Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Marga Khouw Dari Guangdong Di Indonesia

17 Mei 2020   09:30 Diperbarui: 17 Mei 2020   12:21 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vihara Sian Jin Ku Poh, di Pinggir sungai Citarum

Berita atau artikel tentang Vihara Sian Jin Ku Poh, sudah banyak ditulis dalam bentuk artikel maupun berita. Dalam artikel ini hanya akan ditulis tentang keturunan dari generasi pertama (Generasi Null ) yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong dan yang menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh. Sedangkan sejarah viharanya tidak kami bahas disini karena itu adalah berkaitan dengan pengelolahan vihara. Bisa saja suatu saat pengelola vihara menggunakan server yang sama untuk mengarsip pengelolahan, perjalanan dan lika liku sejarah Vihara. Biarlah waktu yang menentukan itu.

Tabel silsilah ini dari satu keluarga kecil supaya bisa muat dalam artikel ini. Karena bila di cetak semua anggota keluarga akan sangat panjang.
Tabel silsilah ini dari satu keluarga kecil supaya bisa muat dalam artikel ini. Karena bila di cetak semua anggota keluarga akan sangat panjang.
Menurut data yang ditulis oleh ayah saya dan juga penelusuran saya tentang keluarga besar, saya merasa perlu dibuatkan arsip silsilah keturunan. Bisa saja arsip tersebut akan menjadi bahan materi sejarah dikemudian hari. 

Cerita asal usul Vihara Sian Jin Ku Poh tidak lepas dari 3 Marga yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong pada tahun sekitar 1770an. Dan tentang lengkapnya perjalanan waktu Vihara Sian Jin Ku Poh tidak saya bahas detail dalam artrikel ini. Dalam hal ini saya melanjutkan sejarah salah satu dari tiga marga yang datang bersamaan dan kapal layarnya berlabuh di Sungai Citarum, yaitu leluhur saya Marga Khouw.

Perlu di jelaskan, bahwa Marga Khouw yang mendarat di sungai Citarum dan menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh; menurut cerita bapak saya dan wawancara saya kepada generasi yang lebih tua, maka tidak ditemukan adanya kaitan saudara dari Keluarga Khouw yang di jaman Batavia sebagai pejabat tinggi. Oleh karena itu saya hanya bisa konsentrasi tentang database Marga Khouw yang turun menurun dari silsilah pendaratan di Sungai Citarum.

Vihara Sian Jin Ku Poh, di Pinggir sungai Citarum
Vihara Sian Jin Ku Poh, di Pinggir sungai Citarum
Untuk apa membangun server leluhur ?
Ada kalimat dari salah satu pendiri perusahaan Apple, Wozniak, dan beliau berpendapat bahwa berkas digital yang Anda upload, sudah bukan lagi 100 persen milik Anda. Atas dasar itu, saya harus mengamankan kepemilikan berkas digital milik Marga Khouw.

Waktu kecil saya diajak ayah saya ke vihara yang dulu sebagai rumah leluhur kami. Dan saya bertanya kenapa vihara ini berbeda seperti lainnya? Paling depan untuk menghadap langit yaitu Yang Maha Kuasa. Kemudian kenapa di ruang utama hanya tempat abu sembayang ? Bahkan patung Budha maupun patung Kwan Im ada di bagian belakang ruang utama ?
Dan ayah saya menjawab, awalnya rumah biasa tanpa ada patung dan leluhur kami adalah keluarga taat berdoa. Menurut ayah saya bahwa kepercayaan leluhur kami adalah ajaran Kong Hu Cu sehingga tidak ada ornamen apapun diatas meja abu selain untuk penghormatan kepada para leluhur. Dalam perkembangan jaman dan aturan barulah di bentuk yayasan sehingga sekarang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Saat ini saya lebih fokus tentang bagaimana caranya membuat arsip.
Sudah cukup banyak berkas yang telah dibuat oleh ayah saya dan bagaimana generasi selanjutnya melengkapi data dari generasi ke generasi selanjutnya.

Tentu suatu program jangka panjang yang perlu di pikirkan. Mulai dari mendata, mengarsip dan merawat database yang besar, maka diperlukan suatu system administrasi dokumentasi yang handal dan bisa melewati generasi selanjutnya.
Berdasarkan rekaman film, foto dokumentasi maupun wawancara dari generasi yang lebih tua, maka saya membuat suatu system peng-arsipan untuk mampu melewati generasi ke generasi selanjutnya.

Awalnya saya membangun sebuah perangkat server lengkap dengan backup yang bisa berfungsi sebagai file server. Membangun server adalah salah satu hobby saya. Saat saya kuliah kedokteran sering ikut serta kuliah informatika. Selain menjadi dokter juga menjadi pengusaha sehingga membutuhkan software maupun server yang cukup besar. Pengalaman membuat software dan mengelola data tersebut, membuat saya yakin untuk membangun system server.

Setelah web server dan file server berfungsi dengan baik, di lanjutkan dengan membuat database yang berfungsi sebagai private Album yang disebut sebagai MyStory. Produk MyStory adalah suatu database yang khusus untuk kepentingan pribadi saja.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Sebagian dari data yang tersimpan di privat Album MyStory bisa dibagikan ( share ) sesuai keinginan pemilik akun. Dan sebagian data private Album MyStory yang dibagikan ( share ) bisa di lihat melalui web yang bernama OurStory. Di Web OurStory bisa banyak orang melihat dan memberikan komentar. Untuk kepentingan pemilik data, Web OurStory pun bisa diberikan prioritas pengunjungnya. Bisa di kunci total, atau bisa dilihat oleh teman atau bisa di berikan outoritas dengan waktu berbatas kepada orang yang diijinkan melihatnya.

Spesifikasi sistem yang dibangun sangat cukup untuk adminstrasi arsip silsilah, malah bisa jadi lebih dari cukup alias bisa digunakan sepanjang jaman.
Sebagai gambarannya saja bahwa :
1. Kapasitas sangat besar, artinya media simpan ( harddisk ) mampu di ekspansi sampai batas tak terhingga dan akan ditambahkan sesuai kebutuhan.
2. Dari sisi jumlah anak dalam satu keluarga tidak dibataskan. Artinya satu keluarga bisa punya anak berapapun dan tetap bisa di data.
3. Dari sisi pasangan (suami/istri) juga tidak dibataskan. Artinya tidak terbatas berapa banyak pasangan hidupnya. Jumlah pasangan tidak dibataskan dalam sistem pengarsipan silsilah ini.
4. Jumlah generasi pun tidak dibataskan. Bila saja 1 generasi sekitar 20 tahun dan misalnya satu juta generasi, maka sistem ini bisa digunakan untuk mengarsip selama 20 Juta tahun. Tetapi entah apa yang akan terjadi dikemudian hari tidaklah kita ketahui.
5. Harus mampu menampung arsip berupa Film, Foto, PDF, Text atau apapun yang akan mengikuti jamannya. Format digital masa depan harus di antisipasi sehingga format masa depan dalam bentuk digital harus tetap bisa di tampilkan atau di play.

Apa yang terjadi bila server ini rusak atau ada Hardware atau Software yang perlu perawatan?
Sudah disiapkan panduan dalam bentuk Buku pintar maupun USB pintar. Cukup gunakan USB pintar untuk orang awam yang tidak mengerti apapun tentang komputer.
Pertama harus sediakan komputer yang memadai untuk berfungsi sebagai Server Utama dan mampu sepanjang jaman online internet.
Saat ini saya menggunakan server merek HP, CPU Xeon, Memori 12 GB dan SSD sebagai Disk Boot dan mengunakan SSHD untuk media simpan data.
Sederhana saja, colokan USB pinter pertama ke komputer dan instal Operating Linux, butuh sekitar 30 menit.

Setelah selesai install Operating System maka colok USB pinter kedua, yang akan install seluruh software yang dibutuhkan untuk menjadikan siap tuntas. Colok saja USB Pintar ke dua dan ikuti saja petunjuk nya. Tidak perlu paham tentang komputer.
Setelah USB di colok dan jalan, maka secara automatis di install semua yang dibutuhkan dan butuh waktu hanya  sekittar 30 menit. Kemudian tampil di layar untuk tambahan yang harus dilakukan.
Tekan saja tombolnya atau hanya copy paste saja. Dan setelah hanya beberapa menit selesai. Totalnya sekitar 35an menit. Artinya dari install server baru ( dari komputer baru ) sampai bisa digunakan online hanya butuh sekitar satu jam saja.

