Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Diidentifikasi oleh Google sebagai Pengarang | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Nature

Waspada Ular King Kobra

20 Februari 2023   05:42 Diperbarui: 20 Februari 2023   06:34 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian meninggalnya salah satu pegiat satwa liar akibat digigit ular king kobra, lagi-lagi menyisakan duka yang mendalam.

Belum lama ini, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, meninggal dunia, Selasa (14/2/2023), setelah dipatuk ular king cobra. Aji yang juga andalan daerah gerakan pramuka Kwarda DIY dimakamkan di Yogyakarta.

Padahal, sebelumnya, asisten Panji Petualang, Alprih Priyono pada 18 Desember 2022 yang lalu juga meninggal dunia dengan kasus yang kurang lebih sama. 

Alprih meninggal setelah digigit ular saat melakukan rescue di Gang Lipur, Sukabumi, Jawa Barat.

Alprih yang dikenal bisa menangani ular, tiba-tiba digigit bayi king kobra. Setelah digigit ular, Alprih diketahui sempat dilarikan ke rumah sakit dan mendapat penanganan, namun nyawanya tak tertolong beberapa jam kemudian.

Jika merujuk pada beberapa sumber, King Kobra atau Ophiophagus hannah atau dikenal dengan ular kobra raja merupakan spesies ular berbisa terpanjang di dunia. Ular ini endemik di sebagian India hingga Asia Tenggara. Ular ini juga merupakan salah satu reptil nasional India.

Selanjutnya, layaknya ular-ular pada umumnya, ular king cobra bergerak dengan cara melata untuk mendekati mangsanya dan biasanya diikuti dengan menjulurkan lidahnya. 

Pada saat ular bergerak, tubuh ular king cobra akan membentuk lengkungan dan gerakan maju. 

Di samping itu, lidah ular yang berbentuk seperti garpu memiliki fungsi untuk merasakan getaran udara sekaligus menangkap partikel-partikel kecil di sekitarnya, kemudian menyimpannya ke dalam reseptor khusus yang berada di langit-langit mulutnya yang dinamakan Jacobson's organ.

Selain itu, ular king kobra juga memiliki racun atau bisa yang sangat mematikan. Sehingga, King kobra harus menjadi perhatian. Siapapun sejatinya tidak boleh "bermain-main" dengan ular yang satu ini. Terlebih, di Indonesia belum ada serum yang dipakai sebagai penawar untuk gigitan ular king cobra.

Namun, ketika seseorang sedang tergigit King Kobra, sebaiknya jangan panik. Segera bawa ke layanan kesehatan. 

Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi juga mengungkapkan, apabila ada kasus digigit ular, salah satu hal yang harus dilakukan sebagai pertolongan pertama adalah imobilisasi, yakni melakukan first aid sebagai penanganan awal kasus agar tidak terjadi reaksi sistemik.

Semoga, kasus meninggal akibat gigitan ular tidak terjadi lagi di Indonesia. Mari jadikan setiap peristiwa menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk kita semua. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun