Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Cutting Generation"

19 Maret 2018   09:18 Diperbarui: 19 Maret 2018   09:59 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papan nama Bank bermacam-macam, stasiun TV bermacam-macam, semua menjanjikan adanya kebebasan memilih. Namun rupanya kebebasan ini masih dirasakan kurang oleh mereka. Akhirnya munculah gerakan tahun 98 yang dimulai dari Kampus Trisakti menjalar sampai ke seluruh Indonesia. Hingga akhirnya mereka menduduki gedung DPR/MPR, dalam arti kata sebenarnya. 

Namun, kondisi ini sangat berbeda saat mereka lulus sekolah. Krisis ekonomi membuat banyak perusahaan gulung tikar. Ditambah lagi dengan kebijakan Zero Growth untuk PNS, BUMN dan ABRI yang diterapkan pemerintahan reformasi saat itu, mengakibatkan mereka harus bersaing dengan ketat untuk dapat memperoleh pekerjaan. Akhirnya mereka mengetahui perlunya keunggulan individu.

Relevansinya dengan situasi saat ini adalah, generasi The 90's lebih garang dalam berkompetisi. Kebebasan yang mereka perjuangkan tahun 1998, ingin mereka terapkan juga pada tempat pekerjaan mereka. Dengan keunggulan individu, mereka memiliki posisi tawar yang lebih dibandingkan generasi sebelumnya. Namun efek sampingnya, mereka jadi kurang disiplin dalam bekerja.

Y Generation atau Generasi Millenium menurut beberapa ahli adalah generasi manja, cengeng, tapi romantis. Betul gag sih?

Cutting Generation diperlukan untuk menghapuskan dosa lama dan merubah budaya Indonesia yang korup dan beringas menjadi lebih harmoni, selaras dan seimbang antara masing-masing unsur. Kaderisasi Kepemimpinan harus dimulai dari sekarang. Program Management Development jangan dijadikan sarana mengkarbit pemimpin.

by dokday/30122013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun