Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengutarakan “Kasih-Sayang “

9 Februari 2010   12:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:01 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_71076" align="alignleft" width="293" caption="Romansa tak terlupakan"][/caption]

Valentine day

Berbicara mengenai hari kasih-sayang, adalah moment yang sarat pro dan kontra. Ada yang menganggap moment tersebut perlu dirayakan, namun tidak sedikit pula yang menolak warisan budaya yang diyakini “tag” dari barat itu, tidak perlu dirayakan. Karena bukan warisan budaya leluhur kita.

Tulisan ini tidak diperuntukkan membahas sudut pandang tentang hari yang dikenal valentine’s day tersebut dari segi history dan pro kontra-nya. Namun mencoba memerhatikan dan mengajak pembaca sekalian untuk memaknai moment ini, dengan refleksi tentang cara kita mengungkapkan kasih sayang itu sendiri.

Dari sekian banyak cara mengutarakan kasih sayang, yang paling menarik adalah yang terjalin antara dua kekasih yang sedang jatuh cinta.

Kasih sayang yang umumnya dirajut menjadi mahligai keluarga itu, berawal dari sebuah statement antara dua individu. Kata “saya cinta kamu” adalah ungkapan yang umum diucapkan sebagai komunikasi antara dua insan yang sedang dimabuk asmara.

Sungguh moment yang sangat indah untuk dikenang, tatkala pertama kali mengungkapkan rasa sayang kita terhadap pasangan. Nah, berbagai cara dilakukan orang untuk menghaturkan perasaan ini. Mulai dari cara yang elegant, malu-malu, konyol, lucu, hingga vulgar dan terus terang, bahkan dengan cara yang kasar dan tidak memiliki nilai romantis sama sekali.

[caption id="attachment_71077" align="aligncenter" width="300" caption="ceria, canda, kenang"][/caption]

Cara yang elegant

Seorang pria yang memiliki strategi dan etika yang elegant dalam menyampaikan isi hatinya terhadap kekasihnya, mempertimbangkan faktor timing, tempat, dan suasana untuk “menembak” si dia. Ini adalah cara yang dipandang oleh banyak pihak paling pas dan cerdas namun tetap romantis.

Sepasang kekasih membuat janji untuk bertemu di suatu tempat yang telah disepakati bersama. Moda keberangkatan yang dianut pun bisa bermacam-macam. Bisa datang sendiri-sendiri, bisa dengan cara menjemput sang kekasih di kediamannya, kemudian bersama-sama menuju suatu tempat.

Alat transportasi yang dipergunakan pun, bervariasi. Bisa berjalan kaki, naik kendaraan roda dua, naik bajaj, angkutan umum, bis kota, atau kendaraan pribadi roda empat.

Masing-masing moda itu memiliki kenangan dan kesan tersendiri. Berjalan kaki adalah moda yang sangat indah. Sehingga tidak aneh jika lagu “sepanjang jalan kenangan” menjadi lagu abadi untuk pasangan muda-mudi. Apalagi sepanjang jalan kenangan itu dibumbui dengan cerita cinta, sambil bergandengan tangan, sembari malu-malu takut dilihat anggota keluarga.(untuk pertama-tama sih begitu, lama-lama malu-maluin ) . Hmmmm mesranya.

Tidak kalah indahnya pergi berdua dengan sepeda motor. Kedekatan pada pasangan, prinsip si pria melindungi sang gadis dari terpaan angin, dan kebersamaan menikmati irama jalan setapak demi setapak, menciptakan romantika unik. Jalan menanjak, menurun, hingga melewati polisi tidur dan jalan berlubang, memberi kesan tersendiri.

Apalagi punya kenangan di tengah jalan diguyur hujan rintik-rintik, yang memaksa pasangan berteduh di sebuah rumah tua ( masih ingat lagu “gereja tua” bukan?).

Bisa-bisa rumah tua atau gubuk tua itu lebih memberi inspirasi dan romansa yang tak terperikan indahnya. Tak jarang situasi dan kondisi seperti itulah kala yang tepat untuk mengeluarkan isi hati pada sang kekasih. Tak kurang hawa yang dingin dan embusan angin yang diiringi halilintar yang menggelegar, dicampur kilat berkelebat, akan menambah indah suasana.

Tak terasa, dan tak sengaja sepasang kekasih telah larut dalam buaian kedekatan yang bisa menghentikan putaran detik, menit, hingga jam yang penuh dengan romansa kebahagiaan.Tak terasa pula, alam akan menuntun dan membimbing kata bermakna dari seorang pria, sehingga dimampukan berucap, “Aku cinta kamu.” Sebuah rendezvous yang sayang untuk dilupakan begitu saja.

Kita lanjutkan perjalanan sepasang kekasih itu. Apa bila di tengah jalan, cuaca baik-baik saja, maka dilanjutkanlah perjalanan menuju tempat yang disepakati semula. Setelah tiba ditempat, katakanlah sebuah restoran, maka mereka pun memilih tempat duduk di bagian pojok, yang tidak banyak dilihat dan dilalui orang. Inilah yang dinamakan mojok. He he…he

Setelah pesan makanan dan minuman kesukaan masing-masing, waktu pun dihabiskan dengan bercakap-cakap mulai dari hal yang tak penting hingga hal-hal yang serius. Mulai dari cerita sedih, konyol , hingga lucu. Nah, ini dia waktu yang pas untuk meluncurkan kata-kata yang telah disimpan di hati semenjak berapa hari yang lalu.

Begitu matahari tenggelam, lampu temaran bersinar redup, kendati mulut terasa kelu, kendati dengkul bergoyang bak kena gempa, kendati dada berdegup rasanya hendak meledak, akhirnya terwujud juga proyek besar “mencurahkan” isi hati pada sang pujaan.

“Yang, sssebbbennnarrnya akku sssayyyang kammu” ( mode: wajah sendu )

“Akku jugga sayyyang kammmu “

Cara yang tidak Elegant / Gentlement.

Apa saja cara-cara pengungkapan kasih sayang yang termasuk dalam kategori ini? Banyak. Intinya modus yang dipilih ini diyakini kurang romantis, bahkan dapat membuat orang yang dituju tersinggung. Cara yang pertama adalah mengungkapkan isi hati untuk pertama kali melalui surat.

Cara ini banyak ditempuh oleh laki-laki yang lututnya suka gemetar apabila bertatap muka dengan sang gadis pujaan hatinya. Jangankan bertatap muka, baru melihat atap rumahnya saja, dengkulnya sudah gemetaran. Wajar saja ia memilih cara pengungkapan isi hatinya melalui surat.

Jika diselidiki pula, proses penulisan surat itu bisa memakan korban berpuluh-puluh lembar kertas bunga, mulai dari salah tulis, huruf yang miring kiri miring kanan, dan ketumpahan air sebelum berhasil di-publish ke kotak pos.( Jadi ingat kertas surat versi jadul, namanya kertas bunga , nggak tahu apakah masih ada )

Padahal, banyak sekali resiko yang dapat terjadi melalui cara ini. Resiko yang pertama,salah alamat. Surat kesasar pada orang yang bukan tujuan sebenarnya. Coba kalau nyasar pada seorang nenek-nenek, bisa berabe kan?Kedua, surat bisa dibaca tukang pos. Ketiga, bisa dikembalikan oleh sang pujaan hati, karena ia menilai kita tidak gentlement. Nggak jantan, cemen. Ha ha ha

Lebih parah lagi, cara kedua bila mengungkapkan isi hati melalui telegram. Wah wah, kalau ini memang sudah keterlaluan. Sudah sang pujaan hati jadi jantungan saat menerimanya, ditambah lagi salah ketik kantor telegram. Dengan cara ini dijamin cinta akan ditolak 100 persen. Ha ha ha

Masuk pada jaman moderen ini, ada juga cara ketiga yang memanfaatkan IT untuk hal dimaksud di atas. Misalnya melalui SMS. Betapa tidak romantisnya apabila ini dilakukan “menembak” kekasih sang pujaan hati. Bisa-bisa SMS kita di-forward ke semua teman-temanya. Betapa malunya.

Namun di balik itu,saya ingin tahu tanggapan anda semua, bilamana mengungkapkan isi hati melalui email, atau video- call. Saya tunggu tanggapan anda.

Cara malu-malu

Seorang teman yang baru-baru ini bertemu saya, bercerita bahwa Ia baru saja mengikuti acara reuni dengan teman-teman kuliahnya. Dalam kesempatan itu, Dia bertemu dengan seseorang, yang dulu banyak diissukan orang sebagai pacarnya.

“Kok bisa sampai orang menyangka Anda dan Dia sedang berpacaran?” Tanya penulis pada teman itu.

“Ya, dulu kami selalu berdua. Dimana ada Dia, di situ ada Saya, sehingga orang mengira kami adalah sepasang kekasih” ungkap teman saya ini setengah tertawa.

Kemudian teman ini melanjutkan rendezvous-nya itu, sambil cekikikan. Apa pasal, soalnya waktu itu Ia tidak memiliki keberanian mengungkapkan isi hatinya. Demikian juga sang calon kekasih selalu setia menunggu “tembakan”dari teman saya. Hingga mereka berpisah setelah menamatkan perkuliahan masing-masing.

Nah, pada acara reuni kemarin, terungkap sudah dengan jelas, ketika sang calon kekasihnya, yang telah menjadi Nyonya Mr.X itu, berbicara blak-blakan pada teman saya ini.

“Kamu sih, dulu sebenarnya saya menunggu kamu “tembak”, ehhh ditunggu-tunggu, ucapan kamu tak kunjung datang, hingga akhirnya saya dilamar suami saya yang sekarang” ungkap Nyonya Mr.X setengah kesal. Rupanya perasaan sayangnya dari dulu masih disisakan untuk teman saya ini. He he he

Cara yang Tegas, ala Dosen

Jika di atas telah saya ceritakan cara yang elegant, indah dan romantis, tidak jarang juga kita mendengar cerita, bahkan mengalami sendiri hal-hal konyol seiring dengan penyampaian perasaan pada seseorang yang kita sukai.

Ini adalah contoh gaya tegas dalam menyampaikan isi hati pada pasangan. Sepasang kekasih telah berhasil “mojok” di suatu tempat. Lantas sang pria yang berprofessi sebagai Dosen ini pun mengungkapkan isi hatinya pada sang pujaan hatinya,

“Yang, sejujurnya aku ingin mengungkapkan rasa sayangku padamu, aku cinta sama kamu, Sayang “

“Ada pertanyaan?” ( Saking tegas dan panjangnya kata-kata membuatnya teringat suasana perkuliahan )

Ha ha ha ha!

Salam kasih sayang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun