"Saya sendiri sudah mempersiapkan segala yang terjadi kelak, apapun itu situasi yang ditawarkan ke saya. Saya tentu saja keluar dari ruangan ini sudah dengan tawakal, mengharapkan supaya Tuhan kelak memberikan jalan terbaik bagi saya. Jika memang tidak diterima di kantor ini, berarti usaha saya masih belum berhasil. Saya akan mencari apa yang menjadi titik lemah saya, karena saya sendiri tidak mendaftar di kantor ini saja. Saya mendaftar di beberapa kantor juga, terutama untuk posisi yang berhubungan dengan dunia kepenulisan. Karena, kelak, Tuhan pasti menunjukkan jalan yang terbaik bagi saya."
"Jawaban yang bagus. Baiklah Mas Andi, wawancara sudah selesai. Terima kasih atas waktunya! Hasil wawancara akan dikirim langsung ke email anda, bagaimana hasilnya. Insya Allah, dua atau tiga hari lagi akan mendarat di e-mail anda."
OoOoOoOoOoOoOoO
Seperti yang dikatakan tadi, aku pun keluar dari ruang pertemuan itu dengan rasa tawakal. Aku hanya ingin menunjukkan bakat di bidang menulis dan mengubahnya dalam bentuk profesi. Seperti yang dikatakan oleh Pak Ridwan Kamil, bahwa pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Jika pun belum berhasil, masih ada jalan lain yang mungkin lebih baik lagi. Aku melihat beberapa orang setelahku masih menunggu dengan berbagai macam wajah, ada yang panik, ada juga yang optimis, ada yang bahkan sampai bolak-balik kamar mandi beberapa kali, entah apa yang masuk dalam pikirannya. Hingga, Akbar, teman yang tadi sempat bertukar pikiran denganku pun bertanya,
"Gimana, Masbro? Wawancaranya?"
"Ya, begitulah, Bro. Kamu sudah kan?"
"Sudah, kok. Tadi, agak deg-degan juga menunggu hasilnya. Kok kamu kayak tenang gini ya?"
"Ya, kan sudah selesai. Mau gimana lagi? Ya masa deg-degan. Pasrah aja deh."
"Bener nih, Masbro Andi. Yuk, makan dulu atau gimana gitu ya sekalian mengakrabkan diri lah ya."
Menenangkan diri dari wawancara tersebut, kami pun makan sebentar sembari bertukar nomor kontak dan selfie bareng waktu itu. Ya, kami masih menunggu nasib entah bakal diterima bekerja di tempat rantau kami atau tidak. Beginilah kami, orang yang mencoba merantau bersama tinta.
Semoga tinta-tinta ini membawa kami menuju tempat perantauan kedua ini. Amin.