Kata migrain tentu saja akrab di telinga setiap orang, terutama yang setidaknya pernah menonton iklan di televisi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan migrain sebagai "sakit kepala yang disertai rasa nyeri berdenyut pada satu sisi saja dan timbul dalam bentuk serangan". Begitu juga dengan bagaimana masyarakat mendefinisikan tentang migrain itu. Padahal, migrain tidak selalu tentang nyeri kepala sebelah.
Seperti yang diketahui, International Headache Society (IHS) (1988) membagi nyeri kepala menjadi berbagai macam jenis. Migrain tentu saja salah satunya. Pembagian ini juga dilakukan melihat banyak hal, bisa dari jenis nyeri, lama nyeri, atau gejala penyerta yang dirasakan. IHS sendiri memberikan kriteria khusus untuk menyatakan bahwa nyeri kepala tersebut adalah jenis migraine, yaitu:
-
Minimal mengalami LIMA (5) kali nyeri kepala yang berlangsung selama 4-72 jam, dengan minimal DUAÂ dari EMPAT karakteristik berikut:
Lokasi unilateral (nyeri di sebelah)
Nyeri bersifat berdenyut
Dapat berupa nyeri sedang atau hebat (menganggu atau membatasi aktivitas)
Diperparah dengan aktivitas fisik (naik tangga atau jalan cepat)
Selama nyeri kepala, minimal mengeluhkan SATU dari DUA gejala berikut:
Disertai dengan mual/muntah
Ditemukan adanya rasa tidak nyaman terhadap cahaya atau suara berlebih.
Dari sini, dapat dinyatakan bahwa migrain tidak selalu dihubungkan dengan nyeri kepala sebelah. Rasmussen et al. (1991) menyatakan bahwa ada nyeri kepala sebelah hanya terjadi pada 62% pasien yang terdiagnosis migrain. Masih ada kriteria lainnya seperti nyeri berdenyut dan juga nyeri yang diperparah dengan aktivitas fisik. Dua kriteria tadi juga sering ditemukan pada pasien yang didiagnosis migrain. Sehingga, nyeri kepala sebelah saja tidak mesti menjadi diagnosis yang men
Migrain bukanlah penyakit berbahaya meskipun sering datang dalam bentuk serangan. Selama tidak disertai dengan gejala bahaya seperti kehilangan kesadaran, nyeri kepala yang menyerang seperti sambaran petir, atau rasa lemah pada salah satu sisi tubuh. Jika gejala tersebut terjadi, sebaiknya konsultasikan ke dokter terdekat atau langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Migrain sendiri dapat dicegah untuk serangannya. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mencegah datangnya migrain. Contohnya bisa dengan membuat sebuah catatan harian tentang kapan saja datangnya gejala migrain, atau juga dengan menghindari beberapa faktor pencetus, seperti waktu makan tertinggal, tidur yang terlalu sedikit/banyak, konsumsi alkohol atau kopi, dan juga kondisi stress tertentu. Selain itu, beberapa obat seperti Ibuprofen atau obat yang dijual di pasaran juga terbutki dapat membantu untuk mengurangi gejala migrain yang ditemukan.
Sumber Artikel:
Bahra A. Primary headache disorders: focus on migraine. Rev Pain. 2011;5(4):2--11. doi:10.1177/204946371100500402
Headache classification committee of the IHS. Classification and diagnostic criteria for headache disorders, cranial neuralgias and facial pain. Cephalalgia 1988 8: 1-96.
Rasmussen BK, Jensen R, Olesen J. A population-based analysis of the diagnostic criteria of the International Headache Society. Cephalalgia 1991;11(3):129--34.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H