Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Saham Farmasi 2020

19 November 2020   10:21 Diperbarui: 19 November 2020   10:41 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemic Covid 19 yang menerpa dunia tahun 2020 telah memberikan dampak luarbiasa bagi kondisi perekonomian dunia termasuk juga bursa saham di Indonesia. Meski demikian, perusahaan farmasi sebagai penyedia obat-obatan seharusnya dapat memperbaiki kinerja keuangannya saat ini sehingga menarik untuk dilakukan analisis pergerakan sahamnya pada tahun 2020. Analisis dibatasi dari tanggal 2 Januari 2020 sampai dengan 13 November 2020 untuk memberi kesempatan kepada manajamen memperbaiki kinerja keuangannya sampai dengan akhir tahun.

Terdapat 9 emiten bidang farmasi di IDX yakni MERK, KLBE, TSPC, DVLA, INAF, KFAE, PYFA, SIDO dan PEHA. Mengacu pada artikel dalam Ajaib.co.id tanggal 10 Agustus 2020 bertajuk "Perusahaan Farmasi di BEI yang Naik Pamor" disebutkan bahwa KLBF melesat sebesar 11%, KFAE melesat sebesar 10,79% dan INAF melesat sebesar 9,74%. Disisi lain, saham PYFA yang semula per 1 Januari 2020 seharga Rp260 melesat menjadi Rp1.005 per 14 Agustus 2020. Dengan demikian, analisis hanya dibatasi pada KLBF, KFAE, INAF dan PYFA.

Ada berbagai cara perhitungan nilai saham misalnya Single Index Model, Capital Asset Pricing Model maupun Arbitrage Pricing Theory. Ketiganya memiliki tujuan analisis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan. SIM dipergunakan untuk melakukan analisis alfa, beta dan stdev. Alfa adalah nilai risiko sistematis perusahaan yang tidak dapat didiversifikasi, Beta adalah sensitivitas atau kecenderungan respon saham terhadap pasar sedangkan stdev mengukur volatilitas harga saham. CAPM dipergunakan untuk melakukan analisis perbandingan antara kewajaran tingkat imbal hasil degan risiko pasar. APT dipergunakan untuk membandingkan harga saham dengan kondisi makro ekonomi dalam perhitungan ini dipergunakan tingkat inflasi, rata-rata bunga deposito dan kurs dollar. Untuk asset bebas risiko dipergunakan rata-rata bunga deposito selama tahun 2020 sebesar 5,20%.

Data pergerakan harga saham dari 2 Januari s.d 13 November 2020 dapat dilihat dalam grafik berikut.

Dari hasil perhitungan terhadap IDX dengan nilai index per 13 November 2020 sebesar 5,461,06 diperoleh Ri SIM sebesar 5.161 dan bila dalam ln menjadi 8,55. Artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh IDX dari tanggal 2 Januari 2020 sampai dengan 13 November 2020 sebesar Rp5.161 atau sebesar 8,55%. Lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito selama tahun 2020. Stdev IDX diperoleh 513 artinya kemungkinan naik atau turun nya nilai IDX maksimal sebesar Rp513. Ri APT untuk IDX diperoleh 5,26. Selisih antara Ri APT dengan Ri SIM sebesar minus 2,52 sehingga diperoleh IDX yang seharusnya per 13 November 2020 sebesar 5.031. Artinya IDX lebih tinggi dibandingkan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Dari hasil perhitungan terhadap KLBF dengan harga saham per 13 November 2020 sebesar Rp1.495 diperoleh alfa sebesar 655 yang artinya risiko kerugian terburuk bila bursa saham bubar investor akan rugi hanya sebesar Rp655. Beta diperoleh 0.15 artinya pengaruh naik turunnya index saham di bursa berpengaruh kecil sekali terhadap saham KLBF. Stdev diperoleh 163 berarti kemungkinan naik atau turunnya harga saham KLBF paling tinggi hanya Rp163. Ri SIM diperoleh 1.439 dan bila dibuat dalam ln menjadi 7,27. Artinya tingkat imbal hasil yang kita peroleh selama menyimpan saham dari tanggal 2 Januari 2020 sampai dengan 13 November 2020 sebesar Rp1.439 dalam persen menjadi 7,27%. Lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito selama tahun 2020.

Ri CAPM KLBF diperoleh sebesar 5,73 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh KLBF dibandingkan kondisi bursa hanya 5,73% sedangkan IDX mencapai 8,55%. Selisih antara RI SIM dengan Ri CAPM sebesar minus 0,88 menunjukan premi risiko yang harus ditanggung bila bursa membaik dan investor cenderung akan melepas atau mengurangi KLBF. Ri APT diperoleh sebesar 5,21 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh KLBF sebesar 5,21% dibandingkan dengan tingkat inflasi, rata-rata bunga deposito dan kurs dollar. Selisih Ri APT dengan Ri SIM sebesar minus 1,30 menunjukkan kesalahan harga KLBF. Bila dikalikan dengan harga saham per 13 November 2020 diperoleh nilai Rp1.476 yang artinya telah terjadi kesalahan penilaian pasar terhadap harga saham dimana harga saham KLBF dinilai lebih tinggi dibandingkan seharusnya.

Dari hasil perhitungan terhadap INAF dengan harga saham per 13 November 2020 sebesar Rp3.200 diperoleh alfa sebesar 2.342 yang artinya risiko kerugian terburuk bila bursa saham bubar maka kerugian investor mencapai Rp2.342. Beta diperoleh minus 0.13 artinya pengaruh naik turunnya index saham di bursa berpengaruh kecil sekali terhadap saham INAF dan berkebalikan dengan bursa saham. Kalau bursa naik, harga saham INAF turun. Stdev diperoleh 1.076 berarti kemungkinan naik atau turunnya harga saham KLBF dapat mencapai Rp1.076. Ri SIM diperoleh 1.675 dan bila dibuat dalam ln menjadi 7,42. Artinya tingkat imbal hasil yang kita peroleh selama menyimpan saham dari tanggal 2 Januari 2020 sampai dengan 13 November 2020 sebesar Rp1.675 dalam persen sebesar 7,42%. Lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito selama tahun 2020.

Ri CAPM INAF diperoleh sebesar 4,8 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh INAF dibandingkan kondisi bursa hanya 4,8% sedangkan IDX mencapai 8,55%. Selisih antara RI SIM dengan Ri CAPM sebesar minus 1,75 menunjukan premi risiko yang harus ditanggung bila bursa membaik dan investor cenderung akan melepas atau mengurangi INAF. Ri APT diperoleh sebesar 4,8 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh INAF sebesar 4,98% dibandingkan dengan tingkat inflasi, rata-rata bunga deposito dan kurs dollar. Selisih Ri APT dengan Ri SIM sebesar 1,67 menunjukkan kesalahan harga INAF. Bila dikalikan dengan harga saham per 13 November 2020 diperoleh nilai Rp3.147 yang artinya telah terjadi kesalahan penilaian pasar terhadap harga saham dimana harga saham INAF dinilai lebih tinggi dibandingkan seharusnya.

Dari hasil perhitungan terhadap KAEF dengan harga saham per 13 November 2020 sebesar Rp3.250 diperoleh alfa sebesar 2.127 yang artinya risiko kerugian terburuk bila bursa saham bubar maka kerugian investor mencapai Rp2.127. Beta diperoleh minus 0.17 artinya pengaruh naik turunnya index saham di bursa berpengaruh kecil sekali terhadap saham KLBF dan berkebalikan dengan bursa saham. Kalau bursa naik, harga saham KAEF turun. Stdev diperoleh 984 berarti kemungkinan naik atau turunnya harga saham KAEF dapat mencapai Rp984. Ri SIM diperoleh 1.789 dan bila dibuat dalam ln menjadi 7,49. Artinya tingkat imbal hasil yang kita peroleh selama menyimpan saham dari tanggal 2 Januari 2020 sampai dengan 13 November 2020 sebesar Rp1.789 dalam persen sebesar 7,49%. Lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito selama tahun 2020.

Ri CAPM KAEF diperoleh sebesar 5,01 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh INAF dibandingkan kondisi bursa hanya 5,01% sedangkan IDX mencapai 8,55%. Selisih antara RI SIM dengan Ri CAPM sebesar minus 1,66 menunjukan premi risiko yang harus ditanggung bila bursa membaik dan investor cenderung akan melepas atau mengurangi KAEF. Ri APT diperoleh sebesar 5,01 artinya tingkat imbal hasil yang diperoleh KAEF sebesar 5,01% dibandingkan dengan tingkat inflasi, rata-rata bunga deposito dan kurs dollar. Selisih Ri APT dengan Ri SIM sebesar 1,71 menunjukkan kesalahan harga KAEF. Bila dikalikan dengan harga saham per 13 November 2020 diperoleh nilai Rp3.194 yang artinya telah terjadi kesalahan penilaian pasar terhadap harga saham dimana harga saham KAEF dinilai lebih tinggi dibandingkan seharusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun