Mohon tunggu...
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Mohon Tunggu... profesional -

..perEMPUan biasa.\r\n[..mengurai makna di deret kata, tuangkan geliat pendulum rasa sukma & benak....di sela hiruk pikuk rutinitas diri sebagai insan biasa, Ibu, dan Dokter..]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

..Cikal Papua

20 Maret 2010   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..dentingindah Suddenly by Billy Ocean masih sayup terdengar.. ketika kelebat lansekap EPOUTO-ku tiba-tiba kembali menggelayut rekat di sekujur raga sukma diam ini, Beib.. ..hmm.. ..ggghhh. . . . . . ..berkelebat detik riang rentang Batita-ku.. 39 tahun berlalu, di Epouto.. dataran tinggi bersalju area Pegunungan tengah ranah Papua. Masih lekat di benak, bergegas meraih sweater tebal.. raga bocah kecil mungil ini berjingkat diam-diam keluar rumah menembus suhu 10-an derajat Celcius pagi rutin sang Kota kala itu.. menuju Pekuburan dekat kediaman Keluarga Girik Allo (kala Mentari baru saja regangkan raga merenta, kembali tempuh rutinitas belum berujung sinari pagi sang Hari..)  .. 'tuk penuhi maksud Hati memetik sekuntum Gladyol yang sudah siap mekar cantik, tepat di samping gundukan tanah Pusara tua samping Pinus besar itu, Beib.. Lalu, berlarian kecil.. kembali lintasi halaman depan kediaman-nya.. susuri jalan berbatas tepi julangan deret Cemara.. menuju altar Gereja Sint Fransiscus Xaverius Epouto.. selipkan sang kuntum di selanya . . ..'tuk lalu berlutut di depan Sang BUNDA.. hamburkan mimpi tentang kerlip hari depan di ujung sana, sambil sedikit katupkan bibir, atas keberanian yang masih mewujud CIKAL di batas Enigma mimpi bocah sang Mungil keukeuh ini. Bocah.. yang di rentang 38-an tahun lampau baru tahu Dunia sebatas empat tembok rumah dinas Ayahanda-nya.. kediaman berdinding Alumunium berpanel super tebal peninggalan Keluarga Belanda sebelumnya, Beib.. Yang sedikit melintas ke batas luar empat tembok rumahnya.. juga, ke hamparan Lapangan Olah Raga berumput lebat berpangkas cepak depan rumah-nya... ..ke Danau Tage eksotik tepat di depan kediamannya.. yang selalu lengkap sediakan komaa (note: perahu tradisional setempat) beserta speedboat di atasnya...   ..ke deret Perbukitan sekeliling sang Danau... ........... ..pada Strawberry ranum di tepian Danau... ..ke jejeran tanaman pagar terpangkas maha rapi di sepanjang tepian jalan kelilingi Taman asri terawat di dalamnya... ..ke sela Ranch belakang kediaman Pater Rhommbout... ..ke hamparan area lahan Pertanian maha luas nan subur... di sela ringkik Kuda jantan yang siap menggoda sang betina incarannya... dan lenguh sapi betina yang siap melahirkan di sudut kandang lain... ..pada sayup kicau beragam burung yang tengah bercengkerama di atas Cemara... juga kelebat Kupu aneka warna dan ukuran di sela rekahan Crysantium taman samping jendela kamar Suster Yohanno... aroma tanah basahnya... serta semerbak ranum bebungaan di sela dedaunan basahnya..      . ..hmmm..... . . . . . . . ..termasuk, korespondensi hangat dengan para Penyiar radio BBC maupun ABC ..yang bermula dari penerimaan jernih gelombangnya.. dari Transistor satu-satunya milik Keluarga [yang dipesan Ayah melalui Pater Rhommbout dari Netherland, saat Beliau cuti beberapa waktu bertahun sebelumnya] .. ber-merk Philip. ...muasal ranumnya banyak mimpi melanjut sang bocah mungil ini.. di luar lahapan serakan beragam buku "wong Londo"  bergambar dari perpustakaan pribadi Marco, Sahabat ber-ras Kaukakus semasa Balita sang bocah mungil, di ranumnya Epouto. ......... . . . . ......... Sesaat, kubuka kembali satu demi satu lembar photo maha karya seorang Sahabat: Kartia Rausen. Untuk kesekian kalinya, kembali kuberhenti pada tatapan suci ketiga bocah ini, Beib.. Gadis mungil bermata indah, bersama kedua Saudara Lelakinya, dari Jayapura. Dadaku bergemuruh menghujam dalam meski pelan, Beib.. Rasaku kembali terseret ke masa mula 39 tahun berlalu.. di sela usia rapuh Batita-ku..  ke sebuah masa.. ketika di usia lebih mungil dari ketiganya, benak terbatas ini telah terima kutuk mengembara liar ke dunia impian tiada terbendung hari depan Enigma-nya. Jauh melontar menembus batas empat tembok rumah Epouto-nya.. suka-suka menembus keluar batas ranah Papua.. ke Dunia luas lintas Samudera - Benua di luar sana.. tanpa sedetikpun ijinkan pembatasan dimensi.. oleh apapun.. oleh siapapun... hingga. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . mmm... ................... Gadis mungil bermata indah.. dua Jejaka mungil, Kakak sang Gadis mungil.. apa mimpi Kalian tentang Bumi Papua-mu, Nak? ..sudah terbersitkah di benakmu.. lepaskan mimpi sebebas angan.. meraih mimpi hari depan yang jauh makin gemilang dan menentramkan.. bagi Generasi ke depan-mu, Sayang? ................. ................. Kuraih satu lagi, Beib.. Aha..!! ..ini Emince. Dari Biak, Beib... ..terasakan pula olehmu -kah riak binar rekah senyum lepas .-nya, Beib? ......................... Juga ini, Johanes Kagoya, dari Biak. .. . . . mengelebat sedemikian kuat segala rasa di sukma diam ini, lalu. ........... Termasuk Bocah ini.. Putera Nelayan dari Kampung Urumb, Merauke.. ..terasakan kuat pula olehmu -kah energi sukmanya yang sedemikian meluap dari gurat ekspresinya?     . . . ..ughh... ....... Dan, ini.. bersama dengan rekan sepermainannya.. ............................ Mereka Cikal ranah Papua.. CIKAL sang Negeri yang (masih) sama kita cintai ini, khan Beib... ............................ ....hmmm.. tengoklah RIANG polos mereka yang ini.. Salto di Pantai Gedo, Nabire, Beib.. Kukira, di masa bocahmu dulu.. Engkau sama heroiknya dengan mereka, khan Beib.. Bahkan lebih, barangkali yea..... Masih menyisa, imbasnya.   :) ..........................   Oya.. juga yang ini. WOW... Para Gadis mungil yang tiada mau kalah dengan rekans mungil Lelaki-nya. Berlompatan riang dari atas Dermaga Pelabuhan Nabire.. Tiada khawatir sedikit pun soal kulit yang bisa saja terkoyak oleh bongkah karang di bawahnya..       hii...serem, yea Beib.. Tentang ini, sudah jelas.. aku tidak termasuk di dalamnya. Iya.. iya.. lantaran betapa takut terluka-nya aku, dulu.. ;) ................................... Dan.. keletihan selalu saja jadi penentu tiada tertulis sudah cukupnya sang "waktu bebas" direguk sang Bocah.. Tiba saatnya kembali ke rumah.. Bergegas pulang, sebelum sang Mama atau Bapa letih mencari ke mana-mana..  :) .............................   Seperti katamu juga, Beib.. keriangan asli nyata milik sang Cikal. Look at this..!! ..sang Cikal.. Tante ingin semakin banyak belajar, dari kepolosan riang kalian, Nak.. Boleh, yea.. .............. [..hmmmm... alunan memabokkan Smooth by Santana masih kubiarkan menggoda-ku ..tiada kuasa ku-ikuti saja hentak beat-nya 'tuk sejenak bergoyang.. ketika kuakhiri sharing-ku petang ini..] ..have a nice weekend, Beib... GBU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun