Bagi kamu yang saat ini sedang memelihara anabul seperti kucing, mendeteksi gejala klinis kecacingan merupakan langkah penting guna mencegah kucing terkena penyakit kecacingan yang lebih parah.
Meski kecacingan yang dialami kucing sebetulnya tidak selalu menimbulkan bahaya, tetapi jika tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan dapat beresiko fatal.Â
Pasalnya, infeksi cacing yang parah pada kucing dapat merusak usus, bermigrasi ke berbagai organ, mengganggu penyerapan nutrisi, dan menyebabkan penurunan berat badan serta pada anak kucing, hal ini bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sementara itu, gejala klinis kecacingan pada kucing sejatinya cukup beragam. Sangat tergantung pada jenis kucing (spesies kucing), usia kucing, dan jenis cacing. Oleh sebab itu, memeriksakan kesehatan kucing ke dokter hewan sebaiknya dilakukan secara berkala.
Namun, jika kamu menemukan gejala klinis kecacingan pada kucing, jangan tunggu hingga kasusnya semakin menjadi bertambah parah.
Secara umum, gejala klinis yang tampak akibat kecacingan pada kucing adalah: kucing akan terlihat kurus, bulunya tampak kusam, kusut, bulunya berdiri atau menggumpal karena kekurangan nutrisi atau dehidrasi.
Kemudian kadang terlihat adanya cacing ataupun telur cacing pada kotoran atau muntahan kucing. Cacing atau telur terkadang juga dapat bermigrasi ke anus kucing ataupun tersangkut di bulunya.
Selanjutnya, terdapat perubahan feses, biasanya feses atau kotoran kucing akan berwarna gelap dan lembek disertai adanya darah. Pada kasus tertentu, feses akan cair dan diare.
Setelah itu, meski nafsu makan kucing meningkat, namun berat badannya cenderung tidak bertambah, bahkan berat badannya turun. Hal Ini karena kasus cacingan akan menghilangkan nutrisi penting kucing sehingga kucing memerlukan asupan pakan lebih banyak dari biasanya untuk mempertahankan kondisi tubuhnya.Â
Di samping itu, kecacingan juga akan mengakibatkan kucing anemia. Sehingga kucing akan terlihat lesu, lemah dan lunglai. Kondisi ini dapat juga diamati pada gusi kucing. Pada gusi yang sehat, akan terlihat bagus dan berwarna merah muda, tetapi jika tampak pucat atau putih, kucing mungkin mengalami anemia, karena cacingan.
Untuk itu, pengobatan kasus cacingan perlu dilakukan. Sementara itu, pengobatan kucing dewasa yang terjangkit cacingan biasanya memakan waktu 1-3 bulan.
Namun, dalam pemberian obat cacing, tidak merekomendasikan pemberian obat cacing khusus manusia ke kucing. Sebab, dalam beberapa kasus, kucing justru akan mengalami diare parah yang disertai darah dan muntah darah akibat diberikan obat cacing khusus manusia.
Umumnya, untuk mengobati kucing cacingan, dokter hewan akan meresepkan obat cacing oral atau suntik yang akan membunuh cacing dewasa dan larva yang ada pada usus setelah mendiagnosis jenis cacing yang menginfeksi. Jadi, ayo ke dokter hewan. Jangan mengobati kucing tanpa tahu jenis cacing apa yang menginfeksi. Karena beda cacing, akan beda pengobatannya. Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H