Selain di Pacitan, Leptospirosis juga saat ini sedang marak di Kota Semarang, Jawa Tengah dan berbagai daerah lainnya, sehingga masyarakat diminta berhati-hati terhadap bakteri leptospirosis yang sudah memakan lima korban jiwa.
Pencegahan Leptospirosis
Melihat potensi kasus leptospirosis yang cenderung meningkat, maka diperlukan berbagai upaya pencegahan. Diantaranya adalah:
Pertama, mengendalikan hama, terutama hewan pengerat penyebab leptospirosis. Bagi hewan lainnya, seperti sapi, anjing dan babi, perlu dilakukan pengujian sampel secara berkala, terutama di daerah rawan banjir. Koordinasi lintas sektoral melalui konsep One Health (Satu kesehatan) kerjasama antara sektor Kesehatan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Lingkungan perlu dilakukan.
Kedua, biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan produk hewaniÂ
Ketiga, Menghindari menyentuh hewan mati dengan tangan kosong.
Keempat, Membersihkan semua luka sesegera mungkin dan menutupinya dengan pembalut tahan air, terutama jika sedang dilanda banjir.
Kelima, Mengenakan pakaian pelindung di tempat kerja.Â
Keenam, Menghindari mengarungi, berenang, atau kontak lain dengan sungai, aliran, dan air danau, terutama setelah banjir, atau mandi sekaligus setelah terpapar.
Ketujuh, Hindari kontak dengan atau konsumsi apapun yang pernah kontak dengan air banjir
Kedelapan, Menghindari air minum dari sungai dan danau kecuali telah direbus atau diolah secara kimia.
Kesembilan, konsultasikan hewan kesayangan anda ke dokter hewan, terutama memastikan bahwa anjing memiliki vaksinasi terhadap leptospirosis.