Penugasan khusus juga harus diperhatikan saat kita terpilih menjadi pemimpin. Diperlukan hikmat dan kebijaksanaan dari pemimpin untuk menangani masing-masing situasi dan permasalahan. Penugasan khusus ini baru akan terlihat bila kita sudah mulai memimpin organisasi tersebut. Lantas darimana kita bisa belajar mengenali situasi dan permasalahan tersebut untuk menetapkan penugasan khusus yang dibebankan? Dari pengamatan dan perbandingan dengan pemimpin terkenal yang sudah ada. Banyak buku mengenai kepemimpinan sudah diterbitkan dengan berbagai pandangan dan teori. Namun sedikit sekali kisah tentang kepemimpinan yang dapat dijadikan sebagai panutan.
Alkitab menyajikan banyak cerita mengenai pemimpin. Banyak kisah mengenai pemimpin di dalam Alkitab. Masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang unik tergantung situasi dan kondisinya. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru telah memperkaya khazanah pengetahuan kita mengenai kepemimpinan. Nabi Musa sebagai Pemimpin Besar memiliki karisma yang melekat dan terlegitimasi mempergunakan tangan besi dalam memimpin bangsa Israel yang bebal dan kekanakan. Namun saat menghadapi Firaun, Musa menerapkan Transactional Leadership dalam mengarahkan negosiasi terhadap Firaun. Kebalikannya dengan Debora. Selaku Hakim perempuan, Debora menerapkan Participation Leadership saat memimpin bangsa Israel.
Struktur organisasi dan tingkat kedewasaan organisasi merupakan variabel penting yang menentukan gaya kepemimpinan yang perlu diterapkan dalam organisasi. Penugasan khusus juga mempengaruhi pemimpin untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang diperlukan. Mengenali penugasan khusus dan menyelesaikan penugasan khusus tersebut akan membuat pemimpin menjadi efektif dan berguna bagi organisasi. Kemampuan untuk mengukur dan menilai kedua variabel dan mengidentifikasi penugasan khusus perlu diasah dengan mengenali organisasi kita dan segenap anggotanya.
Tidak ada resep khusus untuk gaya kepemimpinan. Penting bagi kita untuk melihat dari dekat gaya kepemimpinan Musa, Daud, Salomo dan masih banyak pemimpin lainnya. Â Semua cerita Alkitab hanya membantu kita meningkatkan kemampuan untuk menilai dan mengukur kedua variabel tersebut. Pemahaman terinci dapat diperbandingkan untuk menetapkan gaya kepemimpinan yang efektif. Dari kupasan gaya kepemimpinan tersebut, dapat kita lihat situasi yang ada dan tugas-tugas khusus yang harus diemban oleh masing-masing pemimpin. Dengan demikian, kita dapat belajar menjadi Pemimpin Kristiani yang efektif.
@Dr. Dayan Hakim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H