Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

To Pimp A Cherry Blossom, Mixtape Regenerasi AKB48

16 Januari 2017   06:05 Diperbarui: 16 Januari 2017   07:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2016 merupakan tahun yang mengejutkan untuk grup musik populer Jepang, AKB48. Mungkin masih berbekas di ingatan kita soal kesuksesan Rino Sashihara menciptakan sejarah dengan menjuarai Senbatsu Sousenkyo back to back. Sangat jarang terjadi dalam sejarah AKB48 sendiri. Tahun ini juga disebut sebagai tahun dimana banyak anggota yang disebut sebagai bibit potensial harus mengundurkan diri dari segala aktivitas. Dimulai dari Miki Nishino, Shu Yabushita, dan banyak lagi. Keputusan-keputusan itu turut mengecewakan fans mereka. Sebagai seorang pengamat, saya mulai merasakan adanya peralihan para fans dalam hal kegemaran. Mulai dari adanya peralihan ke sister grup mereka, seperti SKE48, NMB48 ataupun HKT48. Bahkan, tidak sedikit juga yang beralih ke rival grup mereka, seperti Nogizaka46 ataupun Keyakizaka46.

Sebagai seorang fans AKB48, saya merasa ada sebuah penurunan semangat dari AKB48 apalagi pasca ditinggal oleh beberapa member pilar, seperti Minami Takahashi, Mariko Shinoda, Yuko Oshima, ataupun Atsuko Maeda yang bersusah payah membawa AKB48. Saya pun jadi teringat masa-masa dimana AKB48 sendiri awalnya dibentuk. Mulai dari mereka yang dijadiin bahan lelucon dan dianggap akan menjadi produk gagal. AKB48 di masa mereka telah mengalami cukup banyak liku-liku, dan secara tidak langsung, hal itu juga lah yang membantu mereka untuk tumbuh besar dan menjadi grup J-POP dengan penjualan terbanyak

 Hampir setiap single yang mereka rilis, sukses menembus satu juta keping dalam minggu pertama. Sebauh prestasi yang bahkan belum tentu bisa dicapai oleh artis lainnya, bahkan artis pop Barat sekaliber Justin Bieber, One Direction ataupun Eminem belum bisa. Hal ini juga yang membuat saya tertarik untuk mengenal mereka, selain dari anggotanya yang berparas imut dan cantik dan bisa membuat para cowok terpikat. Diibaratkan sebuah tim basket, sekarang AKB48 sendiri sedang berada pada fase regenerasi. Yaitu fase membangun kembali, apalagi setelah ditinggalkan oleh member penting. Ibaratnya, Los Angeles Lakers yang ditinggalkan oleh Kobe Bryant dan Shaquille O’Neal. Ada beberapa teknik regenerasi yang diterapkan oleh produser AKB48, Yasushi Akimoto.

Teknik pertama ini tentu saja sangat umum sekali, yaitu membangun dari talenta muda. Dalam dunia sepakbola, tentu kita mengenal namanya akademi tim muda, atau dalam dunia basket, kita mengenal juga istilah drafting. Memilih talenta muda sesuai kebutuhan tim sendiri. Kedua approach ini juga pernah dilakukan oleh AKB48, baik itu menyeleksi talenta muda, seperti yang dirasakan oleh Mion Mukaichi, Nana Okada atau para member Team 8. AKB48 juga pernah menerapkan sistem drafting, dimana member AKB48 sendirilah yang memilih membernya. Proses drafting juga melahirkan talenta seperti Saya Kawamoto ataupun Mao Yamamoto.

Teknik kedua adalah teknik mengambil dari cabang. Untuk mempermudah penjelasan ini, kita coba sedikit berjalan ke dunia bola sepak. Dahulu, pernah muncul sebuah meme tentang klub Jerman, Bayern Muenchen yang disebut sebagai pengambil pemain Borussia Dortmund, meski sebenarnya hanya mengambil 2 pemain vital pada masa keemasan Dortmund sendiri, yaitu Mario Gotze dan Robert Lewandowski. Jika diaplikasikan ke AKB48, itu sama aja dengan manajemen AKB48 mengambil talenta dari cabang2 mereka. Hal ini dikenal dengan sistem kennin, dimana satu member itu bisa aktif di 2 grup. Contohnya, mereka mempromosikan Jurina Matsui yang sebelumnya berbendera SKE48, atau Sayaka Yamamoto yang dididik bersama NMB48.

Kedua teknik tersebut sebenarnya dapat terbukti ampuh jika diterapkan bersama-sama, misalnya jika manajemen AKB48 turut mempromosikan kedua member jebolan teknik tersebut. Tetapi, yang terjadi dalam kenyataan selama proses ini, yaitu hanya satu teknik yang dominan. Dan, dalam tahun-tahun terakhir ini, yang paling dominan justru teknik kedua. Memanfaatkan talenta muda dari sister group. Pada, proses ini sukses membawa satu member menjadi member super populer dengan tingkat mekar yang sangat signifikan.

Member itu bernama Sakura Miyawaki, member 18 tahun yang mekar bersama HKT48 dan berasal dari Prefektur Kagoshima. Sakura sendiri awalnya mendaftar sebagai anggota HKT48 tanpa berpikir apa yang akan terjadi setelahnya. Kepopuleran dia yang menanjak itu awalnya datang dari fans yang turut serta mendorongnya. Dan, tidak terasa dia seolah-olah mulai dianggap sebagai “the new face of AKB48”. Bahkan, hal ini sendiri juga diakui oleh Yasushi Akimoto, mega produser dari AKB48. Hal ini mulai terlihat pasca ditunjuknya Sakura sebagai member utama yang membawakan single bertajuk “Kibouteki Refrain” yang jika kita melihat videonya sendiri itu bercerita tentang regenerasi. Secara pribadi, saya mengakui bahwa Sakura merupakan seorang yang cakep, punya bakat terutama pada akting, dan merupakan seorang idol dengan transisi maha dahsyat. Ketika dia masuk HKT48, saya melihat Sakura sebagai seorang yang imut standar, kata tersebut sangat layak karena image HKT48 itu sendiri merupakan idol maha imut di kalangan grup cabang lainnya. Tetapi, semakin beranjak dewasa, transformasi Sakura sungguh tidak terduga, jarang sekali ada seorang idol jepang bisa berubah dengan sangat brilian. Jika tidak percaya, silahkan tanya Kanna Hashimoto dari Rev. From DVL. Sekarang, Sakura itu sudah mekar di hati para penggemarnya sebagai orang yang cantik dan punya bakat yang terasah, tanpa meninggalkan kesan imutnya. Termasuk saya, yang sampai sekarang masih memajang foto Sakura di dinding kamar tidur saya.

Sakura Miyawaki | sumber gambar : Instagram (@sakura_hkt48club)
Sakura Miyawaki | sumber gambar : Instagram (@sakura_hkt48club)
Memang, paras dan bakatnya dianggap layak menjadi ‘the new face of AKB48’. Hal itu jugalah yang membuat Sakura selalu dipromosikan oleh manajemen AKB48 dalam setiap kegiatan melibatkan mereka. Tetapi, tidak sedikit juga yang menganggap bahwa promosi yang dilakukan terkesan berlebihan. Seolah-olahnya, Sakura sudah dianggap sebagai pohon uang dari manajemen mereka, yaitu AKS. Dan, sangat disayangkan bahwa Sakura mengawali semuanya bukan dari AKB48, melainkan HKT48. Hal ini tentu saja mengundang kontroversi, meski tidak sedikit juga yang menganggap itu adalah hal yang bagus. Tetapi, demi kemajuan AKB48 sendiri, hal ini juga sangat disayangkan, mengingat masih banyak member yang layak memperoleh promosi besar-besaran.

Berbicara tentang promosi besar-besaran, saya menjadi teringat sebuah album yang berjudul To Pimp A Butterfly dari artis favorit saya, Kendrick Lamar. Bagi yang tidak paham, kata “pimp” berasal dari Bahasa Inggris dan punya makna kasar yaitu sebagai “mucikari” dari sebuah kegiatan prostitusi. Tetapi, kata “pimp” ini sendiri punya makna informal berupa promosi besar-besaran. Album ini dirilis 2 tahun lalu, dan sukses memasuki rentetan album klasik, baik dari segi lirik dan juga musiknya. Album ini pun juga menjadi “Album Of The Year” disadur dari berbagai kritik musik yang terpercaya. Bayangkan, anda mendengarkan sebuah album yang mencampuri elemen mantap seperti funk, soul, jazz yang terkesan masih sangat langka di kuping kita. Tidak hanya itu saja, Kendrick menunjukkan skill lirik yang sangat ambisius, dan story telling yang kohesif.

Ketika kita meneropong lagu-lagu yang tertuang di album ini, Kendrick seperti seolah-olah curhat ke para pendengarnya, termasuk saya tentu saja. Curhat yang disajikan sangat banyak, multidimensional, kompleks, penuh dengan emosi yang beragam jumlahnya. Kendrick bercerita di sini tentang masalah mental, social, politik disajikan dengan teknik yang cukup ambisius dan aneh. Seperti pada lagu “The Blacker The Berry”, tidak seperti lagu-lagu hip-hop yang kebanyakan membela kaum kulit hitam, terutama lagi latah-latahnya berteriak tentang “Black Lives Matter” di seluruh penjuru Amerika. Kendrick sendiri malah ikut menyerang kaum kulit hitam, memaparkan tentang sisi munafik mereka. Sangat aneh dan tentu saja menarik. Kendrick tidak hanya membahas tentang masalah saja di album ini, melainkan menawarkan solusi menarik. Seperti, contohnya di lagu “Alright” yang akhir-akhir ini menjadi lagu yang sering dibawakan pada waktu demonstrasi damai (tidak di aksi damai 411 atau 212, sayangnya), ataupun lagu “I” yang mengajak kita mencintai diri sendiri dan selalu berpikir positif.

Kembali ke paragraf sebelumnya, alasan saya untuk membuka memori pada album “To Pimp A Butterfly” ini terletak pada lagu terakhir yang berjudul “Mortal Man”. Lagu yang saya rasa sangat bagus untuk menutup album yang super ciamik ini. Lagu ini seolah-olah menyimpulkan sebenarnya isi dari album To Pimp A Butterfly tersebut, seolah-olah memberikan sebuah konklusi dari apa yang disampaikan di album ini melalui percakapan dengan Tupac Shakur. Percayalah, bahkan ketika saya pertama kali mendengar percakapan yang terlampir di lagu ini. Saya merasa bahwa Tupac masih hidup, karena saking nyatanya percakapan di lagu ini. Memang, tidak sedikit media yang mengekspos isu tentang kematian Tupac yang terkesan palsu, meski sudah dinyatakan sejak 20 tahun lalu. Tetapi, konspirasi tersebut masih sukses menggelitiki otak kita, bahkan mantan Presiden Barack Obama sendiri pun juga ikut geli tentang hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun