Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Diidentifikasi oleh Google sebagai Pengarang | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Empat Pertimbangan Ketika Mengajak Anak Melihat Pemotongan Hewan Kurban

8 Juni 2023   23:09 Diperbarui: 13 Juni 2023   03:10 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Idul Adha setiap tahunnya diikuti dengan ibadah Pemotongan hewan kurban. Di Indonesia, pemotongan hewan kurban diperbolehkan dilakukan di luar Rumah Potong Hewan (RPH). Namun, harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Kondisi ini ternyata sangat berbeda jika dibandingkan dengan pemotongan hewan kurban di Arab Saudi. Di negeri raja Salman tersebut, pemotongan hewan kurban justru tidak diperkenankan memotong hewan kurban di sembarang tempat. Pemotongan hanya diperbolehkan dipotong di RPH atau abattoir.

Hal ini mengingat, pemotongan hewan yang dilakukan di luar RPH sejatinya mengandung ancaman risiko. 

Diantaranya adalah risiko kesehatan, penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan jika tidak dilakukan sesuai prosedur. Termasuk, potensi ancaman psikologis bagi siapapun yang melihat secara langsung proses penyembelihan hewan. Khususnya bagi anak-anak.

Lantas, bagaimana seharusnya menyikapi persoalan ini? Karena disatu sisi, memperkenalkan anak untuk menyaksikan proses pemotongan hewan kurban, merupakan tindakan yang patut diapresiasi. 

Tetapi, di sisi lain, pemotongan hewan kurban di luar RPH yang relatif banyak menampilkan tumpahan darah, senjata tajam dan bahkan mungkin karena tidak semua panitia profesional di bidang pemotongan, pemotongan menjadi tidak nyaman untuk disaksikan.

Inilah yang patut dipertimbangkan, apakah anak sebenarnya diperkenankan menyaksikan proses pemotongan hewan kurban secara langsung atau tidak.

Ilustrasi anak bersama hewan Sapi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi anak bersama hewan Sapi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Oleh sebab itu, ada empat hal yang dapat dijadikan pertimbangan ketika akan melibatkan anak untuk melihat pemotongan hewan kurban.

Pertama, sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengajak anak untuk melihat pemotongan hewan kurban. Hanya saja, sebagai orangtua, kita harus bisa menyesuaikan kondisi atau kemampuan anak dalam melihat proses pemotongan hewan kurban. 

Namun, pada anak di bawah umur, sebaiknya tidak diajak dulu melihat proses pemotongan hewan kurban. Ini dikarenakan pemotongan hewan bisa menimbulkan persepsi yang berbeda.

Kedua, pemotongan hewan kurban merupakan kegiatan yang sangat terlihat (eksplisit). Di sana ada penyembelihan, pengulitan, dan lain sebagainya. 

Bagi sebagian orang, kondisi ini dapat mengakibatkan ketakutan, bahkan trauma. Sehingga, bagi panitia hewan kurban, sebaiknya tempat penyembelihan tidak dibiarkan menjadi area terbuka. Namun, diberi penutup dan hanya orang-orang terlibat saja yang dapat melihatnya. 

Hal ini juga mengantisipasi agar hewan lain tidak melihat proses penyembelihan yang dapat membuat hewan menjadi lebih stress.

Ketiga, pertimbangkan kerumunan orang. Adanya banyak orang melihat proses pemotongan, bagi hewan, hal ini juga tidak berdampak baik. 

Mengingat, hewan seperti sapi dan kambing sejatinya merupakan hewan yang cenderung senang berkelompok sesama ternak. Jika kerumunan berubah menjadi kerumunan orang, maka biasanya hewan akan menjadi lebih ketakutan dan stres. 

Adapun salah satu ciri hewan mulai stres adalah hewan mulai gelisah, yang ditandai dengan menggerakkan ekornya.

Akibatnya, kalau hewan kurbannya stres, daging hewannya justru menjadi kurang enak dan warna dagingnya agak gelap dan pucat.

Keempat, menyaksikan melalui video di media sosial. Memperkenalkan proses pelaksanaan kurban pada anak tanpa membuatnya trauma adalah harapan orangtua. 

Oleh sebab itu, salah satu caranya adalah menyaksikannya secara tidak langsung, melainkan melihatnya melalui video. Tentu saja, videonya yang telah diedit atau disamarkan jika terdapat darah, adanya senjata tajam dan proses penyembelihan.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun