Mohon tunggu...
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
R.Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Mohon Tunggu... profesional -

..perEMPUan biasa.\r\n[..mengurai makna di deret kata, tuangkan geliat pendulum rasa sukma & benak....di sela hiruk pikuk rutinitas diri sebagai insan biasa, Ibu, dan Dokter..]

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa arah jalaran NYERI JANTUNG khas?

29 Januari 2009   11:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:20 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit Jantung masih menduduki rangking satu penyebab kematian di banyak Negeri, termasuk Indonesia. Nyeri menjadi salah satu simptom yang akrab menyertai ragam Penyakit dimaksud. "..BIASANYA akan menjalar dari letak Jantung di dada kiri, lalu ke arah mendekati Lambung, juga merembet ke arah Leher pada area Tenggorokan-Kerongkongan.. merembet ke Rahang.. ke sisi Hidung.. hingga ke arah Mata. Juga, dari arah Jantung membelok ke arah lipat Ketiak.. menjalar di sepanjang Lengan Atas bagian dalam.. melanjut ke Lengan Bawah bagian dalam.. hingga ujung jari Kelingking, Ibu.. Tetapi rembetan ini BIASANYA tergantung keparahan Penyakitnya juga..", sang Dokter Spesialis Jantung menjawab pertanyaan sang Ibu, salah satu Penanya dalam sesi dialog interaktif Kesehatan Jantung di stasiun Radio swasta tersebut, pagi itu. "Lho, Doc.. mengapa arahnya selalu begitu" , tanya sang Ibu kembali. "Oo, yea... memang demikian, BIASANYA", sang Dokter menjawabnya langsung.. Kemudian terdengar suara sang Penyiar, sang Moderator, menyela.. melanjutkan ke pertanyaan Penanya lain selanjutnya, by message. Arah jalaran simptom Nyeri Jantung memang khas. Teori Akupunktur memberikan penjelasannya berdasarkan Teori Meridian. Seperti yang sudah pernah saya utarakan dalam artikel terkait lalu, Meridian merupakan suatu sistem saluran Energi Qi yang membujur melintang tersebar teratur di seluruh Raga, membentuk susunan seperti jala yang teratur. Terdiri atas 12 Meridian Umum, 12 Meridian Cabang, 8 Meridian Istimewa, 12 Meridian Tendon, 12 Meridian Daerah Kulit, serta Luo & Sun Luo yang jumlahnya 'tak berhingga. Sistem Meridian menjalin hubungan sangat erat antara bagian Raga: atas-bawah, kanan-kiri, Organ Dalam-Permukaan Raga, Organ Dalam-Kaki, Organ Dalam-Tangan, termasuk antar Organ Dalam sendiri... dan antar/inter setiap materi pembentuk Raga lain. Yang karenanya, suatu kelainan yang terjadi pada tingkat Meridian dapat merembet ke tingkat Organ Meridian dimaksud.. ..dan sebaliknya.. yang juga bisa melanjut merembet ke Meridian (bahkan Organ) lain.. lantaran keeratan hubungan antar nya. [ Teori Akupunktur dapat gamblang menjelaskan keterkaitan rentetan kejadian rembetan khas penyakit satu Organ ke Organ lainnya.. dari satu Meridian ke Meridian lainnya.. dari satu Meridian ke Organ lainnya, dari satu Organ ke Meridian lainnya... dan seterusnya, dari Teori Pergerakan Lima Unsur serta Teori Fenomena Organ. (..akan saya uraikan detailnya perlahan, dalam artikel-artikel terkait berikut, yea..) ] Wujud Meridian Sao Yin Tangan Jantung dapat "menjawab" dengan mudah, mengapa arah jalaran Nyeri Jantung khas. Karena, sang Meridian (memang) dimulai dari Jantung, bercabang tiga. Salah satunya mengikuti Pembuluh Darah Besar menembus Diafragma berhubungan Luo dengan Usus Kecil. Cabang lainnya, dari Jantung berjalan mengikuti Pembuluh Darah Besar "menjepit" Tenggorokan-Kerongkongan, ke Rahang, menyusuri tepi Hidung, berhubungan dengan Mata.. melanjut ke Otak. Cabang berikut terakhir: dari Jantung menyusur ke atas Paru-Paru menembus rongga Dada di lipat Ketiak, lalu menyusuri tepi ulner Lengan Atas, ke Lengan Bawah, ke sisi radial jari Kelingking.. hingga ujung jari dimaksud. Pertanyaan kritis berikutnya barangkali adalah: "Lho, Doc..Meridian itu khan kaya'nya sebatas Teori aja, seperti sebutan Dokter di atas: Teori Meridian. Artinya khan............... .. Eh, ada riset pembuktian Ilmiah-nya ngga?".. ADA. Akan saya bahas dalam artikel berikut, setelah ini, yea.. 'makasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun