Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Satu Sore di Moyudan

19 Maret 2020   16:38 Diperbarui: 19 Maret 2020   16:40 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu sore di Moyudan.
Di sebuah misi mengganti seorang rekan
Aku rasakan langit sudah siap menurunkan air hujan.
Sebagai pengganti senja yang titip absen di lapangan.
Tiba-tiba, aku teringat akan sosok puan.

Ah, apa kabar dia yang sempat menjadi pujaan?
Satu kalimat yang terucap dari para wartawan
Sudah lama bidadari molek itu tidak aku jumpa
Sebuah potensi untuk membentuk hati hampa.

Toh, aku tidak tahu sedang apa dia sekarang
Apakah dia sedang sibuk berjuang di medan perang?
Atau, dia sedang beristirahat dari nasib yang kadang remang?
Sebuah pengabdian yang kelak akan berakhir lekang.
Dia belum tentu bisa diganti dengan satu koper uang

Di hamparan horizon yang luas ini
Izinkan aku untuk menerbangkan rangkaian mimpi.
Membawanya jauh melalui hamparan laut tak bertepi
Aku hanya ingin bisa bertemu denganmu lagi.
Nasib apa yang terjadi dengan kita, aku tak peduli.
Pertemuan ini yang menjadi pokok dari mimpi.

Bayangan yang menggoda.
Hanya karena satu sore di Moyudan yang mengulangi duka.

Moyudan, Sleman, 19 Maret 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun