Bagian yang cukup relevan dan menurut saya memberikan solusi yang baik untuk permasalahan AKB48 sendiri terletak pada puisi yang disampaikan di akhir lagu “Mortal Man” yang berdurasi belasan menit ini.
“The caterpillar is a prisoner to the streets that conceived it
Its only job is to eat or consume everything around it, in order to protect itself from this mad city
While consuming its environment, the caterpillar begins to notice ways to survive
One thing it noticed is how much the world shuns him, but praises the butterfly
The butterfly represents the talent, the thoughtfulness, and the beauty within the caterpillar
But having a harsh outlook on life, the caterpillar sees the butterfly as weak and figures out a way to pimp it to his own benefits.
Already surrounded by this mad city, the caterpillar goes to work on the cocoon which institutionalizes him
He can no longer see past his own thoughts He’s trapped. When trapped inside these walls,
certain ideas take roots, such as going home and bringing back new concepts to this mad city
The result?
Wings begin to emerge, breaking the cycle of feeling stagnant
Finally free, the butterfly sheds light on situations that the caterpillar never considered, ending the internal struggle
Although the butterfly and caterpillar are completely different, they are one and the same.”
Ketika saya mencoba menginterpretasi makna puisi ini, saya dapat menghubungkan puisi ini dengan apa yang sekarang sedang terjadi baik itu di AKB48 ataupun di industri musik Jepang sekarang ini. Saya salut dengan bagaimana Kendrick sukses membuat sebuah analogi tentang proses metarmofosis kupu-kupu. Benar-benar proses yang mungkin otak ilmiah saya tidak juga bisa membayangkan. Dari sini, saya dapat menyimpulkan bahwa Kendrick mengibaratkan dirinya bahkan Sakura sebagai kupu-kupu. Kupu-kupu sendiri dijadikan simbol dari transformasi, sama ibaratnya dengan proses metamorfosis.
Kendrick dan Sakura sendiri sudah berubah dari sosok yang mungkin belum dikenal banyak orang menjadi sosok yang dikagumi khalayak ramai, saya salah satunya. Sedangkan, sosok ulat (caterpillar) dianalogikan sebagai fans atau orang-orang yang memanfaatkan mereka demi keuntungannya. Bisa itu dari pihak manajemen, ataupun mungkin fansnya. Sehingga, untuk tetap membahagiakan mereka, Kendrick dan Sakura masih berjuang sekuat tenaga untuk kesenangan para kaum konsumtif tersebut, sampai mungkin melupakan jati diri mereka sendiri atau masa lalu mereka sendiri. Terutama dalam kultur AKB48 sendiri, fans merupakan elemen yang sangat penting, mengingat konsep mereka adalah “idols you can meet”.
Pada baris “Already surrounded by this mad city, the caterpillar goes to work on the cocoon that institutionalizes him” ini, Kendrick dan Sakura seolah-olah menginspirasi banyak orang untuk mengikuti langkah mereka atau tertarik mengikuti apapun tentang mereka. Dimana, Kendrick menganggap kata “cocoon” atau kepompong sendiri sebagai media, pemerintah, sekolah atau apapun yang dapat memberikan perspektif kuat tentang kesuksesan. Tentu saja hal ini tujuannya untuk menjadi kaya dan memenuhi hasrat konsumtif si ulat tadi. Contoh super nyata ketika kita menilik industri Jepang sendiri, begitu maraknya industri film biru, dan maraknya idol J-POP, yang menjadi kanker. Tetapi, hal itu didasari karena satu alasan, INGIN CEPAT KAYA.
Sehingga, yang terjadi adalah mereka tetap terjebak dalam pikiran menjadi KAYA dengan bekerja di situ. Tetapi, tentu saja, dalam kondisi terjebak dalam asumsi tadi, pasti muncul rasa depresi, atau muncul sebuah pikiran baru, sehingga yang terjadi adalah mereka memikirkan sebuah konsep atau pemikiran yang bagus untuk masa depan. Sama dengan Kendrick. Sama juga dengan Sakura sendiri. Sebagai orang yang telah melalui proses metamorphosis menjadi kupu-kupu. Mereka tentu mengalami hal tersebut. Dan yang akan diharapkan, adalah mekarnya sebuah ide, mekarnya sebuah pemikiran untuk konsep baru dan berbeda dari sebelumnya.
Pada usia AKB48 yang ke-11 tahun, tidak sedikit yang menyatakan bahwa AKB48 sendiri sudah melewati masa emasnya. Terutama, sejak ditinggalkan pendahulunya, seperti Yuko Oshima, Atsuko Maeda, maupun Mariko Shinoda. Belum lagi, beberapa member yang cukup senior yang tidak begitu fokus di grup AKB seperti Yuki Kashiwagi, Rino Sashihara, Mayu Watanabe, ataupun Sayaka Yamamoto yang mungkin akan mengakhiri masa kerja dalam waktu dekat ini. Memang, dalam industri musik Jepang, sangat susah bagi seorang artis yang populer di masa muda, untuk masuk kembali ke masa puncak untuk yang kedua kalinya.
Silahkan tanya artis-artis sepuh seperti Ayumi Hamasaki, Hikaru Utada, ataupun YUI. Dalam catatan saya, hanya satu artis saja yang sukses melakukannya yaitu Namie Amuro. Tetapi, itupun hanya satu dari sekian banyak artis yang pernah bermunculan. Terutama karena dinamika fans dan demografi fansnya sendiri. Sehingga, memang perlu bagi AKB48 untuk melakukan proses regenerasi dengan melihat trend dari member muda mereka. Mereka sudah melihat dari bagaimana mekarnya nama seperti Sakura Miyawaki, Mion Mukaichi, Nana Okada, dan lainnya, terutama dari Team 8.
Sekarang tinggal, bagaimana cara manajemen AKS memanfaatkan apa yang ada, baik itu dari segi konsumen (ulat) ataupun dari segi produsen talenta (kupu-kupu) itu, bagaimana cara mereka mengubah asumsi (kepompong) itu dengan baik. Mari kita tunggu saja kelanjutannya.
Our job as a fans or consumer?
TO PIMP A CHERRY BLOSSOM, Membesarkan bunga Sakura yang sudah mekar.