Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Syirik Terselubung

4 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : dokumentasi pribadi

kita berjuang untuk membuat seseorang itu terkagum dengan kita
kita tunjukkan semua kelebihan kita, biar seseorang itu terpana.
kita libatkan diri di semua kerjaan,  mengincar opini positif semata.
menunggu senyum manis yang jarang keluar dari raut muka.

hingga kita mulai diserang kerjaan, mulai lupa tujuan utama.
perlahan kehilangan pribadi hanya demi ucapan kagum dari si dia.
yang dinanti tak datang jua, sedih jadi tema rutin  di alam rasa.
kepala mau meledak, badan mulai ronta, waktu rehat terkikis pula.

tapi, si dia tetap melenggang dengan indahnya.
masih menatap kita dengan piciknya mata.
sembari melontarkan pujian ke muka-muka lainnya.
dan bukanlah kita yang hanya noda hitam baginya.

pelan-pelan, semua terasa percuma.
usaha yang sia-sia.
seolah, merasa tuhan lebih rendah dari dia.
membuat lupa kodrat kita manusia.

dia itu mungkin setan yang sedang menjelma.
dan kita malah memilih menjadi hamba
dari nada validasi yang isapan jempol belaka.
sampai lupa kesan ikhlas yang harusnya jadi kaidah.

iya, mungkin ini yang dinamakan dengan... syirik terselubung.

----------------------------

puisi ini dibuat bulan maret 2023, dan disunting kembali pada hari ini, tanggal 04 juni 2023.

aku coba tulis lagi sebagai teaser dari calon buku puisi terbaru saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun