Bintan misalnya, terdapat pengembangan wisata berbasis masyarakat yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) tepatnya di Desa Ekang Anculai Kecamatan Teluk Sebong dengan destinasinya bernama Desa Wisata Ekang.
Adapun wahana wisata yang ditawarkan oleh masyarakat desa tersebut adalah wisata kemah keluarga (glamping tent), wisata mengendarai motor ATV (All Terrain Vehicle), wisata pemancingan, wisata menunggang kuda, wisata mangrove, wisata olahraga memanah, wisata sepeda dan lain sebagainya.
Selain itu, pengelolaan kawasan pariwisata berbasis masyarakat juga dilakukan di Pemancingan Poyotomo, Pulau Bintan. Meski namanya wisata pemancingan, namun wahana yang ditawarkan tidak hanya berkenaan dengan pemancingan. Tetapi juga menawarkan Camping Ground dan lokasi wisata yang bersuhu dingin dengan pemandangan indah gunung Bintan.
Oleh sebab itu, dalam pengembangan wisata berbasis masyarakat, terdapat tujuh upaya penting yang patut dilakukan, terutama untuk mendukung pariwisata berkelanjutan.
Pertama, Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat. Masyarakat perlu diberdayakan dengan pengetahuan tentang kekayaan budaya dan alam di sekitarnya. Pendidikan mengenai pentingnya melestarikan warisan lokal dapat membentuk kesadaran untuk menjaga lingkungan dan mempromosikan keunikan daerah.
Kedua, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Pengembangan pariwisata lokal dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Pengembangan usaha kecil, kerajinan tangan, dan layanan lokal dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Ketiga, Partisipasi dalam Pelestarian Budaya. Masyarakat memiliki peran kunci dalam melestarikan warisan budaya. Dengan aktif terlibat dalam upaya pelestarian, seperti merawat situs sejarah atau tradisi lokal, mereka dapat memastikan bahwa nilai-nilai budaya tersebut tetap hidup.
Keempat, Keterlibatan dalam Pengelolaan Lingkungan. Masyarakat perlu menjadi penjaga lingkungan di sekitar destinasi pariwisata. Melibatkan mereka dalam program kebersihan, pengelolaan sampah, dan perlindungan alam akan membantu menjaga daya tarik alamiah destinasi wisata.
Kelima, Promosi dan Pemasaran Bersama. Masyarakat dapat berperan dalam promosi pariwisata lokal melalui media sosial, program pemasaran bersama, dan mendukung inisiatif promosi. Dengan demikian, mereka turut berkontribusi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
Keenam, Pengembangan Infrastruktur. Melalui partisipasi aktif dalam pembangunan infrastruktur pariwisata, masyarakat dapat memastikan bahwa fasilitas pendukung, seperti transportasi dan akomodasi, memenuhi standar yang diperlukan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan.
Ketujuh, Pelibatan dalam Pengambilan Keputusan. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengembangan pariwisata lokal. Partisipasi mereka dalam forum diskusi dan konsultasi dapat memastikan bahwa kebijakan yang diambil memperhatikan kepentingan dan kebutuhan mereka.
Dengan peran aktif masyarakat, pengembangan pariwisata lokal dapat menjadi lebih berkelanjutan, memberdayakan ekonomi lokal, dan merawat kekayaan budaya serta alam. Dalam menjalankan peran ini, kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Oleh sebab itu, mari kita gali potensi pariwisata lokal. Wonderful Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H