Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Keledai Mengurus Kedelai

29 September 2017   10:45 Diperbarui: 29 September 2017   10:53 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sisi pasar Luar  Negeri, Perum BULOG harus diberi kekuatan untuk bersaing dengan ke empat  naga tersebut berdasarkan kuota yang dibagi menurut sebaran pasar. Perum BULOG sendiri diharapkan bisa mengimpor hingga 850 juta ton per  tahun untuk dapat menutup deficit kebutuhan kedelai dalam upaya  penyaluran ke Kopti.

Perhitungan mengenai harga penggantian kedelai dari Pemerintah akan  didasarkan pada hasil perhitungan bersama antara Kementerian  Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Kebijakan Fiskal --  Kementerian Keuangan. Perhitungan subsidi Pemerintah ini akan menjadi  besaran Political will dari Pemerintah dalam merealisasikan Program  Ketahanan Pangan.

Untuk memperkuat peran BULOG dalam stabilisasi  harga Kedelai Nasional, Pemerintah juga harus membentuk Cadangan Kedelai  Pemerintah yang dititipkan pengelolaannya kepada Perum BULOG. Cadangan  Kedelai Pemerintah sebanyak 150.000 ton atau 10% dari produksi tahunan  dapat membentuk ketahanan pangan nasional untuk 15 hari. Pengelolaan  Cadangan Kedelai Pemerintah tersebut akan dipergunakan oleh Perum BULOG  untuk melakukan intervensi pasar melalui Operasi Pasar sesuai instruksi  Menteri Perdagangan.

 Dengan mempergunakan Perum BULOG, diharapkan petani tertarik untuk  menanam kedelai karena ada jaminan pasar dan harga dari Pemerintah  sedangkan pengusaha tahu tempe dapat menjaga kesinambungan produksinya  karena ada jaminan pasokan dari Pemerintah.
by Dokday (19082013)

Sudah pernah diposting di Linkedin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun