Mohon tunggu...
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Mohon Tunggu... profesional -

..perEMPUan biasa.\r\n[..mengurai makna di deret kata, tuangkan geliat pendulum rasa sukma & benak....di sela hiruk pikuk rutinitas diri sebagai insan biasa, Ibu, dan Dokter..]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Lagi Suci

28 Maret 2010   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:08 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesaat diri ini melontar ribuan mil jauhnya.. nun jauh ke arah Barat Laut.

..ke sebuah oase, tempat diri ini pagi itu tepekur seorang diri berbulan lalu: Kolam Suci, Istana Tampak Siring, BALI.

..

. . . . . . . . .

Masih lekat di sukma diam ini:

..sunyi -nya..

..lengang -nya..

. . . . . . . . . .

..pantulan benteng kokoh sekeliling -nya..

..bening banyu -nya..

..jejak kaki mungil serangga di sudut kanan permukaan tegang -nya..

..rapat hijau ganggang -nya..

..gerombol lumut -nya..

..letup bola-bola oksigen -nya..

..sayup gemericik alir tetes demi tetes air limpahan -nya..

..dingin -nya..

. . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . .

..hmmm.. ..segar tanah basah-nya..

..aroma lembut ratus -nya..

..semerbak kembang sesaji -nya..

....................

..HENING -nya..

..daya magis-nya..

..apa ada-nya : S U C I

. . . . . . . . . .

...

..

.

Suci. Konon keramat telah disangga sang kata, sejak pertama ku(diberi) tahu terkait sang kata, berpuluh tahun silam.

Suci. Obsesi banyak kisah prosesi. Meski. . . .

..hmmghh…aku “suci”. Lantaran itu, aku hanya relakan diri terima engkau bila engkau memenuhi syarat “suci”.. persis seperti apa yang kupatri di ilusi-ku.

..acapkali NAIF. Sang suci telah jadi sedemikian mahal. Eksklusif..!!

..suci telah terpaksa mewujud “sakral” [note: bukan sakral].

. . . . . . .

. . . . . . . . . .

...

..

.

Sontak mengelebat..

"Kak..!!! Ngeri.. ngeriii..!!!", belum sempat letakkan tas bawaannya dari lokasi penugasan nun jauh di Kampung, Dr.Q tiba-tiba memanggilku segera mendekat.

"Gini, lho Kak.. ngeri kali kondisi Kampungku itu.. ...etc.. . . .bla bla bla...", dengan napas setengah berlari, Dr.Q memulai kisahnya.

Sudah bukan rahasia lagi, kesucian seorang Gadis tidak lagi sakral, di sana. Hubungan seks pra nikah telah banyak dilakukan dini. Bahkan oleh Gadis mungil yang masih berada di tingkat Sekolah Dasar. Naifnya, dilakukan atas dasar suka sama suka dengan rekan se-SD nya.

[note: berarti, belum termasuk deret kasus sejenis yang terjadi atas dugaan kuat pemaksaan oleh satu pihak]

". . . . . .. aku bener-bener shock di awalnya, Kak.. mengapa test Kehamilan menjadi alat Diagnostik urgent yang frekuensi penggunaannya relatif tinggi ke para Nona-Nona krucil itu. Hampir pasti langsung diteskan oleh Petugas setempat setiap temukan gejala khas.. terhadap keluhan mual-tidak enak body Pasien Perempuannya itu.. Yang ngeri, tuh Kak.. usia mereka tu buat aku sungguh pening. Ihh...ngeri!! Bagaimana tidak lah Kak.. Masih krucil-krucil gitu.. koq ya ternyata POSITIF Hamil.. Probabilitasnya tinggi kali pula, tu Kak..", lanjut Dr.Q gemas.

"Ngeri, Kak... Bayangin aja.. kadang tidak hanya dilakukan antar anak kecil. Yang tua bangka pun tak mau kalah. Tau ga', Kak.. Dilakukan pula dengan orang serumah. Dengan Pamannya, kek.. Iparnya, kek.. siapapun.. asal suka. Aneh kali, dunianya. Sudah luntur nilai moralnya. Bagaimana HIV/AIDS tidak pesat meluas bila begini. Belum lagi si Bapak tu abis pulang dari luar kota.. jajan pula di sembarang lokalisasi.. huhh...kacau semua.. Pening aku, Kak.. Entah keik gimana lagi harus kuupayakan setelah ini.. Berat kali tugas ini, Kak.. Sedih aku, Kak.... ", Dr.Q terdiam.

. . . . . . . . . . . . . .

[..sayup terdengar suara canda tawa Gadis kecil anak Tetangga bersama rekan mungilnya.. ketika beberapa puluh meter di Selatannya, Dr.Q tepekur prihatin bersamaku.. memikirkan nasib masa depan sang Gadis bersama berjuta Gadis seumurannya, di Bumi pijakan sang Gadis kecil.]

. . . . . . . . . . . . . .

Dr.Q,

Iya..iya. Aku paham.

Sama sekali tidak asing di memori ini.

Kisah keterhenyakanmu, Dr.Q.. engkau alami di pertengahan tahun 2009, belum genap setahun lalu.

Masih lekat di memori.. ragam kisah free sex.. deret kisah pedih.. plus derai asa, usai "pesta" berakhir. Kisah pengguguran kandungan berkali-kali dalam setahun oleh Nona yang sama.. niat bunuh diri.. lari dari rumah.. ....etc.. . . . . . berserakan di depan mata sejak SD-ku.. dengan lakon utama: rekan-rekan sebaya.. Gadis mungil se-usia aku.

Dan, kisah rapat-ku ini, terjadi 30-an tahun lalu, sejak aku duduk di bangku SD.. berjarak beberapa ratus mil saja jauhnya.. dari lokasi tempatmu terhenyak pertama, Dr.Q.. untuk soal yang sama: realitas pendulum makna keSUCIan.

. . . . . .

. . . . . .

Tiba-tiba kuterhenyak.

SUCI-kah aku, lalu? ..masih SUCI-kah engkau? ..pantas SUCI-kah dia?

..Entah. Aku belum tahu.

Pentingkah, lalu.. bagi esensi Kehidupan?

...hmmm... entah juga.

Sebab tahuku baru sebatas keSUCIan ke-APA ADA-an. KeSUCIan sebuah ke-TULUS-an. KeSUCIan ke-JUJUR-an.

Senista apapun tampilan kasat matanya. Sebrutal apapun tampilan impulsinya.

. . . . . . . . .. . [Selamat memulai prosesi keramat IBADAH TRI HARI SUCI, Beib.. ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun