Bertemu si Bapak ini merupakan waktu yang selalu saya tunggu. Bukan untuk apa apa, namun untuk belajar banyak dan mengkorek pengalaman beliau lebih dari 15 tahun "mendigitalisasi" Indonesia. Sosok yang saya kenal sekitar 5 tahun terakhir ini, sosok yang tidak boleh dikatakan muda lagi dan tetap dengan penampilan seperti biasanya, rambut yang mulai memutih dan muka yang agak kusam.
Pembicaraan dengan si Bapak, pasti akan dibawa topik digitalisasi, khususnya pada perkembangan transfromasi digital dan industri keuangan berbasis teknologi atau yang biasa disebut fintech serta imbasnya. Sebagai pendiri perusahaan fintech pertama di Indonesia, tentunya mindset beliau terkait digitalisasi sudah tidak diragukan lagi, bukan hanya di industri keuangan, namun di semua industri. Di sebuah cafe kecil di sebuah kota kecil di Jawa Tengah kami bertemu. Seperti biasa, sangat bersemangat beliau menyampaikan digitalisasi dan imbasnya, khususnya keprihatinan beliau pada imbas transformasi digital yang beliau nilai bahwa kesipan SDM di Indonesia masih sangat kurang.Â
Atas keprihatinan tersebut saat ini beliau sedang menyiapkan SDM di Indonesia. Kartu Siap Kerja, Preparing Your Tomorrow Today, sebuah program training dan test untuk menyiapkan SDM di Indonesia yang siap dengan transformasi digital, kata beliau memulai sejarah lahirnya Kartu Siap Kerja. Bermula ketika hari itu, 10 Juni 2022, waktu itu beliau sedang di sebuah hotel di Surabaya dalam rangka menghadiri sebuah pertemuan nasional asosiasi tempatnya bekerja. Tidak ada yang istimewa menurut beliau pada acara itu, namun justru berita di media yang baginya sangat menarik, tes digital talent readiness sebagai syarat masuk di salahsatu BUMN di Indonesia.Â
Mengukur kesiapan seseorang untuk bekerja di BUMN tersebut yang sedang bertransformasi digital, padahal transformasi digital menurut si Bapak terjadi bukan hanya di BUMN tersebut, namun juga disemua bidang baik itu swasta, pemerintah, dan BUMN.Â
Artinya tes itu sangat penting bagi semua orang, apalagi jika melihat transformasi digital yang terjadi begitu pesat bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Dalam bahasa beliau, transformasi digital identik dengan innovation, transformation, and disruption. Semua mengarah pada industri yang lebih maju, namun demikian kata yang terakhir ini, disruption, yang cukup menjadi momok bagi semua orang. Disrupsi identik dengan efisiensi termasuk juga sumber daya manusianya. Apalagi jika melihat fenomena akhir akhir ini, PHK karyawan karena proses transformasi digital, seperti di perbankan misalnya bisa dilihat ditutupnya 6000an kantor cabang dalam waktu 1 tahun di 2021 - 2022 yang jelas berimbas pada pengurangan jumlah karyawan.
Faktor utama adalah SDMnya. Kurang siap, tidak mau upgrade skill, dan tidak mau tau dengan perkembangan. Padahal untuk Indonesia sendiri masih banyak daerah yang belum terjamah internet, sehingga sebenarnya jika SDM tersebut mau belajar dan bersiap diri, pengurangan karyawan tersebut tidak perlu terjadi.
Melihat begitu pentingnya tes tersebut bagi semua orang, beliau langsung berburu mitra untuk penyelenggaraan test mitra BUMN tersebut. Bukan melihat peluang bisnis, tetapi peluang pengabdian bagi Indonesia, "menyelamatkan" 208 juta usia kerja yang harus berhadapan dengan disrupsi sumber daya manusia, bagi yang tidak siap. Digital talent readiness, work readiness assessment, dan digital mindset and behaviour yang akhirnya menjadi sebuah produk yang beliau sebut sebagai Kartu Siap Kerja. Bukan hanya tes tersebut tentunya, untuk memiliki Kartu Siap Kerja, seseorang juga harus mengikuti training terkait entrepreneur, motivasi, dan juga transformasi digital itu sendiri, sehingga Kartu Siap Kerja merupakan pembekalan yang utuh bagi setiap penduduk usia kerja.
Kartu Siap Kerja tentunya akan banyak orang yang akan mengkaitkan dengan Kartu Prakerja, beliau sangat menyadari hal tersebut. Kartu Prakerja adalah program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kompetensi SDM di Indonesia, yang merupakan program unggulan pemerintah saat ini. Lha terus Kartu Siap Kerja ini program siapa? Dan apakah dalam rangka kampanye proses pencalonan 2024 juga?
Menjawab pertanyaan ini, beliau sedikit menghela nafas dan melanjutkan kata katanya. Nampak sekali berat bagi beliau jika ditanya masalah jabatan. Entah apa yang ada dibenaknya, namun jawaban beliau tegas, menebar manfaat dan berguna bagi bangsa adalah segalanya. Kartu Siap Kerja bukan sekedar bisnis. Kartu SiapKerja bukan berbicara jabatan, tetapi Kartu Siap Kerja berbicara pengabdian. Menyiapkan SDM di Indonesia, atau kalau berbicara usia kerja maka ada 208 juta orang, 144,1 juta angkatan kerja, 8 juta pengangguran, dan lainnya agar siap dengan transformasi digital menuju Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan profesional.
Sempurna, tinggal kita tunggu Kartu Siap Kerja memberikan manfaat sebanyak banyaknya bagi kemajuan SDM di Indonesia. Kata beliau mengakhiri perbincangan malam itu.
Yogyakarta, 8 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H