Mengapa perlu dibangun sistem ini ?
Suatu pertanyaan yang biasa dikatakan teman atau saudara. Dan jawabannya adalah :
1. Tidak mungkin ada server yang kita sewa bisa menjamin sampai sekian generasi masih mampu eksistensi. Bisa bahaya bila perusahaan jasa penyedia telah tutup atau tidak beroperasi lagi.
2. Siapa yang akan bayar sewa tempat simpan database ini di generasi selanjutnya ? Juga kita tidak bisa andalkan ada orang dari generasi ke generasi yang mau lanjutkan atau bayar sewa untuk tempat simpan database.
3. Bisa jadi perubahan jaman tidak lagi memungkinkan sistem administrasi yang kita bangun masih mampu beroperasi di sistem operasi jaman itu.

Bagaimana backup server ?                                     
Ada 3 server yang digunakan, pertama sebagai server utama yang selalu online. Dan server kedua sebagai backup yang diletakan di tempat berbeda. Sedangkan server ketiga bisa digunakan untuk pengembangan coding maupun uji coba sebelum di upload ke server utama.

Bagaimana dengan keamanan penyimpanan data?
Suatu pertanyaan yang selalu ditanya tetapi dia sendiri sebenarnya sudah tau jawabannya. Mengapa dia lupa nomor PIN ATM nya atau lupa PASSWORD. Sampai saat ini kita tetap saja mendengar bahwa perusahaan kelas dunia masih saja bisa di bobol dan datanya di perjual belikan. Tetapi kita tidak tau jelasnya, apakah data itu memang di bobol atau memang niat dijual belikan ?
Dan kembali ke amanan server yang saya bangun, untuk data pribadi sekelas MyStory di jaga aman dalam enkripsi database.

Bagaimana caranya menggunakan database ini ?
Sangat mudah dan tidak perlu banyak persiapan khusus.
Dalam kehidupan seharian hanya perlu membuat arsip. Artinya apa saja arsipkan.
Sebuah handphone dibutuhkan dan Handphone sudah menjadi bagian hidup hampir semua orang. Apa saja foto. Saya mengatakan, termasuk yang tidak begunakan pun atau sampah pun foto saja.
Bila handphone Anda bukan handphone canggih dan berkapasitas kecil, sudah ada applikasi yang bisa sinkron antara handphone, laptop, desktop dan server. Artinya semua gadget digital sudah bisa sinkron dengan server dan Anda bisa hapus data digital yang ada di di gadget Anda.

Bila suatu waktu sedang santai, maka upload lah gambar, film, lagu, PDF, text atau data office.
Berkas yang di upload diberikan keterangan. Anggota keluarga yang lahir di input. Yang menikah dan yang meninggal di input. Itu saja cukup. Tidak perlu pengetahuan komputer dan pasti semua penggunakan gadget bisa menggunakannya.

Melanjutkan budaya mewariskan Marga.
Jaman dahulu generasi menyerahkan papan leluhur kepada generasi berikutnya. Seperti ayah saya mewariskan papan leluhur dari orang tuanya. Di papan leluhur itu tidak bisa dicantumkan sekian generasi karena luas papan nya terbatas. Berbeda dengan Server leluhur yang mampu mencatat sampai akhir jaman. Maka server ini bisa digunakan sebagai penganti papan leluhur di jaman digital dengan sebutannya Server Leluhur.

Masih banyak data keluarga yang saya harus input. Butuh waktu dan kesabaran untuk menyelesaikannya.
Masih banyak data keluarga yang saya harus input. Butuh waktu dan kesabaran untuk menyelesaikannya.
Foto saat diskusi dengan keluarga tentang Marga Khouw di Indonesia.
Foto saat diskusi dengan keluarga tentang Marga Khouw di Indonesia.
Dengan demikian, terjawab sudah, bahwa tidak mungkin program gratisan yang saat ini beredar atau applikasi handphone yang tersedia di Android maupun iOS bisa digunakan untuk melestarikan silsilah turun menurun sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun