Mohon tunggu...
Sang Dokterandes
Sang Dokterandes Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat/Pengacara yang suka seni

Kata adalah hal pertama yang diajarkan Tuhan kepada Adam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cangkang-cangkang Lokan

3 Mei 2010   06:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dihantar deru ombak

Cangkang-cangkang lokan

Terdampar di pasir pantai

Membujur di atas karang

Bermandi pijar mentari

Dalam pesiar kaya pesona

Dalam tradisi pertapa tua

Cangkang-cangkang lokan

Beringsut kian-kemari

Sejurus buih menepi

Riuh gemersik doa dan jampi

Ritual suci penuh sesaji

Demi dewa-dewi di langit tinggi

Meniup butir-butir mutiara

Jauh di palung samudera

Dingin memekak jiwa

Cahaya memercik saja

Cangkang-cangkang lokan

Jadi mainan bocah purba

Menggenggam di tangan kiri

Terhindar topan dan gempa bumi

Mengacuhkan air garam

Memunggungi pegunungan

Nyawa tertinggal di laut dalam

Ditopang ujung pulau

Cangkang-cangkang lokan

Menggagas terompet peperangan

Buah tangan kerajinan

Cangkang-cangkang lokan

(drs – 5 Jan 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun