Aku masih menyimpan rindu akan seorang cowok nun jauh di sana.
Ya, cowok yang aku kenal hanya melalui dunia maya belaka.
Dia bukanlah tampan untuk ukuran orang tempatku, namun perilakunya sangatlah menyenangkan.
Mungkin dia sudah sibuk dengan kerjaannya melayani para orang sakit di sana.
Sedangkan aku sendiri, masih melawan segala rasa sakit yang datang silih berganti.
Hanya karena hasrat sepihak yang tak terbendungi lagi.
Aku sudah tidak kuat lagi, Tuhan.
Aku berbaring tergeletak di lantai kayu ini.
Hanya menantikan waktu untuk berhenti.
Tuhan, aku belum siap menghadapmu dalam keadaan yang kotor ini.
Kenapa cowok kurang ajar itu harus datang lagi setelah sekian lama?