Sebagai daerah yang memiliki keunggulan potensi pengembangan ternak unggas, menurut saya, Bintan sangat potensial menjadi kabupaten berkeunggulan komoditas unggas.
Setidaknya, ada lima alasan mengapa industri perunggasan cukup berkembang di wilayah ini.
Pertama, ketersediaan air bersih cukup melimpah. Dalam usaha ternak unggas, terutama ternak ayam pedaging (broiler), air merupakan komponen yang sangat penting. Terlebih, tanpa ketersediaan air, usaha perunggasan tidak akan optimal. Kebutuhan air untuk konsumsi broiler yaitu sebesar 60 -- 70 %, sedangkan sisanya adalah kebutuhan akan zat kasar yang terpenuhi dari pakan.
Meskipun Bintan di wilayah Kepulauan, nyatanya air bersih cukup banyak di daerah ini. Bahkan, berdasarkan pengamatan di lapangan, penggunaan air di pulau Bintan tidak memerlukan perlakuan yang rumit. Buktinya, hampir setiap tahun, meski keadaan kemarau, persoalan air bukan menjadi kendala.
Kedua, posisi strategis Bintan berdekatan dengan negara Malaysia dan Singapura. Diakui atau tidak, posisi ini menguntungkan bagi pelaku usaha. Artinya, ini juga membuka pangsa pasar internasional. Faktanya, PT. Ciomas Adisatwa (Japfa Group) telah mengambil peran itu. Perusahaan multi nasional ini telah mengupayakan untuk ekspor ayam hidup dari Bintan ke Singapura.
Selain itu, sarana dan prasarana perunggasan, juga sangat mudah didatangkan dari negara itu. Tak dipungkiri, Singapura masih menjadi hub (penghubung) bagi pemenuhan kebutuhan internasional. Untuk produk apapun, termasuk produk perunggasan level internasional.
Ketiga, pangsa pasar lokal produk perunggasan juga cukup terbuka. Pulau Bintan yang terdiri dari Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, memiliki jumlah penduduk tahun 2020 kurang lebih 383,373 jiwa. Jumlah ini tentu akan terus bertambah dan kebutuhan akan pangan hewannya juga terus meningkat.
Di samping itu, sebagai ibukota Provinsi Kepri, kota Tanjungpinang, juga merupakan kota penyangga bagi penduduk di berbagai pulau di sekitar pulau Bintan.
Keempat, Bintan bebas dari beragam penyakit hewan menular. Bebasnya Bintan juga didukung oleh barier atau pelindung kepulauan, yang mengakibatkan penyakit hewan relatif mudah terpantau dan mudah dilokalisir.
Sementara itu, kemunculan penyakit hewan menular secara nyata dapat berpotensi menyebabkan wabah. Hal ini  tentu merugikan pelaku usaha. Sektor bebasnya Bintan dari berbagai penyakit unggas tentu menjadi modal keunggulan yang sangat penting.