Adapun Delegasi IPB terdiri dari Bachtiar Moerad (Ketua Senat KH IPB) Sofyan Sudrajat, Zulkarnaen Hasan. Sementara dari UNSYIAH hadir Zulkarnaen Hutasoit (Ketua Senat FKH-P UNSYAH) dan dari UNAIR , I Komang Wiarsa Sardjana, M.Munif, Husni Anwar, dan masih banyak lagi yang lainnya.Â
Hasil MUNAS IMKHI pertama menetapkan Ketua Umum IMKHI adalah Zulkarnaen Hutasoit ( UNSYIAH), Ketua I Â Sofyan Sudrajat, Ketua II Haryosos, Ketua III Komang Wiarsa Sardjana (UNAIR), dan Zulkarnaen Hasan (IPB) Sebagai Sekjen dan Wasekjen masing -- masing Haryono dan Haryoputodewo, bendahara Minawarti dengan wakil Rita (UNAIR), disepakati masa kepengurusan IMKHI adalah selama dua tahun.
Walaupun telah terbentuk pengurus IMKHI, namun ternyata IMKHI masih belum berbuat banyak. Organisasi ini hanya pernah sempat melaksanakan MUKERNAS di Cipayung, Bogor tahun 1973 yang tidak dapat diketahui karena dokumen hilang. Namun, pada saat itu, IMKHI telah menjalin komunikasi dengan IVSA (Ikatan mahasiswa Kedokteran Hewan Dunia) yang saat itu berkedudukan di Paris dengan President saat itu Edward Higgins, Â seorang mahasiswa kedokteran hewan yang kelak menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Hewan Queen Elizabeth Health , New Market, Suffolk.Â
Sementara itu, pada tahun 1974, IMKHI dibekukan bersama IOMS lain di Indonesia oleh dirmawa (Depdikbud) akibat peristiwa Malari yang didalangi oleh Hariman Siregar salah satu tokoh IMKI (Ikatan Mahasiswa kedokteran Indonesia). Kemudian, pada tahun 1975 karena merasa tidak terlibat dengan peristiwa malari, IMKHI mencoba bangkit, namun kondisi saat itu masih diwarnai dengan trauma oleh mahasiswa yang berakibat kevakuman IMKHI pada waktu itu.Â
IMKHI keanggotaanya terbuka bagi seluruh mahasiswa dengan tujuan menjalin hubungan yang erat antar mahasiswa kedokteran hewan, bukan hanya sebagai alat "politik" tetapi mempersiapkan mahasiswa untuk menerima profesinya dan kesejawatan antar sesama calon pemegang profesi kedokteran hewan. Namun sayangnya, IMKHI vakum dari tahun 1975-1983.
Setelah peristiwa Malari (lima belas januari) yakni sebuah kejadian kerusuhan besar-besaran di Jakarta yang dilakukan oleh Dewan mahasiswa se-Jakarta pada 15 Januari tahun 1974, Presiden Soeharto melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesof, menindaklanjutinya dengan surat keputusan Menteri Nomer 0156/U/1978 yang isinya tentang Normalisasi Kehidupan kampus (NKK).Â
Kemudian organisasi mahasiswa intra kampus ditata ulang, diredefenisi kembali, dalam bingkai paradigma politik Orba. Setahun kemudian Menteri Daoed Joesof kembali mengeluarkan Surat Keputusan No.037/U/1979 yang isinya mengatur bentuk dan susunan organisasi kemahasiswaan yang bertujuan untuk mengontrol kegiatan mahasiswa dari kegiatan politik dan penyatuan keorganisasian mahasiswa dengan kampus melalui Rektor dan Dekan.
Kebijakan pemerintah inilah yang kemudian berimbas pada organisasi kemahasiswaan, termasuk mahasiswa Kedokteran Hewan.
Selanjutnya, pada tahun 1979 Pemerintah mengeluarkan kebijakan NKKBKK (Normalisasi Kehidupan Kampus melalui Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang bertujuan agar setiap kegiatan organisasi kampus terkoordinasi oleh pihak Rektorat dan menghendaki semua organisasi berorientasi di Kampus.Â
Oleh karena itu, pada Tahun 1980an, dibentuklah organisasi-organisasi dengan tujuan sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui NKKBK seperti, Ikatan Senat Farmasi Indonesia, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan organisasi kampus lainnya sesuai dengan disiplin ilmunya, termasuk Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia atau yang dikenal sebagai ISMAKAHI.Â
Adapun untuk organisasi mahasiswa kedokteran hewan yang ditunjuk menjadi promotor dari DIKTI adalah mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.Â