Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Luka Lama

14 Maret 2019   07:55 Diperbarui: 14 Maret 2019   08:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, aku paham apa yang terjadi padamu.
Luka lama itu masih menghantui kalbu.
Tentu, kamu ingin lukanya sembuh tanpa bekas.
Kamu lari kesana kemari mencari segala obat.
Entah sudah berapa dokter yang kamu kunjungi.
Entah berapa jauh yang kamu tempuh demi tabib.
Entah berapa jenis obat yang kamu sudah telan.

Namun, Cinta, luka lama itu tidak akan pergi.
Dia sudah menjadi bagian dari hidupmu.
Biarkan dia tinggal seatap denganmu.
Jadikan dia sahabat.
Bila perlu, tumbuhlah bersamanya.
Niscaya, kamu akan belajar tentang luka itu.
Sebagaimana petarung mengalahkan lawan perangnya.

Cinta, berjuanglah bersamanya.
Luka lama tidak mungkin menjadi lama.
Selama kita masih menganggap itu sebagai luka.
Aku selalu mendukungmu!

Gresik, 14 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun