Berita atau artikel tentang Vihara Sian Jin Ku Poh, sudah banyak ditulis dalam bentuk artikel maupun berita. Dalam artikel ini hanya akan ditulis tentang keturunan dari generasi pertama (Generasi Null ) yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong dan yang menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh. Sedangkan sejarah viharanya tidak kami bahas disini karena itu adalah berkaitan dengan pengelolahan vihara. Bisa saja suatu saat pengelola vihara menggunakan server yang sama untuk mengarsip pengelolahan, perjalanan dan lika liku sejarah Vihara. Biarlah waktu yang menentukan itu.
Cerita asal usul Vihara Sian Jin Ku Poh tidak lepas dari 3 Marga yang datang dari desa Dabu provinsi Guangdong pada tahun sekitar 1770an. Dan tentang lengkapnya perjalanan waktu Vihara Sian Jin Ku Poh tidak saya bahas detail dalam artrikel ini. Dalam hal ini saya melanjutkan sejarah salah satu dari tiga marga yang datang bersamaan dan kapal layarnya berlabuh di Sungai Citarum, yaitu leluhur saya Marga Khouw.
Perlu di jelaskan, bahwa Marga Khouw yang mendarat di sungai Citarum dan menjadi cikal bakal Vihara Sian Jin Ku Poh; menurut cerita bapak saya dan wawancara saya kepada generasi yang lebih tua, maka tidak ditemukan adanya kaitan saudara dari Keluarga Khouw yang di jaman Batavia sebagai pejabat tinggi. Oleh karena itu saya hanya bisa konsentrasi tentang database Marga Khouw yang turun menurun dari silsilah pendaratan di Sungai Citarum.
Ada kalimat dari salah satu pendiri perusahaan Apple, Wozniak, dan beliau berpendapat bahwa berkas digital yang Anda upload, sudah bukan lagi 100 persen milik Anda. Atas dasar itu, saya harus mengamankan kepemilikan berkas digital milik Marga Khouw.
Waktu kecil saya diajak ayah saya ke vihara yang dulu sebagai rumah leluhur kami. Dan saya bertanya kenapa vihara ini berbeda seperti lainnya? Paling depan untuk menghadap langit yaitu Yang Maha Kuasa. Kemudian kenapa di ruang utama hanya tempat abu sembayang ? Bahkan patung Budha maupun patung Kwan Im ada di bagian belakang ruang utama ?
Dan ayah saya menjawab, awalnya rumah biasa tanpa ada patung dan leluhur kami adalah keluarga taat berdoa. Menurut ayah saya bahwa kepercayaan leluhur kami adalah ajaran Kong Hu Cu sehingga tidak ada ornamen apapun diatas meja abu selain untuk penghormatan kepada para leluhur. Dalam perkembangan jaman dan aturan barulah di bentuk yayasan sehingga sekarang.
Sudah cukup banyak berkas yang telah dibuat oleh ayah saya dan bagaimana generasi selanjutnya melengkapi data dari generasi ke generasi selanjutnya.
Tentu suatu program jangka panjang yang perlu di pikirkan. Mulai dari mendata, mengarsip dan merawat database yang besar, maka diperlukan suatu system administrasi dokumentasi yang handal dan bisa melewati generasi selanjutnya.
Berdasarkan rekaman film, foto dokumentasi maupun wawancara dari generasi yang lebih tua, maka saya membuat suatu system peng-arsipan untuk mampu melewati generasi ke generasi selanjutnya.
Awalnya saya membangun sebuah perangkat server lengkap dengan backup yang bisa berfungsi sebagai file server. Membangun server adalah salah satu hobby saya. Saat saya kuliah kedokteran sering ikut serta kuliah informatika. Selain menjadi dokter juga menjadi pengusaha sehingga membutuhkan software maupun server yang cukup besar. Pengalaman membuat software dan mengelola data tersebut, membuat saya yakin untuk membangun system server.
Setelah web server dan file server berfungsi dengan baik, di lanjutkan dengan membuat database yang berfungsi sebagai private Album yang disebut sebagai MyStory. Produk MyStory adalah suatu database yang khusus untuk kepentingan pribadi saja.