Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Indonesia dan Indeks Kebahagiaan

27 Maret 2023   08:00 Diperbarui: 27 Maret 2023   08:01 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih dan tragis itulah yang dialami oleh persepakbolaan Indonesia saat ini. Mengajukan diri sebagai tuan rumah piala dunia U-20, namun setelah diterima, justru kita sendiri yang menolaknya. Akibatnya, jika ini tidak ada solusi, maka sanksi pun dipastikan akan diberikan FIFA untuk Indonesia.

Sebenarnya, awalnya saya tidak mau ambil pusing dengan kondisi ini. Terlebih sejak tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang lalu, yang menewaskan ratusan supporter Aremania. Saya merasa, sepakbola Indonesia memang bukan olahraga yang menyenangkan. Bahkan, dugaan saya benar, nyatanya, penegakan hukumnya dinilai belum memenuhi rasa keadilan. Mantan Kepala Satuan Samapta Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Bambang Sidik Achmadi dalam sidang putusan perkara tragedi Kanjuruhan, Kamis, 16 Maret 2023, oleh majelis hakim divonis bebas. 

AKP Bambang Sidik dinilai hakim tak layak dipersalahkan. Kendati ia turut memerintahkan penembakan gas air mata untuk mengurai suporter yang beringas di dalam stadion akibat kekalahan 2-3 Arema FC atas Persebaya Surabaya, namun efeknya dinilai tidak parah.

Setali tiga uang, hakim juga memutus tidak bersalah eks Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Wahyu Setyo Pranoto dalam sidang vonis untuk perkara yang sama. 

Indeks Kebahagiaan di Ranah Sepakbola

Seandainya survei indeks kebahagiaan tahun lalu ditanyakan ke masyarakat Malang atau ke masyarakat pendukung sepakbola Indonesia , mungkin hasilnya indeks kebahagiaan Indonesia akan turun. Rasanya, tidak ada masyarakat sepakbola Indonesia yang bahagia atas tragedi kanjuruhan.

Sementara itu, kasus kanjuruhan belum hilang dari ingatan, kini persoalan lain menimpa persepakbolaan Indonesia. Piala dunia U-20 tahun 2023 yang bakal di langsungkan di Indonesia terancam batal. Negara seperti Australia dan Argentina dikabarkan siap menggantikannya.

Sepakbola Seharusnya Meningkatkan Kebahagiaan.


Tanpa menyalahkan pihak mana yang mesti bertanggungjawab terhadap potensi gagalnya piala dunia U20 di Indonesia, sebenarnya saya awalnya berharap, kalaupun timnas Israel ditolak atau dilarang bermain di daerah lain, saya masih beranggapan, Israel masih bisa bermain di Bali.

Dengan keramahtamahan warganya, keamanan daerahnya dan menjadi satu dalam satu pulau, Bali saya kira sangat cocok untuk menjadi tempat bertanding bagi Israel. Biarlah daerah lain menolak, karena menolak Israel memang bagian dari politik negeri kita.

Namun, jujur saya sangat terkejut. Ternyata justru Bali yang paling kuat menolak kedatangan timnas Israel. Surat gubernur Bali bernomor: T.00.426/11470/SEKRET perihal Penolakan Tim Israel Bertanding itu ditandatangani Wayan Koster pada 14 Maret 2023.

Tampaknya Sepakbola kita telah menjadi ajang politik bagi politikus di negeri ini.

Kalau mau jujur, pemain Israel sejatinya sudah pernah main di negara Indonesia ini. Tapi memang bukan di ajang olahraga sepakbola dan itu berjalan dengan baik. Tidak ada penolakan seperti sepakbola. Diantaranya, Misha Zilberman, ia pernah tampil di Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF 2015. Walaupun polemik sempat mengiringi kedatangan Zilberman meski pada akhirnya yang bersangkutan bisa tampil di Istora Senayan Jakarta. Selain itu, ada juga Mikhail Yakovlev. Ia pernah tampil di kejuaraan dunia balap sepeda UCI Track Nations Cup 2023 yang digelar di Velodrome Jakarta, Februari 2023 yang lalu.

Sekarang, kita nantikan jurus jitu dari Erick Thohir, sang ketua umum PSSI bersama timnya, jika gagal, siap-siap indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia akan turun bebas di tahun ini. Bahkan, kita juga menantikan sikap tegas dari pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun