Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Kasih 2 – Anjing Pun Bisa

12 Februari 2010   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_73017" align="alignleft" width="258" caption="Anjing pun bisa"][/caption]

Berikut ini, kisah nyata sebuah keluarga. Sang suami bernama Arnold ( bukan nama sebenarnya ), dan istrinya bernama Anita ( juga bukan nama sebenarnya ).

Arnold adalah tipikal lelaki pemarah, pemabok dan suka pulang malam. Sementara Anita adalah tipikal seorang wanita ideal yang tabah dan tegar menghadapi segala macam permasalahan.

Walaupun suaminya seorang yang selebor, namun ia tetap mencintai dan menyayangi Arnold seperti sedia kala saat mereka baru-baru berpacaran.

Tidak jarang Arnold pulang larut malam, pakaian dekil, bau minuman, dan langsung marah-marah apabila Anita terlambat membukakan pintu.

Anita adalah seorang yang konsisten menjalankan ajaran agama. Tak heran ia selalu menunaikan sembahyang setiap hari minggu, ditemani seekor anjing kesayangannya. Selama bertahun tahun anjing ini setia menemaninya ke gereja, sementara suaminya masih tertidur mengorok di depan Televisi.

Semakin lanjut usia, bukannya semakin dewasa, melainkan semakin bobrok saja mental dan kelakuan Arnold. Tak jarang ia memukuli dan mencaci-maki istrinya.

Menghadapi kenyataan ini Anita hanya dapat berdoa dan mengadukan nasibpada sang Khalik. Ia membenci kelakuan suaminya, namun tidak orangnya. Arnold tetap ia sayangi.

Oleh karena didera sebuah penyakit, pada suatu waktu Anita pun menghadap sang Ilahi, meninggalkan sang suami tercinta namun tidak mencintainya, dan seekor anjing kesayangannya yang justru setia padanya.

Pada kondisi seperti itu, Arnold pun mulai merasa kehilangan dan mulai menyesali diri. Sebuah penyesalan yang begitu dalam, kendati datangnya terlambat.

Pada penyesalannya yang berlarut-larut, Arnold pun heran mengamati tingkah anjing yang selama ini tak ia pedulikan, “Mengapa setiap hari minggu si anjing ( kesayangan istrinya) selalu pergi, ke manakah gerangan ?”

Diam-diam Arnold menguntit sang anjing. Ternyata ia pergi kegereja mengikuti kebiasaannya dengan Anita yang rajin ke gereja setiap minggu. Sang anjing pun selalu ambil posisi di depan altar, persis setiap kali pergi dengan Anita.

Melihat fenomena yang mengagumkan ini, di mana keteladanan yang dari istrinya dapat ditularkan pada anjing, membuat Arnold tergugah dan segera bertobat. Ia rajin beribadah ke gereja, bersama dengan anjing kesayangan istri, yang sekarang juga menjadi teman setianya.

Pembaca yang budiman, demikian kuatnya kasih sayang memengaruhi setiap mahluk, sehingga seekor anjing pun dapat merasakan dan meneladaninya, untuk selanjutnya ia getok-tularkan, bahkan pada manusia selebor seperti Arnold.

Sumber : Cerita seorang sahabat saya yang bernama Edwin T

Salam kasih sayang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun