Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sometimes Honest is Not enough

17 Januari 2017   11:03 Diperbarui: 17 Januari 2017   11:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Pertama: Adalah seorang pertapa yang tinggal di bawah sebatang pohon beringin yang besar dan rindang. Sudah bertahun2 dia tinggal disitu untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Suatu hari terjadi pencurian di sebuah rumah, di desa dekat situ. Tapi si pencuri bernasib malang, ada yang melihat saat dia melakukan aksinya. Si pencuri segera ambil langkah seribu. Orang tersebut berteriak dengan keras mengejutkan tetangga2nya. Akibatnya seluruh penduduk desa berlari mengejar si pencuri. Dengan cepat si pencuri berlari menjauh, menghindarkan diri dari kejaran penduduk desa.

Sampai dia tiba di pohon beringin tempat si pertapa. ”Pak Tua, tolong aku,” kata si pencuri memohon. “Jangan katakan bahwa aku bersembunyi diatas ya”. Si pencuri segera memanjat pohon itu dan bersembunyi di balik daun2nya yang rimbun. Tidak lama kemudian, para penduduk desa tiba di tempat si pertapa. “Pak Tua, adakah kau melihat seorang pencuri yang lari lewat sini?” tanya penduduk desa dengan gaduh. 

Tak kuasa untuk berbohong, si pertapa menunjuk ke atas pohon. Berebut penduduk desa itu memanjat pohon untuk menarik turun si pencuri. Begitu tiba di bawah, si pencuri itu kemudian dipukuli sampai akhirnya tewas. Secara kebetulan, tidak lama kemudian, si pertapa itu juga meninggal. Ketika arwah si pertapa tiba di akherat, betapa kagetnya dia karena dia ditempatkan di neraka. Dilihatnya ke atas, nampak si pencuri dengan senyum berbahagia melenggang masuk ke pintu surga.

Seketika dia protes kepada malaikat penjaga pintu surga, “Bertahun2 aku bertapa untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, menghindarkan diri dari perbuatan dosa, mengapa upah yang ku terima seperti ini” katanya. “Betul, tapi kau tidak memiliki rasa cinta kasih dan mengampuni sehingga pencuri malang ini mengalami nasib yang tidak seharusnya dia terima” jawab malaikat penjaga pintu surga “Itulah sebabnya kau ditempatkan di bawah situ”.

Cerita Kedua: Wan Fei Hung adalah jago silat Cina tempo dulu, sedang dalam perjalanan menuju kotaraja bersama seorang kawannya. Tiba-tiba ditengah jalan dia dicegat oleh sekelompok perampok yang meminta untuk menyerahkan seluruh hartanya. Kawan Wan Fei Hung sudah emosi hendak menggempur perampok tersebut namun dicegah oleh Wan Fei Hung. Wan Fei Hung malah menyerahkan uangnya sekantong perak kepada para perampok tersebut. 

Merasa diatas angin, kepala perampok meminta agar Wan Fei Hung berjalan merangkak melewati mereka bila ingin melanjutkan perjalanan. Wan Fei Hung segera merangkak melewati para perampok tersebut diikuti oleh temannya. Setelah agak jauh, Wan Fei Hung dan temannya melanjutkan perjalanan kembali. Tiba di kotaraja, Wan Fei Hung langsung menuju rumah kawannya jenderal garnisun ibukota. Dengan emosi kawan Wan Fei Hung menceritakan bagaimana perlakuan perampok saat hendak memasuki ibukota. Jenderal garnisun ibukota menjadi ikut emosi dan memerintahkan anakbuahnya untuk menangkap para perampok tersebut.

Tidak lama kepala perampok dan anakbuahnya berhasil ditangkap dan dihadapkan kepada Jenderal Garnisun ibukota dan Wan Fei Hung. Kepala perampok itu bersujud minta ampun dan belas kasihan kepada Wan Fei Hung namun Wan Fei Hung tidak bergeming. Jenderal Garnisun ibukota kemudian menghukum pancung seluruh perampok tersebut.

Cerita Ketiga: Disatu minggu pagi, ketika sedang asik membaca koran, si ayah didekati oleh anak perempuannya yang baru mulai gede. “Ayah, apa yang dimaksud dengan sex?” tanyanya.
Si ayah terkejut setengah mati. Dia sama sekali tidak siap untuk menjawab pertanyaan anaknya. Memang dia pernah membaca buku tentang hal tersebut.
Namun dia lupa bagaimana cara menjawab pertanyaan tersebut. Maka mulailah dia bercerita tentang anak kucing, tentang burung-burung, tentang buah-buahan, tentang lebah dan segala macam pembuahan. Penjelasan yang panjang lebar itu ditutup dengan kalimat, ”jadi begitulah ceritanya si anak kucing bisa lahir”.
”Panjang sekali ayah, jadi apa yang harus kuisi di formulir pendaftaran untuk kursus ini” tanya anak perempuannya.
Si ayah terkejut. Dia lupa menanyakan konteks pertanyaan anaknya

==dokday (19082011)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun