Foto handphone dengan penampilan layar 1 BIT, yaitu HITAM Putih. Foto dari www.blogmu.org
Sekarang kita balik, Bila kita gunakan 3 Bit kode digital, berapa kombinasi gradasi warna hitam putih yang bisa kita olah? Jawabnya: Jumlah kombinasi warna hitam putih pada 3 BIT hanya bisa mengolah 2 x 2 x 2 = 2 pangkat 3 = 8 tahapan gradasi warna hitam putih.
Bagaimana corak warna gradasinya ?
Jawabnya :
111 ( Putih - Putih - Putih ) = 100 % warna putih, 0 % warna hitam (angka  desimal 7)
110 ( Putih - Putih - Hitam ) = Â 87,5 % putih, Â 12,5 % hitam (angka desimal 6 )
101 ( Putih - Hitam- Putih ) = 75 % putih, 25 % hitam (angka desimal 5 )
100 ( Putih - Hitam - Hitam ) = 50 % putih, 50 % hitam, abu abu terang (angka desimal 4)
011 (Hitam - Putih - Putih ) = 50 % hitam, 50 % putih, abu abu gelap (angka desimal 3)
010 ( Hitam - Putih - hitam ) = 75 % hitam, 25 % putih (angka desimal 2)
001 ( Hitam - Hitam - Putih ) = 87,5 % hitam, 12,5 % putih (angka desimal 1)
000 ( Hitam - Hitam - Hitam ) = 100 % hitam, 0 % putih (angka desimal 0 )
Supaya jangan tambah pusing, begitulah kode digital yang tercipta dari 3 digit warna ( 3 Bit )
Keterangan gambar : Gradasi warna Hitam Putih berdasarkan BIT. Gambar dari Askme
Kita balik ke inti pelajaran foto digital. Tergantung kamera digitalnya, mau membuat kode warna berapa
bit?
Penampilan layar handphone mungkin 4 BIT. Foto dari https://www.tabloidpulsa.co.id
Makin besar BIT maka makin besar pula data yang harus disimpan.
Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 3 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 8 gradasi warna.
Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 8 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 256 gradasi warna.
Penampilan Layar handphone, mungkin sudah 8 BIT. Foto dari cwotekno.blogspot.com
Anggap saja kita mengunakan kamera digital canggih
fullframe yang terdiri dari 6000 pixel (panjang) dan 4000 pixel (lebar). Maka kita mempunyai data 24.000.000 ( 24 juta pixel ). Bila saya terjemahkan kedalam banyaknya memori untuk menyimpan gambar itu, adalah 24 juta address (alamat di memori). Seperti alamat rumah, rumah pertama saya masukkan paket. Alamat kedua rumah itu saya masukkan juga paket, terus sampai 24 juta paket saya masukkan kedalam tiap tiap rumah.
Setiap paket di tiap rumah berisi informasi 3 digit atau 8 digit atau 12 digit. Maunya kita simpan berapa digit informasi? Demikian juga pabrik kamera digital itu menyimpan warnanya dengan berapa digit?
Di kamera canggih saat ini bisa beberapa teknik penyimpanan untuk selanjutnya diproses. Ada kepentingan dari insinyur pembuat camera dan kepentingan penguna kamera. Minimal dua kepentingan yang akan membuat biaya produksi mahal dan kebutuhan sang pengguna.
Keterangan gambar tentang kepentingan para insinyur elektronika. Foto: https://pti2016genap.wordpress.com/
Mereka tentu saja selalu meneliti hal hal baru dan menciptakan yang lebih canggih terus. Tetapi tentu saja sesuatu yang canggih butuh teknologi modern dan pasti perlu biaya besar untuk produksinya. Lagipula tidak semua orang butuh kecanggihan itu. Hanya beberapa profesional yang sangat butuh kualitas gambar digital. Dengan demikian para insinyur menyiapkan data format
Raw supaya para profesional bisa mengolah lebih lanjut.
Keterangan gambar tentang kepentingan para fotografer amatir. Foto milik pribadi.
Sangat banyak sekali dan pastilah mayoritas penguna kamera digital tidak mau repot dengan setting kamera dan lebih utamakan hasil yang "bagus dan memuaskan" secara instan. Karena itu para insinyur menambahkan "assisten" dalam bentuk
software yang mempunya ALGORITMA rumit. Dengan bantuan ALGORITMA tersebut, warna "mentah" hasil konversi sinar di sensor, diolah menjadi gambar siap saji. Formatnya yang umum digunakan adalah
JPG. Hasilnya sudah sangat memuaskan bagi mayortas fotografer amatir.
Perbandingan besarnya file antara Format Raw dan Fornat JPG. Gambar milik pribadi
Dari kemampuan teknologi bisa saja simpan dalam bentuk Raw, walaupun raw tidak selalu lebih bagus dari JPG. Bila di simpan dalam Raw, maka informasi yang jelek maupun bagus dari sensor, semua disimpan apa adanya. Bila dilihat langsung oleh mata, biasanya warna tidak bagus.  Jadi janganlah sombong mengatalkan Raw lebih bagus dari JPG. Demikian juga bila tidak bisa mengolah data raw menjadi jpeg, maka belajar dahulu tentang raw, baru kemudian menciptalkan Jpgnya.
Lihat Inovasi Selengkapnya