[caption id="attachment_199992" align="aligncenter" width="448" caption="Kepiting pun masih bisa dikendalikan sebelum disantap. Foto dari free artikel"][/caption] Dalam dunia kedokteran, kesehatan dan keyakinan sangatlah diutamakan oleh pasien. Pasti tiap orang ingin dalam keadaan sejahtera, berbadan maupun berjiwa sehat. Sehingga tidaklah mudah untuk pasien menyerahkan kontrol kesehatan kepada dokter yang tidak di percaya atau tidak diyakini kemampuannya.
Ada kasus yang bisa di tanggani oleh bidang kedokteran secara baik dan tuntas. Untuk itu; tentu saja sebagai dokter harus melakukannya dengan cermat, sesuai ilmu kedokteran dan tahapan prosedur yang harus dilalui.
Sebagai contoh kasus, ada seorang wanita usia paruh baya. Pasien mempunyai keluhan di payu dara sejak belasan tahun. Ada rasa nyeri di payu dara, tetapi pasien mengabaikannya. Karena saat ini ada rasa kuatir, maka diperiksakanlah pada dokter dikota tempat tinggalnya. Dokter pertama yang memeriksa, berusaha memahami penyakit nya. Diminta pemeriksaan darah untuk mencari penanda tumor. Juga dilakukan pemeriksaan lainnya. Karena hasil dari pemeriksaan penanda tumor negatip, maka sang dokter akan melanjutkan pemeriksaan tahap berikutnya. Dan dokter tersebut belum terburu buru melakukan oparasi. Mungkin juga dokter tersebut akan memeriksa penanda tumor untuk kedua kali atau bahkan ketiga kalinya, bila saja pemeriksaan penanda tumor kedua masih juga negatip.
Karena dunia sudah sangat modern dan semua informasi sangat mudah dikirim, maka kekuatiran sang pasien ditanyakan pula pada beberapa dokter lainnya. Akhirnya pasien hijrah ke Jakarta untuk berobat. Selang beberapa hari pemeriksaan, sang pasien dilakukan operasi oleh sang dokter. Sebagai persiapan operasi tentu saja pasien dijelaskan tentang apa yang direncanakan. Dan tidak lupa pula untuk menyemagatkan sang pasien; dijelaskan bahwa semua akan selesai setelah operasi, sehingga pasien maupun keluarganya bisa tersenyum dan segera menyiapkan operasi tersebut. Operasi dilakukan dengan sempurna dan berhasil dengan baik. Tentu saja bagian organ tubuh yang diambil saat operasi, diperiksa secara mikroskopis. Setelah pemeriksaannya butuh waktu sekitar 1 mingguan, ternyata hasilnya ditemukan sel tumor ganas. Maka situasi berubah. Dokter yang biasanya bercanda, menjadi pendiam. Dokter hanya menjelaskan bahwa pasien harus dilakukan terapi lanjut. Artinya pasien harus menjalankan kemo-terapi dan operasi ulang, supaya sel tumor ganas diradiasi  maupun dibersihkan lagi untuk tidak menimbulkan metastasis (anak tumor di tempat lainnya). Itulah sekilas yang saya bisa dapatkan informasi nya. Bagaimana kiranya para pembaca kompasiana bisa berkomentar, secara pemikiran awam. Bagaimana pandangan pembaca terhadap dokter yang mengoperasi tanpa menjelaskan kepada pasien apabila kasusnya ternyata tumor ganas dan bukan seperti yang dipahami dokter dan pasien. Mengapa dokter ini tidak menjelaskan hal yang paling buruk apabila hasil operasinya bisa bisa tumor ganas. Apakah dokternya lupa menjelaskan tentang kemungkinan tumor ganas serta kelanjutan terapi. Atau dokternya sangat yakin menduga bahwa ini tumor jinak saja ? Bila saja dokter sangat hati hati dan sudah mempersiapkan kemungkinan adanya tumor ganas, maka bisa saja dilakukan operasi dengan persiapan tumor ganas. Sehingga tumor ganas pada stadium tertentu tidak dibutuhkan pengobatan kemo-terapi maupun bedah ulangan. Lagipula prosedur rumah sakit pasti adanya gelar kasus sebelum tindakan operasi dilakukan. Karena itu kehati hatian terhadap tumor ganas harus di perhitungkan dan minimal sudah harus dijelaskan dan disiapkan sebelum operasi dilakukan. Menurut saya dokter tersebut harus menjelaskan secara ilmiah dan harus ada keyakinan bila saja benjolan tersebut tumor ganas. Sayangnya prosedur kehati hatian tidak diperhatikan. Sayapun belum ada berita lanjut, kenapa pemeriksaan sel secara mikroskopis terlalu lama, sekitaran satu mingguan.
Dengan hanya penjelasan berobat lanjut dengan kemo-terapi, seharusnya penjelasan ini sudah dijelaskan sebelum tindakan operasi dilakukan. Karena bisa saja pasien tidak siap keuangan maupun mental. Lagipula bila dari awalnya sudah bisa dipahami dan dipersiapkan bila nyatanya tumor ganas, maka persiapan pra operasi maupun pasca operasi bisa dilakukan sebaik baiknya. Dalam kondisi pasca operasi diketahui sebagai tumor ganas, tentu saja waktu sangat berperan. Bagaikan naik mobil taksi, bila penumpang sudah dalam taksi, maka argo terus berjalan. Bila penumpang terus menunggu waktu, maka biaya argo taksi makin mahal. Demikian juga setelah pasca operasi tumor ganas, waktu sangat penting sekali. Karena pasien sudah tergantung dengan kecepatan maupun keakuratan terapi.
Demikian kondisi yang masih sering terjadi dalam dunia kedokteran. Mudah mudahan baik dokter dan pasien, makin paham kehati hatian dalam menyikapi kasus tumor ganas. Sering kali saya mengatakan, jangan membangunkan macam tidur. Karena bila kita berani membangunkan macan tidur, maka kita harus siap terhadap serangan sang macan.
Bagaimana pandangan pembaca  ? Bagaimana bila kasus ini terjadi pada kita ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H