Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Inilah Alasan Mengapa Kucing Tidak Boleh Diberi Paracetamol dan Pertolongan Jika Kucing Demam

12 Maret 2023   19:56 Diperbarui: 14 Maret 2023   12:35 3026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga kini, masih banyak masyarakat yang memberikan obat manusia untuk hewan, jika hewannya sakit. Meski secara umum, kandungan obat antara obat manusia dan hewan, sejatinya kurang lebih sama, namun takaran (dosis) dan efek samping pada hewan cukup berbeda. Bahkan, tidak semua obat manusia boleh diberikan untuk hewan.

Salah satu contohnya adalah obat penurun panas (obat demam) seperti parasetamol/acetaminophen. Obat ini pantang alias tidak boleh diberikan untuk hewan kucing.

Apapun alasannya, jika hewan kucing kita demam dan pilek (flu) kita tidak boleh memberikan obat manusia untuk kucing. Dosis rendah sekalipun dapat menyebabkan keracunan atau memperburuk kondisi kucing.

Menurut drh. Neno Waluyo Sukelan dari Royal Canin Indonesia, sebagaimana dilansir kucingkita.com, hampir semua obat penurun panas yang ada dipasaran mengandung parasetamol atau acetaminophen. 

Beberapa merk obat yang cukup terkenal dan mudah didapat adalah bodrex, pamol, tempra, biogesic, panadol, sanmol, paracetamol, poldan, dan lain sebagainya.

Lantas, mengapa kucing tidak boleh diberikan parasetamol atau acetaminophen? 

Hal ini disebabkan karena: enzim yang bertugas memecah toksik (racun) pada obat yang mengandung parasetamol sebagian besar terdapat di hati (liver).

Di dalam hati, salah satu enzim yang bertugas menempelkan molekul glukuronid pada obat dan membuatnya tidak aktif sehingga dapat dibuang melalui ginjal (air kencing) bernama glukuronil transferase. 

Dengan kata lain, enzim ini yang bertugas sebagai "tukang cuci" atas residu racun parasetamol.

Permasalahannya, Kucing adalah salah satu spesies dengan jumlah enzim glukuronil transferase yang sangat sedikit. Bahkan di beberapa spesies kucing, enzim ini tidak cukup.

Akibatnya, obat-obatan yang menggunakan enzim tersebut, tidak dapat dibuang dengan sempurna melalui ginjal. Obat-obatan tersebut cenderung tetap aktif, terakumulasi dalam aliran darah dan menyebabkan kerusakan parah pada organ-organ.

Pada dosis berlebihan, parasetamol dalam tubuh kucing dapat menyebabkan gangguan metabolisme hemoglobin yang sering disebut methemoglobinemia.

Methemoglobin adalah bentuk hemoglobin yang tidak dapat mengikat & mentransformasikan oksigen. Methemoglobin yang berlebihan dalam darah mengakibatkan darah kucing tidak dapat mengangkut oksigen, tubuh kucing jadi kekurangan oksigen, jantung berdetak dengan cepat, nafas terengah-engah, dan selaput lendir mulai berwarna coklat tua. Lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.

Kalau sudah begini, kucing bukannya akan sembuh dari sakitnya, tetapi obat yang diberikan justru akan memperparah kondisi. Sebelum terlambat, segera bawa kucing ke praktik dokter hewan.

Kemudian, apa yang harus dilakukan jika kucing sedang demam? Suhu tubuh kucing normal berkisar antara 37,5 hingga 39 derajat Celcius. Jika suhunya lebih dari 39 derajat Celcius, hewan ini dinyatakan mengalami demam.

Langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama ketika kucing demam adalah menjaganya agar tidak dehidrasi. Berikan air minum yang bersih dan segar untuk minum kucing.

Selain itu, letakkan wadah air minum pada tempat yang mudah diakses sehingga kucing tidak kesulitan untuk minum. Upayakan kucing untuk minum dalam jumlah yang sedikit tetapi lebih sering, kecuali jika ada muntah dalam 4-6 jam terakhir. 

Setelah itu, biarkan kucing beristirahat dengan tenang. Jika perlu, jauhkan kucing dari kebisingan ataupun gangguan hewan lain. 

Siapkan juga tempat yang nyaman, misalnya tempatkan kucing di ruangan yang dingin, gelap, dan sejuk. Setelah itu, segera bawa ke klinik hewan atau ke praktik dokter hewan.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun