Judul tulisan ini memang terkesan provokatif. Tapi, itulah adanya. Terutama di negeri kita, Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, jumlah perokok di Indonesia tahun 2021 sebanyak 70,2 juta orang dewasa, dan penggunaan rokok elektrik meningkat 10 kali lipat dari 0,3% di tahun 2011 menjadi 3% di tahun 2021. Yang lebih mengkhawatirkan adalah jumlah perokok anak, ternyata ikut meningkat.
Sementara itu, jika harga rokok, sebut saja rokok Gudang Garam Surya Filter Rokok [12 Batang/ Bungkus] sekitar Rp21.700, maka dalam satu bulan (30 hari), setiap perokok dapat menghabiskan Rp.651 ribu per bulan. Jumlah ini sekitar sepertiga Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah tahun 2023.Â
Bukan jumlah yang sedikit. Sehingga, ketika ada rumah tangga yang anaknya terkena stunting, sementara kepala keluarganya merokok, ini yang jadi persoalan. Memilukan sekaligus menyedihkan.
Padahal, pengeluaran rokok untuk 1 orang dalam satu bulan, seandainya diganti menjadi konsumsi telur, maka lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan telur 1 keluarga dalam 1 bulan. Rasanya sudah mencukupi kebutuhan pangan untuk satu keluarga.
Mengapa padanannya adalah telur? Karena telur ayam, merupakan sumber makanan bergizi yang paling murah. Selain tinggi protein, sebutir telur juga mengandung kalori, kolin, zat besi, folat, vitamin A, vitamin B12, vitamin D, vitamin E, lutein dan zeaxanthin, dan selenium.
Selanjutnya, satu butir telur dengan berat 50 gram diperkirakan memiliki kandungan sekitar 77 atau 78 kalori. Jika dikonsumsi tanpa tambahan apa pun, telur rebus cenderung memiliki kalori yang rendah. Dengan kalori tersebut, telur rebus dapat memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk tubuh.
Oleh sebab itu, wajar, jika pada peringatan hari gizi nasional tahun 2023, pemerintah mengambil tema: "Protein Hewani Cegah Stunting". Tema tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus stunting yang terjadi pada anak akibat berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan protein hewani.
Semoga kesadaran kita meningkat. Setidaknya, jika anda termasuk golongan orang kurang mampu (ekonomi pas-pasan), hentikan segera kebiasaan merokok anda.Â
Mari utamakan kesehatan untuk anak dan keluarga kita. Terlebih, merokok juga membuat anak kita terpapar oleh racun yang dihasilkan oleh rokok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H