Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Cinta untuk Sang Penggoda Iman

15 Desember 2017   04:17 Diperbarui: 15 Desember 2017   04:26 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"AKU MASIH MENCINTAIMU"

Yogyakarta, 8 November 2015

Untuk para penggoda iman,

Ini aku, pemakai jasamu yang tidak frekuen, tetapi sudah berstatus menjadi seorang pecandu.

Aku jadi teringat, awal-awal ketika aku diperkenalkan oleh teman-temanku ke kamu sekitar 5 tahun lalu. Hal itu merupakan perkenalan yang cukup aneh, karena waktu itu, aku merasa seolah-olah dipaksa untuk berkenalan denganmu. Awalnya, aku tidak tertarik padamu, bahkan ketika mengenalmu, aku bahkan berkata dalam hati,

"Apaan nih yang gue tonton?"

Tetapi, entah ada apa gerangan, tiba-tiba, aku mulai tertarik kepadamu setelah bertemu denganmu meski hanya melalui layar saja. Aku jadi teringat dalam pertemuan yang kesekian, dimana aku akhirnya mengalami mimpi basah pertama. Mungkin, karena kenikmatan yang dirasakan ketika itu sangatlah besar.Terus terang, aku tidak tahu harus berkata apa setelah itu. Setelahnya, aku jadi tertarik untuk bisa menggunakan jasamu, koleksi segala macam tentangmu, entah itu video, foto, ataupun hanya lewat suara.

Aku benar-benar menyukai apa yang kamu tawarkan padaku, bahkan saking sukanya, aku saking ga peduli tentang apapun yang aku alami ketika itu. Teman yang berkurang, nilai yang menurun. AKU BENAR-BENAR GA PEDULI DENGAN SEMUA ITU! Aku rela mengorbankan segalanya hanya untuk bisa menikmatimu. Karena, seolah-olah, aku merasa bahwa kita sudah terkoneksi satu sama lain, meskipun itu hanya melalui layar.

Sungguh, aku merasa dekat sekali denganmu, meski belum pernah bertatap muka, tetapi kenikmatan itu sangat terasa. Bahkan, lebih dari apa yang pernah kurasakan seumur hidupku. Memang, bagi beberapa orang, ini adalah hal yang aneh. Tetapi, aku merasa ini adalah hal yang unik dan menarik buatku. Melihatmu di layar merupakan hal yang menarik bagiku. 

Terutama, ketika kamu terlihat seperti bahagia dengan apa yang kamu lakukan, apa yang kamu peragakan. Adegan yang kamu jalankan, setiap perkataan halus atau kasar dirasakan sebagai ungkapan rasa syukur atas kesenangan yang kamu peroleh, mungkin lebih dari kesenangan sekedar memperoleh nilai A di mata pelajaran yang sangat sulit, atau memperoleh uang saku tambahan dari orang tua. Melihatmu bahagia, tersenyum dan menikmati pekerjaanmu turut membuatku merasa bahagia. Bahkan, aku pun merasa bahwa kamu bisa menjadi seorang yang bisa kuandalkan di masa depan kelak.

Ini serius! Aku pikir, kamu itu merupakan perempuan yang sangat ideal bagiku. Kamu memang memiliki hal yang banyak perempuan belum tentu punya. Wajah yang cantik, tubuh yang ideal, liar di ranjang, dan tentu saja, baik secara perilaku. Tentu saja, ketika aku mulai jatuh hati kepada orang, aku harus mengetahui apapun tentangmu. Seperti apa yang orang biasanya lakukan ketika jatuh hati kepada seseorang atau sesuatu, mencari tentang seluk beluknya, serta tentang latar belakangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun