Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngeseks di Usia 50an Masih Tokcer Terus

16 Juni 2012   02:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 19644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_188325" align="aligncenter" width="452" caption="Jam 15 siang mengambarkan jarum di posisi angka 3.....Sumber Gambar : infotama.net"][/caption] Sejak jaman manusia di usir oleh Allah dari Taman Firdaus, perilaku seks bukan hanya untuk tujuan kepuasan batin maupun reproduksi. Tetapi terkait pula pertukaran data genetik (DNA). Pertukaran yang menjadikan generasi hibrid(gabungan dari dua DNA ibu dan bapak). Dengan bercampurnya dua DNA diharapkan, akan terjadi adaptasi maupun kemampuan yang lebih sempurna. Seks adalah suatu proses yang sangat kompleks dan banyak sekali faktor yang berperan satu sama lain. Di otak bagian depan (Lobus frontalis), di sentral otak inilah fantasi dan pengalaman indah diolah. Selain peran otak bagian depan, juga peran aneka hormon yang sangat berperan. Aneka hormone yang silih berganti terkait situasi dan kondisi. Hormone simpatikus, untuk berani berperan, berani melakukan tantangan. Hormon parasimpatikus, untuk lebih membawa peran kearah romatika. Hormon seks pria, untuk rasa bangkitnya aneka dorongan, termasuk birahi seksualis. Hormon seks wanita, untuk menyiapkan persetubuhan, reklaksasi. Tentu saja peran hormon dalam textbook tidak sesingkat yang saya tulis secara awam ini. Sifat sifat hormon laki laki, mempunyai sifat sifat agresif, kuat, segera dan dominan. Sedangkan sifat sifat hormone wanita adalah tenang, melenturkan organ tubuh (Rahim untuk membesar dan elastis), relaksasi. Karena itu secara konstruksi tubuh mahluk hidup (manusia dan hewan), pria lebih ter-konstruksi untuk memulai persetubuhan. Tetapi janganlah lupa bahwa wanita itu lebih kuat dari pada pria. Sekali lagi saya tuliskan, bahwa jangan meremehkan kemampuan wanita, karena pria lebih banyak kalahnya dari pada wanita. Itulah peran hormone wanita. Wanita bisa lebih tenang : Saat wanita menunggu bus, mereka bisa tenang, berdiri santai. Sedangkan pria tidak sabar, gelisah dan sering melihat jam. Kapan busnya datang ?. Jadi jangan heran bila pria tidak sabar mengantarkan istri ber-belanja. Beda bila pria mengantarkan pacarnya belanja di pasar. Bila masih pacaran, banyak sentral otak kanan, otak kiri, otak depan maupun otak belakang yang berperan. Aneka hormon dan aneka sentral otak saling analisa dan membuat pria menjadi sabar. Wanita bisa lebih kuat : Wanita lebih tahan sakit, wanita deman masih terus bekerja rumah tangga atau urus anak. Pria yang demam dikit saja sudah seperti anak kecil, merintih dan sudah diam diranjang. Wanita tahan sakit saat vagina nya digunting untuk melahirkan bayi. Pria dicubit wanita saja sudah merintih rintih dan terampun ampun. Pria kalah diusia: Rata rata usia pria yang meninggal lebih muda dari wanita (bila meninggal secara wajar). Harap perhatikan keluarga kita yang meninggal secara wajar, maka pria lebih dahulu sekitar 2 - 5 tahun dari wanita. Betul juga bila dikatakan, bila pria secara fisik dan spontan lebih kuat ! Contohnya : Pria mendorong mobil bisa sangat kuat dari wanita. Tetapi tenaga stabil, pria tidak sekuat wanita. Dalam ngesek, pria yang telah ejakulasi butuh waktu istirahat sampai bisa tegang lagi. Sedangkan wanita yang sudah orgasme bisa langsung terus nonstop berkali kali. Apakah pria masih kuat ngesek ? masih mampu melawan kemampuan wanita ? Sebaiknya berfikirlah kaum laki laki bila ingin mengatakan bahwa pria lebih kuat dari wanita. Selain otak, hormone, organ tubuh, juga 5 alat indra Manusia sangat berperan sebagai awal penerima signal. Seseorang saat melihat partnernya (lawan jenis atau sesama jenis), dalam hitungan nano detik, segera melepaskan hormone dan ditransfer oleh saraf ke sentral sentral otak dan dianalisa. Signal dari luar tubuh yang diterima manusia masuk ke alat sensor (indera manusia) yang terdiri dari: Indera Pengelihatan, Penciuman, Pengecap, Pendengaran, Peraba Tetapi semua kontruksi didunia ini maupun didalam tubuh manusia ada usianya. Saya sering mengasumsikan kemampuan seks pada alat kelamin pria. Bagaikan jarum jam. Jam 10-13 siang, (usia belasan) Bagaikan matahari tegak tinggi diatas kepala kita. Jam 2 siang, bagaikan usia 20 tahun, jam menunjukan arah tinggi. Jam 3 siang, bagaikan usia 30 tahun, jam masih kuat tegak lurus. Jam 4 sore, bagaikan usia 40 tahun, jam sudah agak menunjuk arah bawah. Jam 5 sore, bagaikan usia 50 tahun, jam sudah turun. Ada yang sama pula dengan wanita, bahwa usia 50an terjadi menopause (stop haid). Sehingga wanita merasa tidak lagi menjadi wanita sempurna (hanya faktor kejiwaan). Tentu saja wanita yang sudah menopause tidak bisa lagi hamil. Karena itu, untuk pasutri yang ber-usia 50an tahun, sesungguhnya ngeseks dan kenikmatan seks bukanlah faktor utama di usia dan kondisi tubuh. Bahwa masih ada 5 indera manusia yang mampu membangkitkan libido seksualis. Tentu saja yang menjadi masalah adalah otot tubuh yang sudah tidak elastis sekali. Maka carilah posisi dan gerakan yang santai dan tidak terlalu mengandalkan kekuatan otot. Masih banyak posisi atau variasi bercinta yang masih bisa dipraktekkan pada pasutri usia lanjut. Saya lebih menyarankan tentang fungsi indera dan otak bagian depan (fantasi). Maka silahkan yang sudah mulai berusia 50an, terus melakukan seks se-sering mungkin selama pasangan anda masih bisa mengimbanginya. Seks pada usia lanjut tetap sehat selama organ tubuh masih memungkinkan. Seks yang rutin membuat : Seks menjadikan awet muda. Seks bisa membuat hidup lebih tenang dan bahagia. Seks menjadikan tubuh lebih bugar dan menghilangkan penyakit sakit kepala. Seks mempertahankan kehamisan rumah tangga Tidak ada batas umur untuk melakukan akivitas ngeseks. Sesungguhnya organ tubuh wanita masih bisa berfungsi untuk ngeseks sampai usia sangat tua renta. Termasuk libido seksualis wanita juga tetap bisa dipacu pada usia yang sangat tua renta. Harus di pahami bahwa libido seksualis (napsu birahi) tidak terkait usia, tetapi terkait analisa otak. Saran saya: Untuk wanita, karena hormone sudah berkurang dan kulit menjadi kering, maka gunakan pelumas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun