Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Lima Titik Kritis Pemotongan Hewan Kurban

4 Juni 2023   12:16 Diperbarui: 7 Juni 2023   11:45 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjualan hewan kurban di Mall Hewan Kurban Haji Doni di Depok, Senin (13/7/2020). (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Namun demikian, guna membantu dalam melakukan pengawasan, biasanya akan dibantu oleh tim petugas/dokter hewan atau tim kesehatan hewan dari instansi terkait. 

Petugas ini akan menjamin kesehatan daging, baik sebelum hewan disembelih (ante mortem) maupun hewan setelah disembelih (post mortem).

Kelima, jangan kemas daging kurban dengan kantong kresek atau plastik warna hitam. Kantong kresek warna hitam merupakan produk daur ulang. Biasanya sudah di didaur ulang sebanyak empat hingga lima kali. 

Bahkan, sebelum didaur ulang, penggunaan sebelumnya pun seringkali tidak diketahui. Bisa jadi dari wadah limbah, pestisida, popok bayi, logam berat, dan sebagainya. Semakin sering kresek di daur ulang, teksturnya juga akan menjadi tebal, tidak elastis atau mudah sobek, kasar, dan berbau. 

Akibatnya, jika digunakan sebagai pengemas makanan, dapat membahayakan kesehatan karena berpotensi menimbulkan zat pemicu kanker (karsinogenik).

Gunakan pengemas daging kurban dengan plastik yang khusus untuk mengemas makanan (food grade) atau juga menggunakan plastik PA/PE berperekat (sealed plastic bag).

Selain itu, pengemasan daging kurban juga dapat menggunakan kemasan vakum. Lewat metode ini, kadar oksigen dapat dikurangi sehingga otomatis proses oksidasi akan berkurang. Proses ini efektif untuk mengurangi ketengikan pada daging.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun