Mohon tunggu...
Sembodo Nugroho
Sembodo Nugroho Mohon Tunggu... Peternak - Master of Animal Science

Bersepeda adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya, dengannya bisa mendapatkan tubuh yang sehat, inspirasi baru untuk dibagikan dan menikmati kesegaran udara dengan bonus pemandangan nan indah...

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Chat GPT, Sebuah Keniscayaan yang Memudahkan atau Menjerumuskan?

5 Maret 2023   03:46 Diperbarui: 7 Maret 2023   12:30 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Pexels.com

Kesalahan: Seperti teknologi lainnya, ChatGPT tidak sempurna dan dapat melakukan kesalahan dalam menghasilkan teks. Terkadang, hasilnya dapat mengandung kesalahan faktual atau gramatikal.

Bias: ChatGPT menghasilkan teks berdasarkan data pelatihan yang digunakan untuk melatih model. Jika data tersebut bias, maka ChatGPT juga dapat menghasilkan teks yang bias. Oleh karena itu, penting untuk memastikan data pelatihan seimbang dan representatif.

Tidak dapat memahami konteks yang lebih luas: ChatGPT tidak selalu dapat memahami konteks yang lebih luas dalam sebuah teks, seperti aspek budaya atau sejarah, yang dapat mempengaruhi makna atau interpretasi dari teks tersebut.

Kesulitan dalam membedakan informasi palsu: ChatGPT dapat menghasilkan teks palsu atau informasi yang tidak benar jika diberikan data atau instruksi yang salah. Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh ChatGPT.

Meskipun demikian, ChatGPT dan teknologi lainnya dapat memberikan banyak manfaat jika digunakan dengan bijak dan memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang ada.

Ada beberapa tantangan yang terkait dengan penggunaan ChatGPT, di antaranya:

Kualitas data pelatihan: Kualitas data pelatihan sangat penting dalam menentukan kualitas model ChatGPT. Jika data pelatihan tidak seimbang atau tidak representatif, model ChatGPT yang dihasilkan dapat menjadi bias dan menghasilkan teks yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan konteks.

Ketersediaan sumber daya yang memadai: ChatGPT membutuhkan sumber daya komputasi yang besar untuk melatih model dan menghasilkan teks. Oleh karena itu, perlu tersedia sumber daya yang memadai, seperti komputer berkinerja tinggi dan infrastruktur cloud computing.

Kesulitan dalam memeriksa kualitas teks: Meskipun ChatGPT dapat menghasilkan teks yang terstruktur dengan baik, sulit untuk memeriksa kualitas teks secara otomatis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan manual untuk memastikan kualitas teks yang dihasilkan.

Kesulitan dalam mengatasi konteks yang lebih luas: ChatGPT terutama mengandalkan statistik dan pola yang ditemukan dalam data pelatihan untuk menghasilkan teks. Oleh karena itu, ChatGPT dapat kesulitan dalam memahami konteks yang lebih luas, seperti aspek budaya atau sejarah, yang dapat mempengaruhi makna atau interpretasi dari teks tersebut.

Kesulitan dalam memahami bahasa kiasan dan ungkapan: ChatGPT tidak selalu dapat memahami bahasa kiasan dan ungkapan, yang dapat mengakibatkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan dan pelatihan tambahan untuk mengatasi masalah ini.

Dalam mengatasi tantangan ini, penting untuk mempertimbangkan penggunaan ChatGPT dengan bijaksana dan memperhitungkan kelemahan dan kelebihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun