Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Urgensi Pasar Murah dan Inisiasi Pembentukan Kementerian Koordinator Bidang Pangan

12 Desember 2023   06:09 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:00 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan pasar murah yang dilaksanakan oleh Bidang Ketahanan Pangan DKP2KH Provinsi Kepri (Sumber: Dok. Pri)

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kita sering disuguhkan kegiatan pasar murah. Sebuah kegiatan yang menjual produk pangan sembako (sembilan bahan pokok) kepada masyarakat dengan harga murah atau harga yang disubsidi pemerintah.

Di beberapa daerah, gerakan pasar murah (GPM) sering diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) dan kadang melibatkan BUMN seperti Bulog.

Selain itu, beberapa pasar murah juga digelar oleh Dinas yang membidangi urusan perdagangan di daerah. Namun, istilah yang digunakan bukan pasar murah, tetapi operasi pasar. 

Meski beda istilah, namun prinsip dari keduanya adalah sama-sama menjual pangan yang murah. 

Pangan Murah Bukan Solusi Ketahanan Pangan Jangka Panjang

Sejak dibentuknya Bapanas berdasarkan Perpres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional pada 29 Juli 2021, kegiatan Bapanas yang cukup menonjol dan masif dilakukan di daerah adalah kegiatan Pangan Murah ini. 

Untuk solusi jangka pendek, pangan murah sejatinya cukup dilaksanakan sesekali saja. Tujuannya adalah mengendalikan harga pangan agar lebih terjangkau. Oleh sebab itu, pelaksananya sejatinya cukup oleh Dinas yang membidangi urusan perdagangan saja.

Pasalnya, bahan pangan penting atau Bapokting juga merupakan Tupoksi dinas perdagangan yang juga harus mendapat atensi sebagai prioritas.

Di samping itu, pelaksanaan pasar murah yang dilaksanakan masing-masing instansi juga berpotensi overlapping atau tumpang tindih.

Sebagai contoh, dinas perdagangan telah melakukan operasi pasar murah, namun minggu berikutnya dinas ketahanan pangan juga menyelenggarakan pangan murah. Bagi masyarakat, kegiatan semacam ini memang sangat dinantikan. Mereka akan senang-senang saja. Tapi bagi keberlangsungan perekonomian nasional, terutama bagi ketahanan pangan, ini bukan solusi jangka panjang.

Lantas, seperti apa baiknya Bapanas bertindak? Seperti layaknya dalam olah raga sepakbola, Bapanas sejatinya adalah penyelenggara kompetisi atau bahkan PSSI nya untuk urusan pangan. Bukan pemain sepakbola atau bukan pelaksana yang terlibat langsung sebagai tim sepakbola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun