kita cenderung mencintai orang yang melukai kita
dan begitu juga sebaliknya.
aku masih heran dengan pernyataan itu.
bukannya cinta itu harusnya saling positif.
saling mencintai satu sama lain.
tanpa syarat, batasan dan ketentuan.
namun, perlahan, aku mulai sepakat dengan ini.
terkadang, cinta hanya membawa luka.
apalagi jika orang itu masih buta.
hanya melihat dengan satu mata
baik itu sisi putih atau hitamnya saja.
di awal cinta terasa menyejukkan.
mulai dari saling cumbu mesra dengan kata
saling berdandan demi penyejukan mata
bertindak membentuk hati berbunga.
hingga yang kotor mulai muncul.
kesibukan masing-masing menodai puisi yang telah tertulis.
sifat asli mulai melunturkan ikrar percaya.
godaan pun berbondong masuk menjalari indrawi.
luka mulai terasa, ragu mulai menyeruak.
semua hal yang didambakan mulai membuat mual.
kembali terjebak dalam palung ketidakyakinan.
apakah ini semata saja atau benar-benar dosa?
apakah rintangan ini bisa dilalui setelah ijab kabul nanti?
apakah kita bisa mengubah pasangan dia?
semua hanya menimbulkan luka belaka.
hingga kita lupa siapa diri sejati kita sebelum terayu cinta.
kita mulai berubah menjadi monster karena cinta.
berlagak kuat di kala kita asyik menutup lukanya.
surakarta yang sedang temaram, 21 juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H